Dee Stories

Kumpulan artikel parenting yang ditulis oleh blogger parenting Indonesia.
Suka travelling & kuliner. Konselor ASI &MPASI.

Buku Pulih : Kisah Inspiratif Perjalanan 25 Perempuan Bangkit dari Masalah Kesehatan Mental

Buku Pulih
Buku Pulih | IIDN



Buku Pulih berisi kisah inspiratif perjalanan 25 perempuan bangkit dari masalah kesehatan mental. Buku ini membahas sesuatu yang masih tabu dibicarakan : kesehatan mental! Ya, masalah kesehatan mental seringkali tabu untuk dibicarakan. Padahal kesehatan mental ini adalah sesuatu yang tak kalah penting untuk diperhatikan. Kesehatan mental bahkan menjadi beban kesehatan nomor dua di dunia. 


Tidak mudah berbicara tentang masalah kesehatan mental, apalagi untuk menuliskannya. Menceritakan masalah kesehatan bisa membuka luka lama yang mungkin saja belum benar-benar sembuh. 


Tapi IIDN (Ibu-Ibu Doyan Nulis) bersama dengan Ruang Pulih, mampu mengeksekusi project ini dengan baik. Buku ini tak hanya sebatas proses healing bagi para penulisnya, tapi juga bisa menginspirasi para perempuan lainnya. Bahwa mereka berhak mendapatkan kesehatan mental, mereka berhak untuk bahagia. 


Kesehatan Mental

Selama ini kesehatan mental menjadi hal yang tabu untuk dibicarakan. Masyarakat masih abai dengan masalah kesehatan mental. Padahal, banyak orang yang menderita kesehatan mental. 

Menurut WHO, 1 dari 4 orang di dunia akan mengalami gangguan mental setidaknya 1 kali dalam fase kehidupannya. Ada sekitar 450 juta orang yang mengalami gangguan mental dan hampir 1 juta orang melakukan bunuh diri setiap tahunnya. 

Bahkan, WHO memperkirakan bahwa depresi menjadi penyebab kelumpuhan dan kematian, yang akan menjadi beban nomor satu pada tahun 2030. Sebuah fakta yang memprihatinkan ya...

Lalu bagaimana kondisi kesehatan mental di Indonesia? Berdasarkan riset kesehatan dasar tahun 2013, prevalensi gangguan jiwa berat di Indonesia mencapai 1,7 per mil. Artinya, 1-2 orang dari 1000 orang di Indonesia mengalami gangguan jiwa berat. 

Dr. Eka Viora, Sp KJ selaku Direktur Bina Kesehatan Jiwa Kemenkes RI menyatakan pengobatan gangguan jiwa di Indonesia mengalami kesenjangan sebesar lebih dari 90%. Ini berarti kurang dari 10% orang yang mengalami gangguan jiwa mendapat layanan terapi oleh petugas kesehatan. Ah, kondisi yang sangat memprihatinkan ya. 


Perjalanan Pulih



Buku Pulih
Perjalanan Pulih | IIDN 


Perempuan rentan mengalami masalah kesehatan mental. Banyaknya peran yang dipikul dan tekanan yang dihadapi sehari-hari membuat perempuan mengalami masalah kesehatan mental. Sayangnya, banyak perempuan yang belum paham pentingnnya menggunakan ruang konseling. 

Masalah kesehatan mental yang dialami perempuan bisa jadi stres yang tidak tersalurkan dengan baik. Saat stres, banyak perempuan yang memilih mencurahkan perasaannya di sosial media, ketimbang mendatangi ruang konseling.

Ini yang kemudian menjadi perhatian dari Widyanti Yuliandari, ketua umum IIDN. Mbak Wid, begitu panggilan akrabnya, membaca banyaknya status sosial media yang mengandung curhat. Meski awalnya lebih memilih menghindar dari status-status curhat itu, akhirnya mbak Wid tergerak untuk berbuat sesuatu.

Pucuk dicinta ulam pun tiba, Mbak Wid akhirnya bertemu dengan Intan Marie Lie, founder dari Ruang Pulih. Mbak Intan ini adalah seorang konselor yang memiliki banyak pengalamanan dalam mendampingi orang-orang yang mengalami masalah kesehatan mental. 


