Dee Stories

Kumpulan artikel parenting yang ditulis oleh blogger parenting Indonesia.
Suka travelling & kuliner. Konselor ASI &MPASI.

MENDIDIK ANAK CERDAS FINANSIAL SEJAK DINI

_Institut Ibu Profesional_
_Kelas Bunda Sayang sesi #8_



*_Apa itu Cerdas Finansial?_*

Menurut para ahli cerdas finansial adalah kemampuan seseorang untuk mendapatkan dan mengelola keuangan.

Apabila disesuaikan dengan konsep di Ibu Profesional bahwa uang adalah bagian kecil dari rejeki, sehingga dengan belajar mengelola uang artinya kita belajar  bertanggungjawab terhadap bagian  rejeki yang kita  dapatkan di dalam kehidupan ini.

*_Apa pentingnya cerdas finansial ini bagi anak-anak?_*

Di dalam Ibu Profesional kita memahami satu prinsip dasar dalam hal rejeki yaitu,

_Rejeki itu pasti, kemuliaanlah yang harus dicari_

Ketika anak sudah paham konsep dirinya, maka kita perlu menstimulus kecerdasan finansialnya agar :

_Kemuliaan Anak Meningkat_

dengan cara :

a. Anak paham konsep harta, bagaimana memperolehnya dan memanfaatkannya sesuai dengan kewajiban agama atas harta tersebut.

b. Anak bertanggungjawab atas pengelolaan keuangan sendiri.

c. Anak terbiasa merencanakan (membuat budget) berdasarkan skala prioritas.

d. Anak bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan.

e. Anak memiliki rasa percaya diri dengan pilihan "gaya hidup" sesuai dengan fitrahnya, tidak terpengaruh dengan gaya hidup orang lain.

f. Anak paham dan punya pilihan hidup untuk menjadi employee, self employee, bussiness owner atau investor.

_Bagaimana Cara Menstimulus Cerdas Finansial pada Anak_?"

1.Anak-anak perlu dipahamkan terlebih dahulu bahwa rejeki itu datang dari Sang Maha Pemberi Rejeki,  sangat luas dan banyak, uang/gaji orangtua itu hanya sebagian kecil dari rejeki.

Sehingga jangan batasi mimpi anak, dengan kadar rejeki orangtuanya saat ini.

_Karena sejatinya Anak-anak adalah milik Dia Yang Maha Kaya, bukan milik kita_

Sehingga kalau akan minta sesuatu yang diperlukan anak, mimpi sesuatu,  mintalah ke Dia Yang Maha Kaya, bukan ke manusia,  meski itu orangtuanya.

2. Ajak anak berdialog tentang arti KEBUTUHAN dan KEINGINAN

Kebutuhan adalah sesuatu yang tidak bisa ditunda

Keinginan adalah sesuatu yang bisa ditunda.

Bantu anak-anak membuat skala prioritas kebutuhan hidupnya berdasarkan dua hal tersebut di atas.

3. Setelah paham dengan prioritas kebutuhan hidupnya, maka latih anak untuk membuat "mini budget", sebagai bentuk latihan merencanakan berdasarkan skala prioriitas

Mini budget ini bisa dibuat 3 harian, 1 minggu atau 1 bulan bergantung pada kemampuan dan usia anak.

Dengan adanya mini budget ini anak akan berkomitmen untuk mematuhi apa yang sudah disepakati, kemudian bertanggung jawab menerima konsekuensi apapun atas kesepakatan yang sudah dibuatnya

 4. Anak dilatih mengelola pendapatan berdasarkan ketentuan yang diyakini oleh keluarga kita.

Contoh : Apabila mini budget sudah disetujui oleh orangtua, dana sudah keluar,  anak-anak akan belajar memakai ketentuan yang sudah disepakati keluarga misal kita ambil contoh sbb:

Hak Allah : 2,5 - 10% pendapatan
Hak orang lain : max 30% pendapatan
Hak masa depan : min 20% pendapatan
Hak diri sendiri : 40-60% pendapatan

5. Lakukan apresiasi setiap anak menceritakan bagaimana dia menjalankan mini budget sesuai kesepakatan.

Latih lagi anak-anak untuk membuat mini budget berikutnya dengan lebih baik.

Prinsipnya adalah : Latih - percayai-jalani-supervisi-latih lagi.


 Ingat sekali lagi prinsip di Ibu Profesional

_for things to CHANGE, I MUST CHANGE FIRST_

Apabila kita menginginkan perubahan maka mulailah dari diri kita terlebih dahulu.

Maka sejatinya materi ini adalah proses kita sebagai orangtua agar cerdas finansial dengan cara _learning by teaching_ belajar mengajar bersama anak-anak. Jadi yang utama harus belajar tentang cerdas finansial ini adalah kita, orangtuanya, kemudian pandu kecerdasan finansial anak-anak kita sesuai tahapan umurnya.

Salam Ibu Profesional,


/Tim Fasilitator Bunda Sayang/


📚Sumber bacaan

_Ahmad Gozali, Cashflow for muslim, 2016_

_Septi Peni Wulandani, Mendidik Anak Cerdas Finansial, bunda sayang, 2015_

_Eko P Pratomo, Cerdas Finansial, artikel Kontan, 2015_

Tidak ada komentar

Posting Komentar