Dee Stories

Kumpulan artikel parenting yang ditulis oleh blogger parenting Indonesia.
Suka travelling & kuliner. Konselor ASI &MPASI.

Benarkah, Kusta dan Disabilitas Identik dengan Kemiskinan? Cek Faktanya!

Kusta dan disabilitas


Beberapa hari yang lalu, saya berkesempatan untuk mengikuti acara live streaming YouTube acara Ruang Publik KBR yang didukung oleh NLR Indonesia, yang bertajuk "Kusta dan Disabilitas identik dengan Kemiskinan, Benarkah?". Selama ini, saya tahu bahwa OYPMK (Orang Yang Pernah Menderita Kusta) dan disabilitas masih harus berjuang melawan stigma yang ada di masyarakat. Stigma ini akhirnya membatasi ruang gerak mereka dalam berinteraksi dan mendapatkan akses-akses dalam kehidupan. 

Apa akibatnya? Bayang-bayang kemiskinan selalu mengintai OYPMK dan disabilitas. Keterbatasan akses membuat mereka tidak berdaya, tak bisa melakukan kegiatan produktif untuk menafkahi dirinya. Padahal, bisa jadi mereka punya potensi yang bisa bermanfaat untuk dirinya sendiri maupun masyarakat. 

Benarkah Kusta dan Disabilitas Identik dengan Kemiskinan?

Kemiskinan dan disabilitas

Faktanya, iya.

Kemiskinan menjadi bagian hidup para OYPMK dan disabilitas. Ibu Dwi Rahayuningsih, Perencana Ahli Madya Direktorat Penanggulangan Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat, Kementerian PPN/Bappenas, mengungkap data bahwa tahun 2021, terdapat 6,2 juta disabilitas dalam kategori sedang-berat dan 3,3 juta disabilitas fisik yang didalamnya terdapat OYPMK. Tingkat kemiskinan OYPMK dan disabilitas ini lebih tinggi dibandingkan dengan non disabilitas, yaitu sebesar 15,26%.

Baca Juga : Potret Kusta di Indonesia, Pentingnya Kolaborasi Bersama SUKA untuk Menuju Indonesia Bebas Kusta

Mengapa ini bisa terjadi? Jawabannya, tak lain karena masih adanya stigma di masyarakat tentang OYPMK dan disabilitas. Stigma ini membatasi kontribusi aktivitas sosial dan produktif para OYPMK dan disabilitas. Mulai dari akses terhadap pendidikan, pekerjaan, dan kewirausahaan. 

Disabilitas dan Kemiskinan

Bapak Sunarman Sukamto, Amd, selaku Tenaga Ahli Kediputian V di Kantor Staf Presiden (KSP), menjelaskan kondisi real OYPMK dan disabilitas di lapangan. Bahwa, penyebaran penyakit kusta mayoritas berada di daerah-daerah miskin. Keterbatasan edukasi tentang penyakit kusta, membuat penyandang kusta dipisahkan dari kehidupan bermasyarakat. Bahkan, ada kampung kusta, tempat dimana penyandang kusta hidup terpisah dari masyarakat pada umumnya. 

Inilah yang harus diubah. Jangan ada lagi stigma dan pengucilan terhadap OYPMK dan disabilitas. 

Upaya Pemerintah dalam Mengentaskan OYPMK dan Disabilitas dari Kemiskinan

Lalu, apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi permasalahann ini? Bagaimana cara agar OYPMK dan disabilitas bebas dari kemiskinan?

"Pendekatan negara pada disabilitas adalah paradigma HAM"

Pernyataan di atas adalah pesan presiden tentang disabilitas. Negara tidak mengedepankan rasa empati dan simpati, namun semua disabilitas memiliki hak yang sama, seperti orang pada umumnya. 

Paradigma HAM ini memungkinkan disabilitas terhindar dari diskriminasi dalam dunia kerja. Perusahaan ataupun instansi tidak boleh merekrut berdasarkan disabilitas atau tidaknya, tetapi berdasarkan potensi dari si pelamar kerja. Tidak boleh ada yang tertinggal dari setiap program pemerintah, termasuk disabilitas. 

Bagaimana jika terjadi diskriminasi di dunia kerja?

Secara regulasi, disabilitas memiliki kuota minimum untuk bekerja, baik di instansi pemerintah maupun perusahaan swasta. Instansi pemerintah, termasuk BUMN dan BUMD, wajib menyediakan kuota minimal 2% untuk disabilitas, sedangkan untuk perusahaan swasta minimal kuota 1% dari keseluruhan pegawai. 