Baca Juga : Sekolah Ibu, Perlukah?


Kolaborasi IIDN dan Ruang Pulih ini diwujudkan dalam sebuah proyek antologi yang bertemakan mental ilness. Mbak Wid ingin membuat antologi ini berbeda dengan antologi biasanya. 

Antologi yang tidak sekadar nulis bareng. Tetapi antologi yang bisa menjadi sarana belajar dan mendapat benefit sebanyak-banyaknya. 

Penulisan buku Pulih ini punya banyak tantangan. Tidak mudah menulis sesuatu yang penuh luka. Maka dari itu dalam proses penulisan, penulis mendapat pendampingan dari ahlinya. Selain mbak Intan, ada dokter Maria dari RSJD Surakarta yang mendampingi para kontributor buku Pulih ini.

Mbak Wid sebagai pendamping penulisan juga berusaha agar buku Pulih ini bisa menjadi motivasi para pembacanya untuk bangkit dari masalah kesehatan mental. Membaca buku Pulih bukan membuat semakin terpuruk atau menularkan masalah kesehatan mental. Sebaliknya, agar pembaca mampu bangkit dan melakukan proses healing atas masalah kesehatan mental yang menerpanya. 

Tips Agar Bisa Pulih


Buku Pulih
Bincang Pulih | IIDN



Saya beruntung bisa mengikuti Bincang Pulih yang diadakan oleh IIDN pada hari Sabtu, 17 Oktober 2020 lalu. Acara ini bukan hanya peluncuran buku Pulih saja, tetapi juga memberikan berbagai tips agar bisa pulih. 

Setiap orang pasti akan memiliki luka batinnya sendiri. Oleh karena itu penting bagi kita untuk bisa bangkit dari luka batin tersebut. Kita bisa pulih dengan cara : 


1. Trauma yang ada bukan salah kita, tetapi bangkit adalah tanggung jawab kita. 


Buku Pulih
Bangkit dari Trauma | Ruang Pulih

Cara pertama untuk bisa pulih adalah kita perlu menyadari bahwa segala trauma bukan kesalahan diri. Tetapi usaha untuk bangkit dari trauma adalah tanggung jawab diri sendiri.


2. Masa lalu tidak bisa diubah

Kita tidak bisa mengubah masa lalu, yang bisa kita lakukan adalah bangkit dan membuat masa depan yang lebih baik lagi. 


3. Pulih tergantung pada kita

Kemampuan untuk pulih ada dalam diri kita. Manusia adalah pribadi yang cerdas. Manusia bisa mengurai masalahnya sendiri dan mencari jalan keluar dari masalah tersebut.

4. Cintai diri sendiri


Buku Pulih
Mencintai diri sendiri | Ruang Pulih



Mencintai diri sendiri itu penting. Cintai diri sendiri sebelum mencintai orang lain. Mencintai diri sendiri membuat kita hidup bahagia. 


Mengenal Art Theraphy


Buku Pulih
Art Theraphy dengan Mnadala Cinta | Ruang Pulih



Dalam bincang Pulih ini juga dikenalkan art theraphy. Art therapy adalah salah satu metode healing yang disarankan oleh para psikolog untuk melepaskan stres yang dialami oleh seseorang. 

Art therapy ini menjadi cara yang simple. Melalui mewarnai sebuah gambar, stres yang ada bisa dilepaskan.


Buku Pulih
Mandala Cinta Saya | dokpri



Saya mencoba melakukan art theraphy ini dengan mewarnai mandala cinta. Mandala cinta saya memiliki 3 warna : pink, kuning dan biru muda. Sesuai dengan pilihan warna saya sehari-hari.

Saat mewarnai mandala cinta saya bisa tenang sejenak. Menikmati proses mewarnai dengan meaningfull. Ternyata rasanya bisa membuat saya menjadi lebih tenang. Dan bahagia melihat hasilnya. 

