Dee Stories

Kumpulan artikel parenting yang ditulis oleh blogger parenting Indonesia.
Suka travelling & kuliner. Konselor ASI &MPASI.

Pekerjaan Domestik Tanggung Jawab Siapa?

 

Pekerjaan Domestik Tanggung Jawab Siapa?




Halo, teman deestories.. 

Apa kabar? 


Hampir satu pekan menjalani puasa, nih. Bagaimana? Masih semangat? 


Semoga masih semangat dan tambah gaspol ya puasanya. 


Teman deestories, saat Ramadan seperti ini ada salah satu aktivitas yang rutin saya lakukan selain berpuasa. Saya suka mendengarkan kajian online saat Ramadan seperti ini. 


Mendengarkan kajian online menjadi aktivitas yang menyenangkan sembari menunggu adzan magrib. Ya, anggap saja ngabuburit. 


Seperti kemarin, saya mendengarkan kajian online melalui kanal YouTube Cari Ustadz. Kanal YouTube ini memiliki program yang berjudul Ruang Tengah. 


Di mana, program ini bertujuan membahas beragam isu sosial di masyarakat. Tak hanya dihubungkan dengan perspektif keislaman saja, tetapi juga dibahas secara sosial. 


Tema kajian Ruang Tengah kemarin sangat menarik, “Pekerjaan Domestik Tanggung Jawab Siapa? “





Tema yang sangat related dengan kondisi akhir-akhir ini. 


Teman deestories pasti masih ingat. Beberapa waktu lalu, di media sosial sempat viral, suami yang tetap memaksa istrinya melakukan pekerjaan domestik meski sedang sakit. Sang suami berdalih, bahwa dia sudah mencari nafkah. Maka, sudah sewajarnya jika istrinya lah yang melakukan pekerjaan domestik. Tak peduli bagaimana kondisinya. 


Hmm, apakah benar pekerjaan domestik itu hanya tangung jawab istri? 


Inilah yang dibahas dalam kajian kemarin. Ada dua narasumber, yaitu ;


  1. Dr. Nur Rofiah, Bil Uzm, dosen Ilmu Al Quran dan Tafsir Perguruan Tinggi Al Quran

  2. Putri Karina Puar, illustrator, content creator, dan founder Buibu Baca Buku


Dua narasumber memaparkan pandangannya dengan apik tentang siapa yang bertanggung jawab dalam pekerjaan domestik ini. 


Pekerjaan Domestik


Kajian dimulai dari pandangan kak Putri tentang apa itu pekerjaan domestik. Berhubung kak Putri bergelut di dunia literasi, maka ia pun merujuk ke KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) tentang definisi pekerjaan domestik. 



Pekerjaan Domestik Tanggung Jawab Siapa?




Menurut KBBI, pekerjaan domestik adalah pekerjaan rumah tangga. Pekerjaan yang dilakukan di dalam rumah. Mulai dari mengasuh anak, memasak, mencuci, hingga membersihkan rumah. 


Secara konteks, pekerjaan domestik dianggap tidak memiliki nilai sosial maupun ekonomi. 


Mengapa Pekerjaan Domestik Seringkali Dibebankan Kepada Perempuan? 


Pekerjaan domestik banyak dibebankan kepada perempuan karena adanya konstruksi sosial di masyarakat. Dalam masyarakat, telah lama terbentuk konstruksi bahwa ayah pergi bekerja di luar rumah, maka ibu bertanggung jawab dengan pekerjaan di dalam rumah. 


Baca Juga : 8 Resolusi Pernikahan untuk Rumah Tangga Harmonis dan Bahagia


Namun, dalam perjalanannya sekarang tatanan keluarga banyak perubahan. Bisa jadi ayah dan ibu sama-sama bekerja di luar rumah. Atau bisa jadi ibunya mencari nafkah di dalam rumah misalnya dengan menjadi ilustrator maupun kreator konten. 


Tetapi konstruksi tersebut tidak berubah. Meski pasangan suami istri sama-sama mencari nafkah, pekerjaan domestik tetap saja dibebankan kepada perempuan (istri). Harusnya, sama-sama mencari nafkah, sama-sama juga dalam mengerjakan pekerjaan domestik. 


Pandangan Islam tentang Pekerjaan Domestik


Bagaimana pandangan Islam tentang pekerjaan domestik? Sebelum menjawab ini, Ustadzah Nur Rofiah mengajak pendengar kembali ke masa pra Islam. 


