Dee Stories

Kumpulan artikel parenting yang ditulis oleh blogger parenting Indonesia.
Suka travelling & kuliner. Konselor ASI &MPASI.

Karak Sate : Hidangan Surabaya Tempo Dulu yang Masih Dicari Hingga Kini

Salah satu hal yang saya syukuri dari lahir dan besar di daerah Surabaya Utara adalah beragamnya kuliner.
Surabaya Utara menurut saya adalah surga kuliner.
Beragamnya budaya yang ada disini membuat kulinernya menjadi kaya.
Mulai dari makanan khas Arab, Madura, Banjar, China, India maupun khas Surabaya sendiri bisa gampang ditemui disini.


Salah satunya adalah Karak Sate.
Bila melihat namanya, kebanyakan orang berpikir bahwa sate ini terbuat dari karak.
Padahal bukan, sate ini tidak mengandung karak sama sekali.


Sate ini terbuat dari potongan daging sapi dan jeroannya yang berukuran cukup besar, kemudian diberi bumbu.
Uniknya, sate ini dimakan bersama ketan hitam bercampur kelapa parut dan sambal bubuk.

Perpaduan rasanya menciptakan citarasa khas Surabaya yang gurih dan sedap.
Ketan hitamnya tidak terlalu lengket, sedangkan kelapa parut yang dicampurkan menimbulkan rasa manis kelapa segar yang khas. Saat keduanya dimakan bersamaan dengan sambal bubuk dan tentu potongan satenya menghadirkan kenikmatan yang unik, berbeda dengan masakan lainnya.


Biasanya saya membeli karak sate di daerah Ampel Lonceng Surabaya.
Namun beberapa hari yang lalu, saya menemukan warung yang berjualan karak sate di daerah Kusuma Bangsa Surabaya.
Saya pun mampir ke warung tersebut.
Ingin mencicipi, apakah sama dengan yang biasa saya makan di Ampel.








Sekilas tidak ada perbedaan dengan yang biasa saya makan di Ampel.
Namun ketika merasakan satenya, maka saya tahu perbedaannya.
Bila di Ampel satenya adalah campuran daging dan jeroan sapi, disini satenya terbuat dari Iso Sapi.
Iso Sapi adalah usus sapi.
Pantesan saja, berbeda tekstur dan rasanya.
Tak perlu khawatir, rasanya tetap enak kok.
Tapi buat yang menderita kolestrol baiknya batasi jumlah konsumsi ya.
Saya dan suami sengaja pesan 10 tusuk sate untuk berdua.


Bagaimana dengan harganya?
Saya membayar Rp.34.000 untuk 10 tusuk sate, dua piring nasi ketan hitam dan segelas es teh jumbo.
Memang sedikit lebih mahal dari yang ada di Ampel.
Namun karena sekarang saya tingg di Sidoarjo, ini bisa jadi alternatif bila saya kangen merasakan hidangan jadul ini.
Lokasinya ada di depan kantor dan saya tak perlu jauh-jauh ke Ampel.

Bagaimana?
Tertarik mencoba?
Bisa datang ke warung sate ini yang letaknya tidak jauh dari THR (Taman Hiburan Rakyat ) Surabaya.
Oh ya warung ini buka mulai pukul 4 sore ya.

4 komentar

  1. wah keliatannya enak sekali... jadi pengen main ke surabaya hehe

    BalasHapus
  2. Tahun depan aku planning k surabaya.. Ga sabar bgt pgn kulineran sih di sana. Baru tau nih mba ttg karak sate.. Makanan khas gini sih sbnrnya yg aku cari kalo sdg traveling :)

    BalasHapus
  3. Iya,, klo ke surabaya wajib di coba ni..
    Makanan khas surabaya banyak terdapat di surabaya utara

    BalasHapus
  4. Wah aku yg arek Sby baru tahu makanan ini :D
    Mungkin krn lbh suka makan sate pakai nasi :D
    BTW enak tu satenya mbak penuh jeroan haha saya suka saya suka :D
    Wah THR masih awet yaaaa :D

    BalasHapus