Tentunya kuota ini menjadi angin segar bagi disabilitas. Ini menjadi kesempatan untuk produktif dan meningkatkan taraf hidupnya. 

Regulasi ini menjadi salah satu upaya pemerintah dalam mengentaskan disabilitas dari kemiskinan. Dan tentu saja ini tidak bisa dilakukan secara satu arah saja. Namun, juga dari dua arah. Tak hanya program dari pemerintah saja, tetapi juga partisipasi dari disabilitas itu sendiri. 

Pemerintah melakukan pemberdayaan untuk membebaskan disabilitas dari kemiskinan, penyandang disabilitas pun harus aktif mengikuti program yang ada, memanfaatkan kesempatan yang diberikan. 

Baca Juga : Bersama Start-up , Dayamaya BAKTI Kominfo Berdayakan Masyarakat Daerah 3 T

Bagaimana jika dalam praktiknya ada pelanggaran dari regulasi tersebut? Bagaimana jika disabilitas mendapatkan perlakuan diskriminasi di dunia kerja?

Disabilitas bisa melaporkan ke Dinas Tenaga Kerja di setiap daerah, atau bisa langsung melapor ke Kantor Staf Presiden. 

Disabilitas dan Kusta


Menurut Ibu Dwi, sudah banyak program pengentasan kemiskinan untuk disabilitas yang bekerja sama dengan Kementerian Sosial, diantaranya :

1. Bantuan sembako untuk disabilitas kategori miskin dan tercatat di database Kemensos;

2. Penyaluran alat-alat bantu dan pengembangan usaha;

3. Mendirikan Shelter ex Kusta di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Makassar;

4. Mendirikan ULD (Unit Layanan Disabilitas) di 21 titik, dan akan terus bertambah. Dimana ULD ini memberikan pelayanan dan fasilitas kerja, termasuk mempertemukan disabilitas dengan pemberi kerja;

5. Mendorong BLK (Balai Latihan Kerja) memberikan pelatihan vokasi kepada disabilitas;

6. Rencana Aksi Nasional untuk memperluas jaminan kesehatan dan sosial para disabilitas, tak hanya kuota minimum di tempat kerja, tetapi juga meningkatkan layanan keuangan inklusif kepada disabilitas. Mulai dari peminjaman modal usaha, return to work atau penerimaan kembali pekerja yang dalam masa kerjanya mengalami kecelakaan dan menyebabkan kecacatan;

7. Sinergi dengan pemerintah daerah dalam melaksanakan Rencana Aksi Nasional, ditingkat daerah.

8. Bekerja sama dengan pihak swasta, mendorong program CSR (Corporate Social Responsibility), memberikan program pelatihan keterampilan dan kewirausahaan kepada disabilitas. 

Apa parameter taraf hidup ideal OYPMK dan disabilitas 

Parameter taraf hidup ideal bagi OYPMK dan disabilitas tentu tidak sama dengan masyarakat pada umumnya. Bagi OYPMK dan disabilitas, parameternya selain mampu memenuhi kebutuhan dasar, juga harus bisa memberikan kesempatan untuk berpartisipasi, bersosial, serta kebebasan akses.

Baca Juga : Kesempatan Kerja Bagi OYPMK dan Disabilitas 

Tentunya, sebagai anggota masyarakat, kita harus mendukung upaya-upaya pemerintah ini. Dimulai dengan menghapus stigma terhadap OYPMK dan disabilitas.

Berikan OYPMK dan disabilitas kesempatan untuk produktif dan mencapai taraf hidup idealnya. 

Setuju?


46 komentar

  1. Sayangnya masih banyak masyarakat yang belum paham betul apa itu kusta. Sehingga sering banget diskriminatif terhadap penderita kusta dan oypmk. Semoga saja program bersama ini bisa berjalan secara optimal, biar kusta semakin berkurang dan hilang di Tanah Air...