Dulu, sebelum datangnya Islam, perempuan dianggap sebagai hartanya laki-laki. Perempuan lahir sebagai harta bapaknya. Kemudian, jika dia sudah menikah, maka ia akan menjadi harta istrinya. 


Pekerjaan Domestik Tanggung Jawab Siapa?




Konsep perempuan sebagai harta itu membuat perempuan disimpan di dalam rumah. Harta adalah sesuatu yang harus dijaga. Rumah menjadi tempat teraman untuk melindungi. 


Inilah yang akhirnya membuat perempuan mau tak mau dibebankan untuk mengurus pekerjaan rumah. Pekerjaan domestik menjadi tanggung jawab perempuan. 


Namun, kedatangan Islam mengubah semuanya. Islam menganggap bahwa perempuan itu sama dengan laki-laki. Perempuan dan laki-laki memiliki kedudukan yang sama sebagai khalifah di muka bumi. 


Perempuan dan laki-laki sebagai hamba Allah yang memiliki mandat melakukan kemaslahatan di muka bumi. Kemaslahatan di dalam maupun di luar rumah sama-sama tanggung jawab perempuan dan laki-laki. 


Pembagian Peran dalam Rumah Tangga


Pekerjaan domestik adalah kemaslahatan yang harus dilakukan oleh perempuan dan laki-laki. Soal teknis pembagian perannya, tentu saja harus di musyawarahkan. 


Tentu saja hasil musyawarah ini berbeda setiap keluarga. Kondisi setiap keluarga berbeda, tentu saja pembagian peran dalam rumah tangga juga berbeda. 


Namun, yang perlu diingat adalah bagaimanapun tekniknya, tidak menggugurkan kewajiban bagi suami istri dalam melakukan kemaslahatan tersebut. 


Contohnya, rumah bersih adalah untuk kemaslahatan bersama. Soal teknisnya siapa yang melakukan adalah hasil musyawarah setiap keluarga. 


Teladan Rasulullah dalam Pekerjaan Domestik


Rasulullah sebagai suri teladan pun banyak mencontohkan dalam melakukan pekerjaan domestik. Rasulullah memerah susu untuk keluarganya. Rasulullah pun mencontohkan untuk terlibat pengasuhan. 


Saat Rasulullah mengasuh cucunya, beliau tidak segan. Lelaki berwibawa tidak harus kejam. Wibawa laki-laki juga dilihat dari bagaimana kasih sayangnya pada anggota keluarganya. 


Bagaimana Pembagian Pekerjaan Domestik yang Baik? 


Lalu bagaimana pembagian pekerjaan domestik yang baik? 


Tentu saja yang paling pertama harus dimiliki adalah persamaan nilai. Pastinya suami istri harus punya nilai yang sama bahwa pekerjaan domestik adalah kemaslahatan bersama. Harus dilakukan bersama. 


Kemudian, tentu saja harus ada kesepakatan bersama. Bagaimana suami istri membuat kesepakatan bersama tentang pembagian pekerjaan domestik. 


Baca Juga : Tentang Pekerjaan Rumah yang Nggak Ada Habisnya dan Gimana Caranya Biar Tetap Waras


Contohnya, saya dan suami bersepakat bahwa mengasuh anak adalah urusan bersama. Maka, saat suami bekerja, anak-anak dalam asuhan saya. Malam hari, giliran suami yang bertugas. Suami bertugas menemani anak-anak belajar di malam hari sekaligus mengantarkan mereka tidur. Biasanya, sebelum tidur , anak-anak dibacakan cerita. 


Soal beberes rumah, suami juga ikut terlibat. Dia bertugas membersihkan kamar mandi dan mengepel rumah. Sementara saya mengerjakan pekerjaan domestik lainnya. Suami juga tak segan membuat kue jika sedang libur. Atau saat anak-anak ingin baking, maka suamilah yang melakukannya. 


Kesimpulan


Pekerjaan domestik adalah tanggung jawab bersama. Pekerjaan domestik adalah bentuk kemaslahatan dalam rumah tangga. Ini menjadi kewajiban bagi perempuan dan laki-laki. 


Suami istri adalah mitra yang setara. Sudah selayaknya saling membantu, termasuk dalam melakukan pekerjaan domestik ini. 








Tidak ada komentar

Posting Komentar