Dee Stories

Kumpulan artikel parenting yang ditulis oleh blogger parenting Indonesia.
Suka travelling & kuliner. Konselor ASI &MPASI.

Rumah Minim Sampah, Cara Nyata Jaga Bumi dan Keanekaragaman Hayati


Rumah Minim Sampah



Rumah Minim Sampah, Cara Nyata Jaga Bumi dan Keanekaragaman Hayati - 


Bumi adalah tempat kita tinggal. Sudah selayaknya kita menjaga tempat tinggal kita. Bumi dan segala isinya termasuk keanekaragaman hayati wajib kita jaga bersama. Semua itu tak hanya untuk hidup kita saat ini saja. Tetapi juga untuk kepentingan generasi di masa depan. Untuk masa depan yang lebih baik.


Sampah dan Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman hayati adalah kekayaan atau bentuk kehidupan di bumi, baik tumbuhan, hewan, mikroorganisme, genetika yang dikandungnya, maupun ekosistem, serta proses-proses ekologi yang dibangun menjadi lingkungan hidup (Primak et al dalam 1998 dalam Kuswanda 2009).


Keanekaragaman hayati sendiri sering pula disebut sebagai biodiversitas. Biodiversitas ini dapat kita temui di sekitar kita, berbagai makhluk hidup yang kita temui menggambarkan adanya perbedaan-perbedaan antara makhluk hidup yang saling menyeimbangkan.


Sampah dan Keanekaragaman Hayati



Kelangsungan keanekaragaman hayati bergantung dari kondisi lingkungan sekitar. Pelestarian lingkungan tentu menjadi cara utama dalam melestarikan keanekaragaman hayati.
Sampah menjadi sebuah permasalahan bagi kelestarian lingkungan. Sampah menjadi hambatan yang mengganggu kelestarian keanekaragaman hayati. Fakta-fakta sampah di Indonesia sangat memperhatinkan.


Indonesia memiliki jumlah penduduk sebesar 237 juta jiwa, setiap harinya sampah yang dihasilkan berjumlah 130.000 /hari. Indonesia menjadi Negara kedua terbesar di dunia sebagai penghasil sampah plastik. Pada tahun 2015, Universitas Georgia merilis hasil penelitian bahwa Indonesia menjadi Negara kedua terbesar di dunia sebagai penghasil sampah plastik yang di buang ke laut. Jumlah sampah plastik yang mengapung di setiap mil persegi samudera diperkirakan sebanyak 46 ribu. Padahal sampah plastik baru bisa terurai selama 450-1000 tahun.


Negara Penghasil Sampah Plastik



Banyaknya sampah plastik yang dibuang ke laut, tentu akan mengganggu keseimbangan ekosistem laut. Limbah plastik sangat rentan bagi kelangsungan ekosistem laut seperti terumbu karang dan seagrass (lamun). Ukurannya sangat kecil dan mudah dimakan biota laut sehingga mengancam populasi biodiversitas sekitarnya. Penelitian dari LIPI menemukan bahwa beberapa biota laut terpapar mikroplastik. Misalnya ditemukan mikroplastik dalam perut fosil hidup atau ikan purba di laut Bunaken, Sulawesi Utara. Juga kerang hijau di Teluk Jakarta yang terpapar logam berat. Semua itu tentu akan membahayakan kesehatan kita sendiri. Apa jadinya jika kita mengkonsumsi ikan yang sudah tercemar? Pastinya akan membahayakan diri kita sendiri.


Baca Juga : Tips Agar Anak Bisa Membuang Sampah Pada Tempatnya


Selain itu bencana ledakan TPA (Tempat Pembuangan Akhir) juga pernah terjadi di Indonesia. Pada 21 Februari 2005, terjadi ledakan di TPA Laeuwigajah Bandung. Ledakan tersebut menewaskan 143 jiwa dan menjadi ledakan TPA terbesar di dunia. Penumpukan sampah yang terkena air hujan di TPA, membuat gas metana keluar naik. Gas yang bercampur dengan udara memicu terjadinya pijar api yang kemudian menjadi sumber ledakan. Tentu ledakan ini juga akan mengancam ekosistem yang ada disekitar TPA.


