Dee Stories

Kumpulan artikel parenting yang ditulis oleh blogger parenting Indonesia.
Suka travelling & kuliner. Konselor ASI &MPASI.

Jelajah Candi Singosari, Cagar Budaya Indonesia Peninggalan Terakhir Kerajaan Singosari






Malang kota wisata yang tak jauh dari Surabaya ini menjadi pilihan kami menghabiskan akhir pekan. Malang tak hanya menyuguhkan wisata alam yang memukau. Melainkan juga penuh sejarah, kota ini dulunya adalah pusat Kerajaan Singosari. Kerajaan yang didirikan oleh Ken Arok yang fenomenal itu. Dan kami memilih menjelajah Candi Singosari sebagai destinasi wisata kali ini. Kami ingin menikmati Candi Singosari, cagar budaya Indonesia peninggalan Kerajaan Singosari.


Sejarah Kerajaan Singosari



Berbicara tentang Kerajaan Singosari tak bisa dilepaskan dari peran Ken Arok. Ken Arok mendirikan kerajaan ini pada tahun 1222 M dengan cara tak biasa. Mengapa tak biasa? Sebab kerajaan ini didirikan dengan pertumpahan darah yang terus berlangsung hingga beberapa generasi berikutnya.






Semuanya bermula ketika Ken Arok membunuh Tunggul Ametung, akuwu (setara camat) Tumapel dengan keris Mpu Gandring. Setelah membunuh Tunggul Ametung, Ken Arok pun menjadi akuwu baru. Dan juga menikahi Ken Dedes, janda Tunggul Ametung yang telah mengandung. Kelak anak tersebut di beri nama Anusapati.  Disinilah Kerajaan Singosari bermula. 


Keris Mpu Gandring membawa kutukan bagi perjalanan suksesi di Kerajaan Singosari. Semuanya bermula dari Ken Arok yang menghunuskan keris tersebut kepada pembuatnya, Mpu Gandring. Maka sang Mpu pun mengutuk, bahwa Ken Arok dan tujuh turunannya pun akan diakhiri oleh keris tersebut. 





Ramalan itu benar adanya, Ken Arok tewas ditikam keris Mpu Gandring. Anusapati, anak tirinya adalah dalang kematian Ken Arok. Selanjutnya, Anusapati juga tewas ditikam Tohjaya (anak Ken Arok dan Ken Umang) dengan keris Mpu Gandring pula. 


Tohjaya naik tahta, namun dia selalu diliputi ketakutan. Dia sangat curiga pada Rangga Wuni, anak Anusapati. Rangga Wuni memendam dendam atas kematian ayahnya. Bersekutu dengan Mahisa Campaka, anak Mahisa Wunga Teleng yang tak terima tahta kerajaan Kediri diambil Tohjaya, Rangga Wuni melakukan pemberontakan. Mereka menyerang istana. Tohjaya melarikan diri. Namun karena luka-luka dalam pertempuran, dalam pelarian itu Tohjaya meninggal dunia. 





Rangga Wuni menaiki tahta kerajaan Singasari dengan gelar Sri Jaya Wisnuwardhana. Mahisa Cempaka turut pula memerintah dengan gelar Narasimhamurti. Mereka mengadakan pemerintahan bersama dengan menyatukan kerajaan Singasari dan Kediri.


Kutukan keris Mpu Gandring pun lenyap. Suksesi berdarah antara trah Ken Arok dan Tunggul Ametung pun berakhir.


Kerajaan Singosari mencapai puncak kejayaan saat diperintah oleh Kertanegara. Kertanegara terkenal dengan ekspedisi pamalayu nya. Ekspedisi ini bertujuan untuk tujuan dari ekspedisi ini adalah untuk menggalang kekuatan di Nusantara di bawah satu komando Singosari yang bertujuan untuk menahan kemungkinan serangan dari Mongol. 