    BalasHapus
  2. Ya Allah kasian ya sodara kita yang menderita kusta tersingkirkan, semoga dengan banyak tulisan tentang kusta ini, masyarakat bisa menerima pemderita kusta hadir di tengah masyarakat tanpa.membeda2kan

    BalasHapus
  3. Ternyata banyak ya program pemerintah dalam pengentasan kemiskinan untuk disabilitas, harus disosialisasikan secara berkelanjutan hingga pelosok, agar disabilitas memiliki haknya dalam bermasyarakat

    BalasHapus
  4. Sejak dulu, penderita kusta memang selalu tersisihkan oleh masyarakat umum, Mbak. Termasuk sulit mendapatkan pekerjaan. Akhirnya, mereka bisa jadi pengemis dengan mengandalkan penyakitnya. Ya, karena tidak ada peluang rezeki, padahal mereka butuh makan juga.
    Makanya perlu sekali perhatian pemerintah. Pasti dibalik kekurangan mereka, ada kelebihan juga yang bisa diolah untuk mendapatkan penghasilan. Misalnya membuat kerajinan yang bisa dijual bahkan sampai dieksplor ke mancanegara.
    Tapi paling penting, memang masyarakat harus menerima kehadiran mereka.

    BalasHapus
  5. Ikut senang membaca informasi bahwa pemerintah kita juga ternyata ikut turun tangan dalam memberantas kusta melalui mandat presiden kepada kantor staff presiden. Semoga langkah baik ini menjadi salah satu ikhtiar terbaik agar negara kita bisa terbebas dari jerat penyakit kusta

    BalasHapus
  6. sedih ya, penyakit menular ini memang berat untuk penderita bukan hanya tentang penyakitnya saja, tapi juga stigma masyrakat yang masih kurang baik menerima mereka.

    BalasHapus
  7. selama ini memang stereotipe ini begitu melekat di masyarakat, karena penyakit ini berkaitan dengan kebersihan lingkungan. semoga dengan adanya program pemerintah, semakin banyak masyarakat dari semua kalangan yang teredukasi akan penyakit ini, sehingga dapat meminimalisir penyebarannya. dan untuk masyarakat disabilitas dan OYPMK semoga dberikan kekuatan untuk bangkit kembali dan sehat

    BalasHapus
  8. Setuju banget Mbak. Semoga ke depannya tidak ada lagi diskriminasi kepada teman-teman disabilitas dan OYPMK ya.

    BalasHapus
  9. Sy baru tahu kalau kusta bekaitan erat sm kemiskinan.. tp saya sampai sekarang penasaran ciri2nya kusta itu gimana ya..

    BalasHapus
  10. Stigma negatif diberantas, maka akan membuka peluang kesempatan kerja dan interaksi sosial sehingga bisa meminimalisir kemiskinan

    BalasHapus
  11. Program pelatihan dan keterampilan serta bantuan modal jadi solusi buat penyintas kusta supaya mereka dapat berdaya dan membuka lapangan pekerjaannya. Berharap makin banyak pihak yang ikut berperan serta ya

    BalasHapus
  12. Penyakit dan Penderita kusta, hrs ditangani oleh org yang memiliki pengetahuan yg mumpuni. Apalagi diperlukan edukasi secara terus menerus soal kusta, agar orang2 tdk menganggap penyakit ini seperti penyakit aneh.

    BalasHapus
  13. wah kok bisa-bisanya ada yang mengkorelasikan kusta dan disabilitas dengan kemiskinan? sedih amat, ternyata banyak yg blm paham dan teredukasi soal kusta dan disabilitas nih ya di sekitar kita

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Teh,
      Edukasi dan sosialisasi memang diperlukan sehingga tak ada lagi salah persepsi

      Hapus
  14. Tentang kusta ini sepertinya perlu sosialisasi lebih luas agar masyarakat paham terhadap kusta dan tidak membedakan perlakuan terhadap OYPMK dengan orang biasa

    BalasHapus
  15. Edukasi tentang kusta maupun disabilitas memang penting banget ya disosialisasikan ke masyarakat secara menyeluruh agar tidak ada lagi stigma negatif maupun perlakuan diskriminasi yang selama ini menjadi penyebab keterbatasan mereka pada akses layanan publik termasuk dalam hal pekerjaan sehingga mereka pun diidentikkan dengan kemiskinan padahal boleh jadi bila diberikan ruang dan kesempatan yang sama mereka pu
    pasti dapat mengembangkan potensi dirinya berpenghasilan sendiri

    BalasHapus
  16. aku udah beberapa kali mengikuti webinar mengenai kusta ini. memang hal pertama yang perlu kita lakukan dengan mengurangi stigma sama teman kusta. selain itu ya perlakukan seperti biasanya karena kusta sekarang sudah ada obatnya.