Tempat Pembuangan Akhir



Bagaimana dengan sampah makanan? Sampah terbesar yang dihasilkan oleh DKI Jakarta adalah sampah makanan. Menurut data dari Dinas Kebersihan Provinsi Jakarta, 54% sampah yang dibuang di Jakarta menuju Bantar Gebang Bekasi, adalah sampah makanan. Sampah makanan menjadi sumber masalah sampah di dunia. Padahal jika ¼ makanan yang terbuang bisa diselamatkan, maka akan mampu mencukupi 870 juta orang kelaparan di dunia.


Sampah Makanan



Popok bayi juga menjadi permasalahan bagi kelestarian keanekaragaman hayati. Tiga juta popok bayi setiap harinya mencemari sungai di Jawa Timur. Ecoton Surabaya memaparkan bahwa popok bayi menjadi 37% dari keseluruhan sampah yang mencemari sungai-sungai yang ada di Jawa Timur. Setiap harinya tiga juta popok bayi dibuang di sungai. Ini tentu akan mencemari ekosistem yang ada di sungai.


Sampah Popok


Rumah Minim Sampah



Beberapa fakta tentang keberadaan sampah di Indonesia tentu sangat memprihatinkan. Kita tentu harus bergerak untuk mengatasi ini semua. Bagaimana caranya? Caranya dilakukan mulai dari rumah. Mengapa rumah? Sebab sampah rumah tangga sebagai penyumbang sampah terbesar di Indonesia. Setiap harinya rata-rata sampah rumah tangga yang dihasilkan adalah 800 gram.


Ditambah lagi dua puluh empat persen sampah di Indonesia tidak terkelola. Menurut penelitian terbaru dari Sustainable Waste Indonesia (SWI), mengungkapkan bahwa 24 % sampah di Indonesia masih tidak terkelola.


Pasti akan sangat membantu bila rumah berhasil menekan angka produksi sampahnya. Apalagi kalau rumah bisa membantu mengolah sampahnya sendiri. Disinilah tujuan dari adanya rumah minim sampah.


Bagaimana mewujudkan rumah minim sampah? Caranya dengan melakukan 3 M : Mencegah, Memilah dan Mengolah.


Mencegah


Langkah awal mewujudkan rumah minim sampah adalah mencegah. Cegah pemakaian barang-barang sekali pakai dan sulit terurai, misalnya plastik. Maka langkah pencegahan yang kami lakukan di rumah adalah dengan “Diet Plastik”. Mencegah masuknya sampah plastik ke rumah bisa dilakukan dengan selalu membawa kantong belanja sendiri saat berbelanja. Saat belanja bulanan di swalayan ataupun belanja harian di tukang sayur, saya selalu membawa kantong belanja sendiri. Ketika belanja ikan atau daging atau ayam saya juga membawah wadah sendiri.


Diet Plastik



Tak hanya itu, saat menggelar acara arisan saya juga mencegah menghasilkan banyak sampah. Bingkisan makanan untuk arisan diwadahi besek yang bisa digunakan lagi. Suguhannya teh hangat dan air putih yang disajikan di teko yang dihidangkan dengan gelas kaca. Tidak ada lagi gelas plastik air minum dalam kemasan.


Saat keluar rumah selalu berusaha membawa bekal. Atau paling tidak membawa wadah makanan sendiri bila harus jajan di luar. Jangan lupa bawa tumbler sendiri.


Bawa Tumbler dan Wadah Makan



Memilah


Langkah kedua setelah mencegah adalah memilah. Memilah sampah berdasarkan jenisnya. Proses memilah ini akan memudahkan kita untuk ke tahap akhir, mengolah. Di rumah saya memisahkan sampah menjadi enam jenis :


💠 Sampah dapur, berasal dari sisa sayuran, buah, kulit telur, sisa ikan dan daging juga sisa nasi,  ampas kelapa dan minyak jelantah.

💠 Sampah daur ulang berasal dari botol plastik, tetrapak, plastik jajanan, kaleng, kaca.