Apa yang saya rasakan ini sesuai dengan manfaat dari art theraphy itu sendiri. Melakukan art therapy dengan mewarnai mandala cinta akan membuat kita fokus dan mencintai diri sendiri. 


Review Buku Pulih


Buku Pulih
Buku Pulih | IIDN


Saya memang belum membaca buku Pulih ini. Tetapi mbak Wid membacakan salah satu kisah dalam buku ini. Kisah dimana seorang penulis yang kehilangan pasangan hidupnya.

Ah, mendengar mbak Wid membacakan kisah tersebut, hati saya bergetar. Air mata ikut mengalir. Saya bisa merasakan kesedihan penulis tersebut.

Kehilangan pasangan adalah pukulan terbesar. Tentu tidak mudah untuk mengatasi kesedihan ini. Apalagi jika ada banyak anak yang harus dirawat sendiri. 

Penulis mencoba bangkit. Beragam cara dilakukannya. Mulai dari bergabung dengan komunitas ibu tunggal, mengikuti berbagai seminar dan workshop yang berkaitan dengan pemulihan depresi hingga menulis setiap hari.

Writing is healing, mungkin itu yang dilakukan penulis. Setiap hari penulis selalu menulis. Menulis untuk meluapkan semua kepenatan dan kesedihan yang dirasakannya. 


Baca Juga : Menulis untuk Bahagia


Menulis membuat jiwanya tenang. Perasaan lega melepaskan semua beban yang ada di hati didapatkan setelah menulis. 

Penulis juga bahagia bisa menuliskan kisahnya dalam buku Pulih ini. Selain sebagai proses bangkit dari masalah kesehatan mental yang diderita, penulis berharap buku ini bisa membantu banyak orang untuk pulih dari setiap trauma yang dimilikinya. 

Buku Pulih menjadi saksi perjalanan para kontributor untuk bangkit dari masalah kesehatan mental. Buku Pulih menjadi sumber semangat bagi setiap orang untuk bisa healing dengan luka batinnya. Dan buku Pulih ini juga sebagai wujud kepedulian IIDN dalam merawat setiap anggotanya yang merupakan salah satu tugas utama dari sebuah komunitas. 


Data Buku : 

Judul : Pulih

Tebal : 306 halaman

Ukuran : 14 x 20 cm

Terbit : Agustus 2020

ISBN : 978-623-7841-76-0

Harga normal : Rp. 100.000

Harga PO : Rp. 95.000




Bila teman-teman ingin memiliki buku Pulih ini, teman-teman bisa menghubungi saya ya. 



Demikian sharing hari ini. Semoga sharing ini biasa bermanfaat bagi kita semua. Bila teman-teman ingin berbagi pengalamannya dalam melakukan proses healing, jangan sungkan menulis di kolom komentar ya...






83 komentar

  1. Keren banget ini idenya mbak Wid, membantu para perempuan lain untuk "melepas beban" melalui tulisan. Iya kesehatan mental memang belum mendapat perhatian besar sebagaimana kesehatan fisik, mungkin karena wujudnya tak terlihat ya mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak, antologi yg lain daripada biasanya...
      penuh manfaat, baik bagi penulis maupun pembacanya

      Hapus
  2. Termasuk dalam Yayasan Pulih kah
    Karena ruang geraknya juga di seputar kesehatan mental
    Buku bagus ini mengupas yang dulu ditabukan dan tidak diketahui sehingga ngga diobati

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ruang Pulih mbak...
      iya buku yang membantu penulis dan pembacanya pulih dari setiap masalah gangguan mental

      Hapus
  3. Buku bagus untuk dibaca, agar setiap orang bisa pulih dengan mudah bila mentalnya terganggu, atau bisa mencegah sebelum terganggu. Semoga kita semua diberikan kesehatan jiwa raga, sesulit apapun kondisi. Terlebih di tengah pandemi. Semoga terhindar dari stress. Semoga laris manis bukunya, dan dan bermanfaat buat banyak orang.

    BalasHapus
  4. Bravooo, ga mudah lho buat menuliskan goresan luka hati seperti ini.
    Ibu2 yg super duper hebaaatt!