Kerajaan Singosari runtuh akibat pemberontakan Jayakatwang. Pemberontakan ini berhasil membunuh Kertanegara. Singosari pun berakhir. 


Candi Singosari 



Candi Singosari menjadi salah satu peninggalan penting Kerajaan Singosari. Candi ini diyakini sebagai tempat peristirahatan terakhir Raja Kertanegara.


Candi Singosari ini terletak di areal kompleks percandian seluas 200 x 400 m. Candi Singosari disebut juga sebagai Candi Cungkup atau Candi Menara. Candi Singosari menjadi candi yang tertinggi dari candi-candi lain disekitarnya. Namun sayang, keberadaan candi-candi tersebut sudah musnah. Candi Singosari menjadi satu-satunya candi yang tersisa. 






Candi Singosari terletak pada lembah diantara Pengunungan tengger dan gunung Arjuna diketinggian 512 m diatas permukaam laut. Dengan pemberian nama candi menaraoleh orang Belanda karena bentuk candi tersebut menyerupai bentuk menara.  Seorang ahli purbakala bngsa Eropa lainya bernama W.F Stutteirheim, pernah memberi nama candi ini dengan sebutan “Candi Cella” sebagai ganti dari candi menara. Alasanya karena candi tersebut memiliki celah seebanyak empat buah pada dinding-dinding dibagian tubuh candinya. Tetapi nama tersebut tidak banyak yang memakai.


Penduduk setempat menamakanya “Candi Cungkup”. Namun pada akhirnya nama yang sekarang dipakai adalah “Candi Singosari” karena letaknya di Singosari.


Bentuk candi ramping sebagaimana candi-candi dengan langgam Jawa Timur pada umumnya. Candi Singosari terbuat dari batu andesit. Candi ini dibuat dengan cara menumpuk batu andhesit hingga ketinggian tertentu selanjutnya diteruskan dengan mengukir dari atas baru turun kebawah.






Candi Singosari adalah candi Hindu yang diperkirakan dibuat pada tahun 1300 M. Candi Singosari terdiri dari 3 bagian, bagian bawah disebut Bhurloka diyakini sebagai alam manusia. Badan candi disebut Bhuvarloka, diyakinin sebagai tempatnya orang-orang suci. Makanya badan candi sengaja dikosongkan untuk menghormati roh-roh orang suci leluruh Singosari. Dan puncaknya disebut Swarloka, diyakini sebagai alam dewa dewi dalam keyakinan Hindu.


Jelajah Candi Singosari



Kereta kami berhenti di stasiun Singosari. Kami melanjutkan perjalanan dengan taxi online. Tak lama kami pun sampai di Candi Singosari.


Saat masuk ke candi, kami diharuskan mengisi buku tamu.
Lalu petugas meminta kami untuk membayar uang kebersihan seikhlasnya. Bingung dengan tarif seikhlasnya membuat kami memberi Rp. 15.000 untuk bertiga.




Disini tak hanya bisa melihat candi. Tetapi juga bisa melihat beragam arca peninggalan Kerajaan Singosari. Arca-arca disini kebayakan adalah arca Syiwa. Maklum candi ini adalah candi Syiwa. Tak heran jika disini banyak sekali arca Syiwa dengan beragam foto dan ukuran. 





Selain arca Syiwa, di Candi Singosari ini juga ada arca-arca lainnya. Misalnya arca Durga dan arca Lembu Nandini. Sayangnya banyak arca yang rusak. Banyak arca yang sudah tidak utuh lagi. 


Mengunjungi candi ini sebenarnya bisa menjadi sarana napak tilas perjalanan Kerajaan Singosari. Sayangnya, tidak ada informasi yang ditampilkan di candi ini. Kami yang wisata mandiri ini jadi tidak tahu cerita-cerita sejarah di balik candi ini. 




Kami berharap harusnya ada beberapa papan informasi yang menampilkan kisah sejarah candi ini. Maklum kami datang sendiri, tanpa membawa guide. Mungkin jika ada guide, pasti kami akan mendengar beragam cerita menarik seputar candi ini. 