    BalasHapus
  17. Mari bersama kita bangun lingkungan yang ramah dan mengakui kemampuan para OYPMK dan disabilitas di sekitar kita dengan cara memberikan hak yang sama dan tidak membedakan karena keterbatan yang mereka miliki.

    BalasHapus
  18. Alhamdulillah pemerintah ikut turun tangan dalam memberantas kusta. Ini merupakan usaha pemerintah, agar warga negara kita terbebas dari penyakit kusta.

    BalasHapus
  19. Masih banyak masyarakat yang beranggapan penyakit kusta itu sulit disembuhkan. Sehingga takut bergaul dengan mereka. Harus disosialisasikan lebih luas lagi ya, agar masyarakat awam lebih teredukasi.

    BalasHapus
  20. semoga pemerintah makin memperhatikan pada difabel dan orang yang berjuang melawan kusta ini ya Mak, karena tentu mereka adalah SDM Indonesia yang wajib juga mendapat perhatian dan kesempatan untuk memperbaiki kehidupan mereka

    BalasHapus
  21. Tulisan ini membuktikan bahwa stigma masyarakat tentang OYMPK identik miskin itu kurang tepat. Mereka juga bisa produktif kok dan berdikari sendiri

    BalasHapus
  22. Setuju pake banget mbak. Karena memang sudah selayaknya OYPMK dan disabilitas mendapatkan kesempatan yang sama dengan kita. Semoga program pengentasan kemiskinan untuk disabilitas ini terus berlanjut ya mbak.

    BalasHapus
  23. Saat ikut livemya menemukan hal baru, selama ini membahas masalah kemiskinan hanya secara umum, setelah mengetahui ternyata angka kemiskinan pada disabilitas sangat tinggi jadi tahu, ada PR besar. Salah satu PR besar itu kita ikut mengalgaungkan kalau oypmk dna disabilitas punya hak yang sama dnegan semua orang

    BalasHapus
  24. Bicara tentang kusta, memang sepertinya masih menjadi momok yang perlu terus diperhatikan agar angka OPYMK juga semakin terus menurun yah, kak. Apalagi pada tulisan ini menyinggung tentang peran serta dari sisi peningkatan segi produktivitas, semoga gaung ini menjadi goal di Indonesia.

    BalasHapus
  25. Setuju, mbak. Justru kita harus ikut support mereka para OPYMK untuk dapat sembuh dan survive, pun dengan disabilitas yang juga bisa mendapatkan hak yang sama dengan semua orang tanpa membedakan

    BalasHapus
  26. Bagus banget yaah..karena kini sudah ada regulasi yang jelas dari pemerintah terkait OYPMK dan disabilitas. Sehingga edukasi yang baik dan meningkatkan kepercayaan para pemilik usaha untuk menerapkan hak dan kewajiban yang sama pada karyawannya yang OYPMK dan disabilitas.

    BalasHapus
  27. Sebenarnya, pasti ada diantara sekian banyak OYPMK dan penyandang disabilitas yang memiliki kemampuan dan bisa bekerja secara profesional. Tapi karena stigma buruk masyarakat pada mereka, akhirnya akses ke dunia pendidikan dan pekerjaan jadi terbatas, dan mereka tak bisa menunjukkan potensinya itu.

    Semoga dengan kegiatan-kegiatan seperti ini, pelan-pelan stigma buruk dimasyarakat ini akan terkikis dan mereka bisa punya kesempatan yang sama untuk mengakses berbagai sarana yang bisa meningkatkan perekonomian mereka

    BalasHapus
  28. Semoga dengan banyaknya program dari pemerintah untuk OYPMK ini diskriminasi semakin berkurang dan penyandang kusta mendapat hak yang sama dengan yang lain ya

    BalasHapus
  29. Temen2 yang berkebutuhan khusus memang harus diberi ruang untuk berkreasi. Dan memang iya, siapa yg tau kelebihan mereka kalau enggak dicoba untuk bekerja, ya. Hiks

    BalasHapus
  30. Kalo seperti ini stigma jadi lebih membahayakan dr penyakit itu sendiri. Sedih ya ketika mereka buat keluar rumah atau berobat aja malu karena pandangan org lain.

    BalasHapus
  31. Tulisan bagus mengandung ajakan kepada masyarakat luas supaya tidak membeda-bedakan penderita kusta.
    Tulisan yang menyadarkan masyarakat bahwa kusta itu tidak menular dan bisa sembuh.

