Dee Stories

Kumpulan artikel parenting yang ditulis oleh blogger parenting Indonesia.
Suka travelling & kuliner. Konselor ASI &MPASI.

Selamat Jalan, Celi

 


Kehilangan adalah momen yang menyedihkan. Baik itu kehilangan orang tersayang maupun binatang peliharaan. Memang sih, sejak memelihara kucing, sudah berulang kali saya ditinggal pergi. Tapi, kemarin yang paling menyedihkan. 

Kepergian Celi

Pagi itu, selepas jalan pagi, ibu mertua cerita jika Celi muntah di sofa. Saya pikir, dia hanya memuntahkan makanan saja. Beberapa hari lalu dia seperti itu. 

Namun, alangkah kagetnya saya, saat melihat dia muntah lagi. Muntah busa, seperti keracunan. Dua kali dia muntah busa. Lalu mengeong kesakitan. 

Makin panik saya, langsung bangunin suami. Minta antar ke dokter hewan. Tapi bingung, hari masih terlalu pagi. Dokter hewan langganan buka siang. 


Kami memasukkan Celi ke kandang. Sambil berusaha mencari di Google. Di dalam kandang, Celi kejang-kejang. Duh, suasana makin mencekam. 

Akhirnya, ketemu klinik hewan yang sudah buka. Jaraknya 4 km dari rumah, membutuhkan waktu 15 menit. Kami pun langsung membawa Celi. 

Sepanjang perjalanan, dia terus kejang. Saat hampir sampai, dia berhenti kejang. Dan ternyata, dia sudah tiada. Saat sampai di dokter hewan, Celi sudah tiada. Kata dokter, kena racun tikus. 

Duh, sedih rasanya. Menyesal kenapa semalam tak mencarinya untuk masuk rumah. Tapi, meski tak masuk rumah, dia hanya di bawah mobil di halaman kami. Atau, dia juga bisa masuk lewat jendela, buka jendela sendiri. 

Nasib sial nggak ada di kalender. Celi sedang sial. Mungkin dia tak sengaja makan makanan yang mengandung racun tikus. 

Sedih rasanya. Tak sempat menolong Celi. Kucing kecil itu telah pergi. Celi, kucing cantik bermata biru. 

Pertemuan Pertama

Celi adalah kucing kecil yang saya adopsi pada bulan Desember tahun lalu. Saat itu, hujan gerimis, saya sedang mengantar si bungsu mengaji. Tiba-tiba, ada kucing kecil putih terus mengikuti. Awalnya tak saya hiraukan, karena di rumah sudah ada tiga kucing. Tapi kucing kecil itu tidak menyerah. Dia terus mengeong manja. 



Saya pun tak tega. Apalagi hujan turun makin deras. Akhirnya, saya gendong dan membawanya pulang. Setelah badannya saya keringkan, dia makan dengan lahap. Lalu, setelah kenyang dia pun tertidur pulas. 

Ah, rupanya dia kelaparan dari tadi. Kasihan, hujan-hujan di luar tanpa tempat berteduh. Anak-anak senang dengan kehadiran kucing kecil ini. Mereka pun memberi nama Celi. 

Setelah itu, hari-hari di rumah makin meriah. Celi manja pada semua orang di rumah. Dia pun tak ragu bermain dan bermanja dengan tiga kucing kami lainnya, Muici, Cale, dan Cimi. Mereka akur dan bisa main bersama. 


Celi memang paling manja. Kadang dia ingin tidur didekat saya. Sambil dielus-elus. Ah, kasihan kamu, nak. Masih kecil sudah terpisah dengan indukmu. 

Demi menjaga kesehatan Celi, saat dia sudah cukup umur, dia divaksin dan disteril. Biar nggak hamil dan tumbuh sehat. 

Sedih! Ternyata tak lama hari-hari kami bersama. Hanya sembilan bulan bersama, tapi kenangannya begitu melekat. 

Selamat jalan Celi. Maafkan kalau belum bisa menjagamu dengan baik, ya nak! Celi si cantik bermata biru, nanti kita bertemu lagi ya, nak! 


1 komentar

  1. Maa syaaAllah Celi dirawat baik, insyaaAllah jadi tabungan amal sholihnya mba, salam kenal saya Rini baru ikutan KLIP sesi 3 bukan anggota IIP

    BalasHapus