Dee Stories

Kumpulan artikel parenting yang ditulis oleh blogger parenting Indonesia.
Suka travelling & kuliner. Konselor ASI &MPASI.

Kenangan Puasa Masa Kecil







Hmm,, berbicara kenangan puasa saat masih kecil rasanya malu-malu gimana gitu. Ya, klo di ingat-ingat lagi, saya baru bisa puasa seharian saat sudah masuk usia remaja. Saat kecil kedua orangtua memang tidak memperbolehkan saya untuk puasa. Mereka khawatir sakit maag saya akan kambuh jika ikut puasa.


Saya mulai berlatih puasa saat kelas 3 SD, itupun baru puasa setengah hari. Poso bedug klo istilah jawanya. Puasa sampai dhuhur. Saat adzan dhuhur langsung berbuka terlebih dahulu. Setelah berbuka sebentar baru dilanjutkan lagi puasa hingga magrib. 


Lalu masih sering mokel atau membatalkan puasa. Dengan beragam alasan tentunya. Bisa karena lagi bete karena marah-marah sama teman, cuaca yang sangat panas dan berbagai alasan lainnya. Terus kalau diajak belanja baju lebaran di mall, pasti mokelnya . Hehehe, badung banget ya. 


Puasa jadi hal yang berat bagi saya. Mungkin karena saya terlambat memulainya. Lalu sebenarnya mulai kapan mengenalkan anak pada puasa?


Bila mengacu pada pendidikan berbasis fitrah, usia 0-7 tahun adalah usia keemasan bagi tumbuhnya fitrah keimanan. Di usia ini tumbuhkan kecintaan anak pada Tuhannya, Rasul dan agamanya. Caranya dengan keteladanan dan kisah inapiratif. 


Ini yang saya lakukan pada Chacha (6y). Saya ajak dia ikut sahur dan berbuka kendati dia belum puasa. Dia pun akhirnya tertarik dan mencoba ikut puasa, ya walaupun puasa setengah hari. 


Sejauh ini kalau dihitung sudah ada sepuluh hari dimana dia bisa ouasa setengah hari. Sisanya ya karena dia merengek tida kuat, minta batalin puasa sebelum adzan dhuhur. Saya akhirnya tak memaksanya. Dia mau puasa silahkan, nggak juga nggak apa-apa. Bagi saya, yang penting dia senang dan mencintai ibadah puasa. Tumbuhkan kecintaannya pada puasa terlebih dahulu. Kaau sudah cinta, pasti tidak berat untuk melakukannya. Iya kan?


2 komentar

  1. Alhamdulillah, Chacha nggak ikut badung mokelan kayak mamanya ya. Hehe.....
    Semoga Chacha tumbuh jadi anak pintar sehat dan shaliha :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe iya, alhamdulillah..

      Emaknya badung , haha

      Hapus