Jalan-jalan ke candi ini membuat kami bisa refresh sejenak. Menghirup segarnya udara pegunungan dan melihat rumput yang hijau. Mengelilingi candi ini tak terlalu melelahkan dibandigkan keliling Prambanan ataupun Borobudur kok.





Selain bisa menikmati peninggalan Kerajaan Singosari, saat berkunjung kesini kamu bisa berburu banyak foto yang menarik. Saking menariknya, banyak juga yang melakukan sesi foto prewedding disini.


Candi Singosari sebagai Cagar Budaya Indonesia


Candi Singosari ini termasuk cagar budaya Indonesia. Menurut Undang-Undang No. 11 Tahun 2010, Cagar Budaya adalah Warisan budaya bersifat kebendaan berupa benda cagar budaya, bagunan cagar budaya, struktur cagar budaya, situs cagar budaya dan kawasan cagar budaya di darat atau di air yang perlu dilestarikan keberadaanya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama dan kebudayaan melalui proses penetapan.





Penetapan Candi Singosari sebagai cagar budaya dilakukan pada tahun 1998. Candi Singosari sudah tercatat dalam sistem registrasi nasional cagar budaya dengan nomor registrasi RNCB. 19980721.04.00431.


Candi ini termasuk cagar budaya dalam kategori benda cagar budaya. Benda Cagar Budaya adalah benda alam dan benda buatan manusia, baik bergerak maupun tidak bergerak, berupa kesatuan atau kelompok, atau bagian-bagiannya, atau sisa-sisanya yang memiliki hubungan erat dengan kebudayaan dan sejarah perkembangan manusia. 


Sebagai cagar budaya, tentu keberadaan candi ini perlu diletarikan. Pelestarian candi Singosari sebagai cagar budaya diatur dalam Undang-Undang No.5 tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya yang antara lain berbunyi:
"Upaya melestarikan benda cagar budaya dilaksanakan selain untuk memupuk rasa kebanggaan nasional dan memperkokoh kesadaran jatidiri sebagai bangsa yang berdasarkan Pancasila, juga untuk kepentingan sejarah, ilmu pengetahuan, kebudayaan dan pemanfaatan lain dalam rangka kepentingan nasional". 


Beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk melestarikan Candi Singosari sebagai cagar budaya adalah :





Pemugaran



Pemugaran menjadi langkah umum yang dilakukan untuk melestarikan bangunan cagar budaya. Candi Singosari yang dibangun pada tahun 1300 M ini pertama kali mengalami pemugaran pada Pada tahun 1934.


Saat itu keadaan candi sangat rusak. Candi pun di pugar kembali dengan membongkar pada bagian batur kemudian dibangun kembali selapis demi selapis namun pemugaran tidak seluruhnya dilaksanakan, karena banyak batu-batu yang aslinya telah hilang sehingga pemugaran hanya pada bagian atap tingkat 2, itupun tidak lengkap dan sampai pada tahun 1936 pemugaran ini masih dilaksanakan.

Di Candi Singosari banyak peninggalan-peninggalan yang sudah tidak utuh lagi. Bagian-bagian candi juga banyak yang rusak. Pemugaran diharapkan bisa membuat kondisi candi menjadi lebih baik lagi.


Guide



Guide sangat dibutuhkan jika kita mendatangi bangunan-bangunan bersejarah. Pasti banyak cerita menarik yang bisa digali dari setiap bangunan bersejarah, termasuk Candi Singosari.


Keterbatasan pegawai membuat pengunjung tidak bisa ditemani oleh guide. Mungkin pihak candi bisa bekerjasama dengan sekolah pariwisata yang ada di Malang. Para pelajar ataupun mahasiswa bisa dijadikan guide bagi pengunjung candi.