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya benar, memang tidak mudah menuliskan luka hati,,
      tapi dengan pendampingan dari Ruang Pulih, penulis bisa menuliskan pengalamannya..
      menulis sbg healing juga

      Hapus
  5. Sayang banget saya ga tahu informasi terkait antologi pembuatan buku ini. Nyesel juga sekarang. Soalnya saya pun punya unek unek dan biasanya agak lega kalau sudah dicurahkan. Melalui tulisan maksudnya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah iya teh...
      menulis bs menjadi proses healing

      Hapus
  6. Berbicara tentnag seseorang yang kehilangan pasangan hidupnya kebetulan aku juga punya temen yang baru aja suaminya meninggal. Anaknya masih 3 thaun, mereka rantau di sini. Akhirnya si istri balik ke kampungnya lagi. Ah jadi sedih, padahal dulu kami sering ngobrol karena tinggal di komplek yang sama di tempat kerja suami kami

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya Allah pasti berat ya mbak, semoga temnannya selalu diberi kemudahan

      Hapus
  7. Pada waktu belakangan ini, saya lagi seneng banget baca buku-buku tentang mental health dan self improvement. Baca komen, artikel, atau ulasan tentang buku PULIH, saya jadi tergerak untuk memiliki. Semoga segera bisa sampai rumah dan membuat resensinya dalam waktu dekat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ah iya mbak..
      buku yg membantu kita merawat kesehatan mental..
      wah semoga segera datang ya bukuya mbak,, ditunggu resensinya

      Hapus
  8. Writing is healing. Salut dan kagum dengan proyek buku Pulih ini. Yang tidak hanya memberi ruang bagi penulisnya untuk membagikan kisah pulihnya. Dan memang saat stres, banyak perempuan yang memilih mencurahkan perasaannya di sosial media, ketimbang mendatangi ruang konseling. Padahal kalau di medsos kan yang didapatkan bukan pencerahan biasanya...beda dengan jika konseling ke ahlinya
    Buku yang menarik dan menginspirasi pembaca dengan kisa-kisahnya ini...menarik sekali

    BalasHapus
    Balasan
    1. benar, terkadang banyak yg memilih curhat di media sosial, padahal belum tentu bisa menyelesaikan masalah ya

      Hapus
  9. Topik nya menarik sekali ya mba, kesehatan mental. Dimana yang sering mengalami nya "Perempuan".

    Tentu banyak perempuan diluar sana masih bingung bagaimana untuk pulih karena takut akan aib dan sebagainya sehingga kadang menjadi stress atau bahkan sampai bunuh diri.
    Dan Buku Pulih ini hadir untuk mengajak kita kaum " Perempuan" untuk bangkit hingga pulih akan trauma yang pernah dialami.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya benar,
      banyak yg blm tahu bagaimana cara yang tepat duntuk menyembuhkan luka mental

      Hapus
  10. Masyaallah. Tidak mudah memang menuliskan kisah pribadi semacam ini. Semoga suatu saat saya bisa melakukannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak, memang tdk mudah untuk menuliskannya
      makanya ada pendampingan dari Ruang Pulih untuk para kontributornya

      Hapus
  11. Bakalan kuat nggak ya membaca kisah seperti di buku ini :( Sungguh kehilangan sangat menyesakan jiwa. Dan kehilangan pendamping juga kehilangan tanpa henti :( Salut dengan adanya Yayasan Pulih ini yang menjadi pendukung

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak..
      buku ini mencoba membantu kotributornya untuk pulih dari masalah kesehatan mental
      bukan Yayasan Pulih, tapi Ruang Pulih :)

      Hapus
  12. Bukunya bagus dan temannya aku suka banget. Sekarang aku lebih peduli dan terbuka soal kesehatan mental. Kita juga harus berusaha bangkit dan jaga kesehatan

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak..
      bukunya sangat inspiratif
      membantu kita untuk peduli dgn kesehatan mental

