Dee Stories

Kumpulan artikel parenting yang ditulis oleh blogger parenting Indonesia.
Suka travelling & kuliner. Konselor ASI &MPASI.

Membangun A Home Team

Ibu Septi dan Pak Dodik





Kemarin, menjadi hari yang spesial buat saya. Ibu Profesional Surabaya mengadakan acara meet up bareng Ibu Septi Peni dan Pak Dodik. Kesempatan emas yang sayang jika dilewatkan begitu saja. Ya, kapan lagi bisa ngobrol dengan hangat dengan founder komunitas Ibu Profesional ini.


Biasanya untuk bisa menimba ilmu dengan beliau bertiga, tentu harus ikut seminar dulu. Atau bila ingin sekadar bersilaturahmi harus ke Salatiga. Kali ini bisa ngobrol bareng tanpa harus jauh-jauh ke Salatiga ataupun daftar seminar dulu.


Ya mungkin inilah salah satu previlage menjadi pengurus Ibu Profesional. Kami punya kesempatan untuk lebih cepat bertemu ibu dan bapaknya IIP 😉.
Acara meet up ini bisa terlaksana disela agenda ibu dan bapak yang telah mengisi seminar di Surabaya. Ibu dan bapak memberikan waktu untuk ngobrol bersama para pengurus Ibu Profesional Surabaya dan sekitarnya. Ya, karena tak hanya regional Surabaya saja yang diundang. Beberapa Ibu Profesional lainnya juga turut hadir. Mulai dari Gresik, Mojokerto, Lamongan, Madura bahkan Bayuwangi pun turut datang.


Acara diadakan di cafe Oshilova yang terletak di Jalan Ponti Sidoarjo. Acara spesial ini hanya diperuntukkan oleh pengurus Ibu Profesional. Baik pengurus regional maupun pengurus RB (Rumah Belajar) dan PD (Play Date). 


Bersama bu Septi dan pak Dodik



Banyak peserta bertanya pada bu Septi dan pak Dodik bagaimana kiat sukses membangun a home team. Setidaknya ada lima tips yang bisa saya ambil dari beliau berdua, agar bisa menjadi a home team yang baik.


1. Buat Tujuan Bersama


Ini adalah modal awal untuk membangun a home team. Bagaimana bisa jadi a home team kalau tidak punya tujuan bersama. Makanya perlu bagi setiap keluarga untuk memiliki visi dan misi. 


Jujur, di awal membangun sebuah keluarga, saya dan suami belum memikirkan membuat apa visi dan misi keluarga kami. Niat kami menikah ya untuk beribadah dan membangun keluarga yang sakinah, mawadah dan warrahma. Bukan tujuan yang salah juga sih, tapi mungkin perlu dijabarkan dengan konkrit.


Nah baru di tahun ketiga pernikahan kami membuat visi dan misi secara tertulis. Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali kan? Visi dan misi ini adalah wujud tujuan bersama. Visi dan misi ini yang akan menjaga apakah kami akan tetap on track atau tidak dalam menjalani kehidupan rumah tangga. 


Namanya juga tujuan bersama, pastinya harus dibuat bersama. Hasil pemikiran dan keputusan bersama. Dan pastinya harus dilaksanakan bersama.


2. Berbagi Kebahagian



Terkadang banyak istri yang mengeluh suaminya tidak banyak membantu. Baik untuk urusan pekerjaan rumah tangga maupun mengasuh anak.


Kalau kata pak Dodik, mungkin karena kita hanya membagi beban bersama. Siapa yang mau berbagi beban. Bukan berbagi beban, tapi harusnya berbagi kebahagiaan. Bagi peran yang membahagiakan. Apa yang disukai itu yang dilakukan. 


Baca buku bareng ayah



Misalnya, suami saya paling suka kalau bermain bersama anak dibandingkan mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Ya sudah, saya akan jarang atau mungkin menghindar untuk meminta bantuannya mengerjakan pekerjaan rumah tangga. 


Main bareng ayah



Dia lebih bahagia menyuapi anaknya, membacakan buku, mengajak belajar ataupun main bersama. Maka saat anak-anak bersamanya, saya akan bisa tenang mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Rumah bersih, anak-anak juga terurus. Nah ini kan namanya kerjasama, a home team. 


3. Jangan Mengejar Kesempurnaan


Siapa yang tidak ingin rumah bersih, anak-anak terurus, dapur selalu menyajikan masakan yang enak dan masih bisa merawat diri. Saya pun ingin menjadi ibu yang sempurna. Membuat rumah menjadi bersih, menyajikan makanan yang enak dan bergizi, tetap bisa bermain bersama anak dan masih bisa tampil menarik di hadapan suami.


Ah, sayangnya semua kesempurnaan sangat sulit diraih. Kalau saya ingin rumah bersih, biasanya saya akan lebih sering marah-marah ke anak. Membersihkan rumah jelas menguras tenaga, kalau sudah capek pastinya emosi gampang tersulut.