Wisata Herittage



Candi Singosari bisa menjadi potensi pariwisata yang menarik. Tak hanya wisatawan lokal, tetapi juga mancanegara. Melalui wisata herritage ini bisa bekerjasama dengan biro perjalanan. Biro perjalanan bisa membuat paket tour wisata herritage menuju Candi Singosari.


Kawasan Ekonomi Khusus



Melestarikan cagar budaya juga bisa dilakukan dengan mengembangkan kawasan ekonomi khusus disekitar candi. Agar candi menjadi semakin terkenal dan menjadi destinasi pilihan.


Peran Milenial



Di era digital ini tak bisa dipungkiri bahwa generasi milenial memegang peran yang sangat penting. Menggandeng generasi milenial dalam melestarikan candi adalah perlu. 


Milenial bisa mengunjungi candi sebagai destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi. Mengisi hari libur dengan berkunjung ke candi. Menikmati sejarah lewat benda peninggalan budaya.


Generasi milenial bisa diajak untuk ikut mempromosikan candi melalui sosial media. Caranya bisa dengan membuat konten positif tentang candi Sampaikan keindahan candi kepada masyarakat luas. Milenial bisa membuat vlog maupun menulis blog.


Tulisan ini menjadi salah satu cara saya melestarikan cagar budaya. Menulis pengalaman datang ke cagar budaya untuk mengikuti Kompetisi Blog Cagar Budaya Indonesia “Rawat atau Musnah”.


Yuk, perkenalkan cagar budaya yang ada di daerah kalian masing-masing dan ajak masyarakat untuk melestarikannya.  Infonya lebih lanjut, liat poster dibawah ini ya. 





So, bagaimana? Apakah kalian pernah berkunjung ke cagar budaya? Atau mungkin juga pernah datang ke Candi Singosari, jangan lupa share juga pengalaman kalian di kolom komentar ya 😊😊😊

23 komentar

  1. Kayaknya di Sumenep, Madura ada juga semacam kerajaan Madura. Mungkin itu bisa dibilang cagar budaya ya, yuni juga belum cek n ricek sih. Hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pasti ada mbak..
      Kan di sumenep ada kratonnya

      Hapus
  2. Dulu pas masih Smp pas baca cerita tentang "keris empu gandring" berasa kayak baca dongeng.
    Takjub ini cerita sejarah. Dan kini candi singosari menjadi Cagar budaya Indonesia.
    mudah-mmudah-mudahan tetap berdiri dengan megah dan terawat ya mba..
    agar anak cucu nantinya bisa merasakan armosfer sejarah yang nyata.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya..
      Buar anak2 nggak hanya baca di buku sejarah

      Hapus
  3. Wah Ken Arok dan sebagainya, jadi ingat pelajaran sejarah ya.
    Senang banget berada di Jawa karena berbagai teori di buku pelajaran ada di sini.

    tapi udah lama di Jawa, belum sempat explore juga.
    memang dibutuhkan perhatian lebih untuk cagar budaya bangsa kita ya.
    baik oleh pemerintah maupun kita :)

    BalasHapus
  4. Wah baru tau candi singosari ini satu satunya yang tersisa dari wilayah ini. Padahal bagus sekali area nya dan termasuk bersih. Kalo gak dijaga pasti bakal musnah juga

    BalasHapus
  5. Aku sering bolak balik Surabaya belum pernah ke Candi SIngosari, ternyata cantik ya bentuknya :)

    BalasHapus
  6. Aku beberapa kali pernah ke Candi Singosari. Karena makam Mbah Kung ku ada di dekat situ, tinggal jalan kaki. Jadi setiap tahun ortuku nyekar ke situ.
    Dan memang ga ada guidenya..waktu ajak anak-anak pas ga ada pegawainya..jadi bingung juga mau cerita ke mereka apa, kuatir salah.
    Memang pelestarian cagar budaya masih jadi pe er kita bersama