      Hapus
  13. wuah seru yaa acaranya..jadi gak hanya webinar dengar materi gitu. Ada aktivitas mewarnai Mandala juga. Semoga buku Pulih ini dapat memberikan manfaat baik bagi para penulis, maupun pembacanya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya senang bisa ikut bincang Pulih..
      bisa ikutan art theraphy juga, mewarnai mandala

      Hapus
  14. Isu kesehatan mental memang jadi isu yang hangat belakangan...Banyak pula buku yang mengangkat isu ini termasuk Pulih ya...Saat launching, disertai dengan acara yang juga membantu lebih aware terhadap isu itu sendiri...Keren deh...masuk ke wishlist saya buku ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, tentu buku yg tdk mengecewakan ini mbak

      Hapus
  15. Kesehatan mental memang penting banget buat kebahagiaan yg haqiqi. Buku ini bagus banget untuk dibaca semua kalangan

    BalasHapus
  16. Trauma dan masa lalu bukan tanggung jawab kita. Tanggung jawab kita adalah bagaimana trauma tersebut tidak membuat kita tetap berukutat di masa lalu ya Mbak. Bagaimana menatap dan menjalankan masa depan. Karena di sana lah hidup yang perlu digapai

    BalasHapus
  17. Setuju nih, trauma bukanlah kesalahan kita karena kita sendiri pun korban. Tetapi bangkit untuk memulihkan trauma tersebut adalah keputusan dan tanggung jawab kita sebagai pribadi.

    BalasHapus
  18. Perempuan bahagia akan melahirkan anak-anak yang tumbuh bahagia. Dan anak-anak bahagia akan tumbuh menjadi generasi gemilang yang siap membangun dunia.

    Super duper pentiiing menjadi IBU yg sehat jiwa raga. Kadang, rasanya aku juga pengin ngibarin bendera putih tanda menyerah. Tapiii baiklaaahh, mari kita ikhlas dan berupaya sekuat tenaga!

    makasiii artikelnya yaa

    BalasHapus
  19. Aku penasaran pengen baca buku ini, Mbak. Terbayang tulisan yang ada di buku ini bisa menginspirasi untuk pulih dari trauman dan luka di masa lalu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak, saya juga sudah nggak sabar buat baca

      Hapus
  20. Mencintai diri sendiri itu bener sih mba. Kadang kita terlalu takut dianggap egois, tp sebenernya dengan self love jd lebih ga peduli omongan orang yg aneh2

    BalasHapus
  21. Luar biasa sekali IIDN, antologi Pulih ini benar benar berbeda dari antologi yang lain. Penasaran banget sama isi bukunya

    BalasHapus
  22. Ini bagian favoritku:

    "... mencintai diri sendiri itu penting. Cintai diri sendiri sebelum mencintai orang lain. Mencintai diri sendiri membuat kita hidup bahagia!"

    YES.
    Supaya bisa membahagiakan orang lain, kita kudu bahagia dulu!
    C-A-T-A-T!

    ... karena eh karena mustahil rasanya mampu bikin orang lain bahagia jika kita sendiri belum bahagia.

    BalasHapus
  23. Baca cuplikannya saja sudah deg-degan, kebayang deh perasaan terluka para kontributor buku ini, salut untuk semua penulisnya, semoga menginsspirasi pembaca untuk bahagia dan pulih..

    BalasHapus
  24. Akhir-akhir ini saya lihat di linimasa sosmed yang sharing tentang mewarnai. Ternyata ini jadi semacam healing ya. Seperti menuliskan kisah masa lalu dan masuk dalam antologi buku bareng teman-teman sesama yang udah pulih dari mental illnes. Proses menuliskan aja udah jadi healing, menyembuhkan diri agar bisa merasakan bahagia

    BalasHapus
  25. Kaget dengan data ini: WHO memperkirakan bahwa depresi menjadi penyebab kelumpuhan dan kematian, yang akan menjadi beban nomor satu pada tahun 2030. Sebegitu berbahayanya depresi ya. Benar-benar terapi Ruang Pulih termasuk proyek buku Pulih bisa jadi langkah untuk membantu penderita depresi

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak, langkah awal membantu untuk pulih

      Hapus
  26. Ternyata gak mudah bagi tiap orang untuk melakukan pulih kalau dari dalam dirinya gak ada keyakinan. Untuk pulih memang butuh bantuan sebagai penguat. AKu jadi pensaran dengan isi bukunya nih.