Maka saya dan suami menurunkan standar. Kami tak lagi mengejar kesempurnaan. Bagi suami tak ada masalah kalau rumah berantakan, asalkan anak-anak tetap terurus dengan baik. Baju kotor dan setrikaan bisa didelegasikan ke laundry. Bersih-bersih rumah bisa memanggil tukang bersih-bersih lewat aplikasi. Kalau nggak sanggup masak ya beli saja. Sebab anak lah yang menjadi prioritas utama. Urusan lainnya bisa diserahkan pada ahlinya 😉


4. Perbanyak Komunikasi



Menurut pak Dodik, bisa di bilang kalau inti dari rumah tangga adalah komunikasi. Maka perbanyak komunikasi dengan pasangan. Komunikasi dengan anak-anak.

Ngobrol bareng




Misalnya, saat makan malam. Jangan buru-buru menghabiskan makanan. Selesai makan gunakan untuk saling bicara. Kalau saya, selalu mengagedakan pillow talk setiap sebelum tidur. 


Komunikasi ini penting. Dengan saling bicara bisa saling merefleksikan perasaan masing-masing. Agar tak ada miss komunikasi. Bisa juga sebagai bahan evaluasi. Apakah selama ini yang sudah dilakukan sudah sesuai dengan visi dan misi yang sudah dibuat sebelumnya. 


5. Jangan Lupa Mantra Ajaib



Di akhir diskusi, pak Dodik mengingatkan untuk jangan melupakan mantra ajaib. Ya, mantra ajaib agar suasana berkeluarga bisa menyenangkan. Agar a home team bisa berjalan baik.


Apa itu? 
Banyak main bareng
Banyak ngobrol bareng
Banyak beraktivitas bareng


Mantra ini memang ampuh membangun kedekatan keluarga. Sehingga bisa terwujud a home team.
Kalau jarang berinteraksi, bagaimana bisa kompak?




Terimakasih bu Septi dan pak Dodik. Pertemuan singkat kemarin sungguh menginspirasi saya. Membuat saya semakin bersemangat untuk bisa membersamai anak-anak. Menciptkan  a home team di rumah kami.

14 komentar

  1. Lihat mbak Dian di sosmed dan blog, sering bahas IIP Surabaya, jadi penasaran😂 harus jadi ibuk2 ya buat ikutan. Aku nyontek dulu tipsnya biar nanti berumah tangga, jadi kompak🤭

    BalasHapus
  2. Saya sering membuat kesepakatan bersama suami kalau kita adalah tim. Terutama saat kami bertiga sedang liburan jauh. Kalau nggak kompak pasti ujungnya ngomel-ngomel. Jadi, awal sudah komit kalau kita ini tim. hehehe

    BalasHapus
  3. Wah bermanfaat banget nih tipsnya��..saya jg salah satu fans nya ibu Peni..dan mpe skrg blm kesampean aja pgn gabung IIP bandung. Tfs mba Dian��

    BalasHapus
  4. kesempurnaan memang hanya milik tuhan ya mbak
    yang penting udah berusaha maksimal dan saling memahami yaa

    BalasHapus
  5. Aku save artikel ini, kak. Aku butuh asupan asupan macem ini

    BalasHapus
  6. Wah info yang sangat bermanfaat bagi aku yang bahkan belum berumah tangga. Terima kasih banyaaaak.

    BalasHapus
  7. Tadi sempat aku kira Ibu Septi dari Salatiga, ternyata bukan ya. PAsangan berprestasi selalu datang dari komunikasi yang lancar ya.

    BalasHapus
  8. Beneraaan...
    Banyak ketemu berdua aja sama suami ini bikin makin kompak.

    Semoga sehat terus Ibu dan Pak Dodik.
    Kangeen Ibuuu...

    BalasHapus
  9. Setidaknya inj jadi pelajaran untuk aku. Aku simpan dulu deh

    Salam
    Kidalnarsis.com

    BalasHapus
  10. Sepakat. Jangan mengejar kesempurnaan karena itu malah membuat kita sulit bersyukur dengan yg sudah dimiliki saat ini.

    BalasHapus
  11. Bener banget, home team ini bikin bonding makin berasa erat ya. Udah gitu juga kerjaan jadi mudah selesai. Walopun ada kalanya, anak-anak rada susah buat kerjain tugas-tugasnya. Iya, aku sudah libatkan anak-anak dalam home team. Soalnya anakku udah 2 yang remaja :D

    BalasHapus
  12. wah baru tahu ada komunitas ini, keren banget ya ...

    BalasHapus
  13. Numpang promo ya Admin^^
    ajoqq^^com
    mau dapat penghasil4n dengan cara lebih mudah....
    mari segera bergabung dengan kami.....
    di ajoqq^^com...
    segera di add Whatshapp : +855969190856

    BalasHapus