    BalasHapus
  32. Edukasi yang dilakukan agar tidak memberi stigma negatif pada penderita kusta atau OYPMK, sangat penting. Takutnya masih banyak orang yang melakukan hal itu. Kayak dapat diskriminasi di tempat kerja gitu juga kan

    BalasHapus
  33. Kasihan ya Mbak OYPMK dan disabilitas yang mendapat stigma negatif dari masyarakat dan bahkan ada yang dikucilkan. Alhamdulillah kalau pemerintah sudah punya program-program baik untuk mereka. Semoga pelaksanaannya bisa maksimal. Dan kita juga harus mendukung upaya pemerintah dengan memperlakukan mereka sebaik mungkin.

    BalasHapus
  34. Udah menjadi permasalahan sejak lama sih para penderita kusta sering sekali terjadi diskriminasi didunia kerja. Bersyukur banget adanya perhatian dari pemerintah agar bisa bekerja sama untuk para disabilitas dan penderita kusta.

    BalasHapus
  35. Disabilitas dan kusta ini memang wajib diperhatikan banget, karena mereka juga punya hak yang sama seperti masyarakat umum lainnya. Dan ternyata pemerintah sudah mengadakan berbagai program juga untuk bantu mereka, semoga upaya tersebut bisa bantu mereka menjadi mandiri dan ekomoninya juga semakin baik.

    BalasHapus
  36. Meski udah ada aturan yang ngasih peluang ke diamsabilitas buat kerja, tapi pandangan orang masih belum banyak berubah sih. Makanya difabel lebih milih kerja di tempat khusus. Kesempatan buat .ereka udah mulai kebuka si, tapi kalo masyara6makin kebuka pikirannya dan teresukasi6, yakin dah, ini difabel ga bakalan miskin

    BalasHapus
  37. Sebenarnya program pemerintah untuk mendukung OYPMK ini sudah cukup banyak ya mbak, mungkin kurang dukungan saja. Semoga semakin meluas dampaknya agar para OYPMK semakin berdaya dan sejahtera.

    BalasHapus
  38. Kusta dianggap penyakit menakutkan oleh masyarakat, karena itu diskriminasi pada disabilitas kusta seperti sulit dihentikn

    BalasHapus
  39. Setuju dong! Karena OYPMK dan disabilitas juga sama-sama warga negara yang hak dan kewajibannya dijamin oleh Undang-Undang. Tinggal persoalan edukasi yang terus menerus, agar stigma negatif terhadap mereka, berkurang.

    BalasHapus
  40. Jujur kalau baca - dengar dan ada beberapa kasus dimana para penderita disabilitas mendapat perlakuan ekstrim sediiih ...

    dan itulah yaaa butuh banyak orang untuk gandeng tangan entaskan kemiskinan (terutama miskin hati dan nurani)

    BalasHapus
  41. Karena stigma yang melekat sejak dulu kalo orang dengan kusta itu memalukan jadi mereka masih mendapat perlakuan gak mengenakkan dan berdampak pada kemiskinan.

    BalasHapus
  42. Mengenai kusta ini banyak yg masih menyisihkan penderitanya ya Mba, tapi semoga makin banyak masyarakat yang teredukasi biar gak mendiskriminasi penderitanya lagi

    BalasHapus
  43. adikku terjangkit kusta dari atasannya di kantor (fyi, adikku ini asn di kementerian). kami kaget saat dia periksa ke dokter dan divonis kusta. setelah berobat rutin selama setahun, alhamdulillah kondisinya membaik, bahkan sekarang wajah dan kulitnya kembali bersih setelah sebelumnya sempat membengkak dan hitam keabuan

    BalasHapus
  44. Sudah miskin, kena penyakit, dibatasi pula ruang geraknya, gimana gak tambah susah hidupnya oypmk? Hiks... Semisal penderita yg tertular dalam kondisi ekonomi yang baik, mungkin masih bisa bergerak, entah untuk berobat, melawan stigma, maupun tetep berusaha bekerja/biin usaha dari modal yang ada.

    BalasHapus
  45. Pemerintah selalu berusaha dalam memberikan ruang untuk teman-teman yg mengalami disabilitas. Semoga di ruang nyata semakin banyak perusahaan yg menerima dan memperhatikannya.

    BalasHapus