    BalasHapus
  27. Bukunya kyk bagus nih dibaca oleh org2 yang ngrasa susah move on, depresi dll.
    Btw itu mewarnainya apa harus dengan mandala2 gtu bentuknya ya? Kalau buku mewarnai biasa bisa healing stress jg gak ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya pas acara sih kita mewarnainya mandala gitu

      Hapus
  28. aku suka banget quote ini, "Trauma yang ada bukan salah kita, tetapi bangkit adalah tanggung jawab kita." harus bangkit karena kita berhak untuk bahagia

    BalasHapus
  29. Salut dengan para penulisnya, karena memang gak mudah untuk menuliskan masalah kesehatan mental yang pernah mereka alami.
    Alhamdulillah, mereka bisa pulih dan bisa bahagia ya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, karena selain menulis mereka juga mendapat pendampingan

      Hapus
  30. Bakal mengandung bawang nggak sih buku Pulih ini, bawaannya mewek mulu pasti. Butuh dukungan yg konkret biar cepat bangkit dari trauma.

    BalasHapus
  31. What? 1 dari 4 orang di dunia akan mengalami gangguan mental setidaknya 1 kali dalam fase kehidupannya? Duuh berarti memang harus lebih waspada pada gelaja-gejalanya ya karena mungkin kita bahkan saya sendiri pernah mengalaminya namun nggak disadari.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, harus lebih aware dgn kesehatan mental

      Hapus
  32. Setiap orang harus waspada nih ya mbak karena gangguan mental bisa menimpa siapa saja

    BalasHapus
  33. Bukunya keren..aku jadi penasaran pengen baca...apalagi proses penulisan juga didampingi ahlinya ya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya,semua kontributor mendapat pendampingan dari Ruang Pulih

      Hapus
  34. Kupikir ini isinya cerpen atau novel ternyata buku non fiksi yang penuh arti ya terutama pelajaran psikologi

    BalasHapus
  35. Semoga buku yang ditulis para perempuan ini bisa menguatkan para pembaca perempuan (dan lelaki) di luar sana yang sedang mengalami masalah kesehatan mental. Juga para lelaki yang membacanya, semoga wawasannya jadi terbuka dan bisa menjadi support system untuk perempuan di sekitarnya (ibu, saudari, istri) yang alami kesehatan mental.

    BalasHapus
    Balasan
    1. amin..
      semoga akin banyak yg peduli terhadap kesehatan mental

      Hapus
  36. Buku yang mengungkap sejuta rasa dan asa para wanita yang berjuang untuk Pulih.
    Salut dengan IIDN dan para kontributor buku yang menulis buku Pulih.

    BalasHapus
  37. IIDN semakin keren, bukan? Iya gak mbak dian. Program²nya kena di hati para perempuan

    BalasHapus
  38. mewarnai mandala cinta, waah kudu telaten. dan warna yg dihasilkan peserta bs beda2 karena sesuai kesukaan dan penggambaran diri ya. buku pulih ini unik, baik dr pembuatan hingga peluncurannya

    BalasHapus
  39. Tergugu saat dibacakan salah satu kisah kontributor Pulih.
    Semoga Allah limpahkan kesehatan dan kembali menemukan kebahagiaan untuk menjalani proses Pulih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hiks iya, apalagi kenal sama penulis kisah itu

      Hapus
  40. Perempuan termasuk yang paling rentan dengan gangguan memtal ringan sampai besar ya.. Kita harus mengenali diri sendiri

    BalasHapus
  41. Aku juga hadir di grand launching buku ini..bener2 mengisnpirasi ya perjalanan 25 perempuan tangguh ini utk pulih

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah iya ya mbak, sangat inspiratif ya acaranya

      Hapus
  42. Ternyata mewarnai bisa jadi sarana terapi diri juga, ya. Mungkin nanti bisa dicoba nih kalau saya lagi banyak pikiran

    BalasHapus