    BalasHapus
  7. Wahh, aku baru tahu lho mba ada candi Singosari di Surabaya padahal udah beberapa kali kesana. Destinasi yang menarik nih buat dikunjungi

    BalasHapus
  8. Aku ingat2 lupa pernah ga ya berkunjung ke Candi Singosari? Hehehe... candi2 lain pernah sih. Aku senang ajak keluarga berkunjung ke candi dan museum. Supaya mereka tahu sejarah dan turut menjaga kelestariannya. Paling sebel sama vandalisme tuh orang2 ga bertanggung jawab corat-coret dan menuliskan kata2 kotor benar2 merusak cagar alam dan budaya kita hhmm...

    BalasHapus
  9. Sepertinya jumlah candi di pulau Jawa itu ada banyak banget, ya. Bahkan mungkin masih ada yang belum diketahui. Saya jadi penasaran, kalau di luar pulau Jawa aa candi juga atau enggak

    BalasHapus
  10. Kok aku jadi penasaran ya sama Candi Singosari, selama ini hanya tahu dari buku-buku aja. Mumpung masih tinggal di daerah Jawa Timur, sepertinya harus diagendakan nih lihat langsung Candi Singosari.

    BalasHapus
  11. Baca-baca tentang Cagar Budaya di blog temen-temen sungguh bikin nambah wawasan. Banyak banget tempat yang aku gak tahu. Semoga dengan banyaknya yang menulis, kita semua jadi aware untuk bisa menjaganya. Jangan sampai rusak apalagi punah.

    BalasHapus
  12. Baca tulisan ini jadi kangen Malang. Dulu pernah ke Candi Singosari dan ngorbol dengan juru kunci yg sudah turun-temurun menjaga candi ini.

    BalasHapus
  13. Kira kira sekarang keris Mpu Gandring ada dimana ya? Berhasil diselamatkan ngga ya.
    Mampir ke candi ngga lengkap kalo ngga ada guide yang menceritakan sejarah lokasi tersebut. Ada benernya memanfaatkan siswa siswi atau mahasiswa arkeolog untuk jadi guide.

    BalasHapus
  14. Tiket nya murah ya mba. Semoga terpelihara terus candi bersejarah ini

    BalasHapus
  15. saya suka sekali kisah ken arok dan ken dedes. saking cantiknya ken dedes sampai ken arok merebutnya dr suaminya. dan saya hitung keris tak sampai membunuh 7 turunan, berarti kutukan terjadi hanya karena ada dendam perebutan kekuasaan

    BalasHapus
  16. Semoga candi-candi ini bisa terus dipelihara, agar anak cucu kita nanti bisa melihat bukti dari sejarah kerajaan di indonesia.

    BalasHapus
  17. Cagar budaya ini wajib dan harus dilestarikan mulai dari diri kita sampai keturunan kita. Karena ini adalah sejarah perjuangan bangsa kita di jaman dahulu.

    BalasHapus
  18. Aku berasa mengulang lagi bacaanku zaman SD di RPUL hehehe ttg candi2 mbak :D
    Aku suka baca cerita dan riwayat kerajaan dan candi dulu. Alhamdulilah msh berkesempatan liat peninggalan sejarahnya ya. Moga awet dan terjaga sampai selamanya :D

    BalasHapus
  19. Jelajahi Candi bersama anak pasti akan menjadi pengalaman yang menyenangkan ya, gak melulu liburan ke mall, pantai atau gunung. Ternyata cagar budaya candi sangat sarat akan sejarah, kapan ya saya bisa menjelajahi Candi yang satu ini

    BalasHapus
  20. Wah pelajaran sejarah ku dulu dapet berapa ya? Masak aku baru tau kalau ada candi juga di Singosari hahaha walaupun kecil tapi ternyata ceritanya cukup fenomenal ya

    BalasHapus
  21. Terimakasih sudah share informasi yang menarik dan bermanfaat buat masyarakat.

    BalasHapus