Sampah Daur Ulang


💠 Sampah elektronik, berasal dari lampu yang sudah mati, kabel dan baterai.

💠 Sampah kertas dan kardus

Sampah Kardus


💠 Sampah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) meliputi botol bekas obat nyamuk, obat-obatan kadaluarsa, botol bekas karbol dan lain sebagainya.

💠Sampah lain-lain, berasal dari sampah yang tidak masuk dalam lima kategori sebelumnya.


Mengolah



Langkah terakhir dalam mewujudkan rumah minim sampah adalah mengolah. Ya, kelola sampah sebisa mungkin. Sampah yang sudah tidak bisa kita kelola baru kita buang ke tempat sampah yang selanjutnya akan dibawa ke TPA oleh tukang sampah. Ini akan membantu mengurangi volume sampah yang sampai ke TPA.


Ada lima langkah pengolahan sampah yang saya lakukan di rumah.


💠 Keranjang Takakura


Keranjang Takakura



Keranjang takakura bisa mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos. Sampah organik tidak akan memenuhi TPA, selain itu bisa menjadi hal yang lebih bernilai. Sampah-sampah dari kulit buah, sayuran yang tidak basah bisa dimasukkan ke keranjang takakura ya. Oh ya, pembuatan keranjang takakura bisa dilihat disini ya.


💠 Felita

Felita



Mengolah sampah dapur nyatanya tak cukup dengan keranjang takakura saja. Saya juga membuat Felita untuk mengolah sampah dapur. Felita (Fermentasi Limbah Rumah Tangga) ini efisien mengolah sampah dapur yang basah, yang tidak bisa dimasukkan ke takakura.



Baca Juga : Tips Olah Sampah Ala Omah Rame


💠 Mengubur


Sisa-sisa ikan kalau tidak saya berikan pada kucing liar, ya saya kubur di halaman rumah. Tulang dan duri ikan yang dikubur tidak akan membusukkan sampah. Pengennya sih mau buat lubang biopori. Semoga segera terwujud, biar nggak repot gali-gali buat mengubur.


💠 Compost Art


Kreasi dengan Composs Art



Ampas kelapa dan kulit telur biasanya juga saya gunakan sebagai bahan membuat composs art bersama anak-anak. Anak-anak bisa berkreasi dari ampas kelapa dan tulit telur. 
Anak-anak suka sekali berkreasi dengan compos art.  Composs art  membuat sampah bisa menjadi bentuk kerajinan yang menarik.


💠 Bank Sampah


Jadi Nasabah Bank Sampah


Menjadi nasabah bank sampah juga menjadi cara mengolah sampah. Sampah-sampah yang tidak bisa saya kelola sendiri saya serahkan ke bank sampah. Botol, kaleng, kertas, kardus, plastik kemasan, tetrapak bahkan minyak jelantah saya serahkan ke bank sampah. 



Rumah minim sampah menjadi wujud komitmen kita dalam menjaga bumi dan kelestarian hayati. Bila semua rumah bisa melakukan ini, saya yakin volume sampah yang menumpuk di TPA akan teratasi. Pun tidak akan ada lagi sampah plastik yang merusak laut.


Kontribusi MSIG Biodiversity dalam Menjaga Bumi dan Keanekaragaman Hayati



Usaha untuk menjaga bumi dan keanekaragaman hayati bisa dilakukan oleh siapa saja. Termasuk oleh perusahaan, seperti yang dilakukan oleh MSIG. MSIG adalah sebuah perusahaan asuransi umum terbesar di Indonesia yang sudah memiliki pengalaman selama 40 tahun.


MSIG mempunyai Misi utama yaitu berkontribusi pada pengembangan masyarakat dan membantu memastikan masa depan yang terjamin, dengan mengupayakan keamanan dan ketenteraman melalui bisnis asuransi global dan jasa keuangan. MSIG menganggap penting menyelaraskan kegiatan perusahaan  dengan kepentingan dunia sebagai kunci untuk memastikan masyarakat yang berkelanjutan. MSIG memastikan bahwa masyarakat bisa terus berkembang dan planet tetap layak dihuni oleh generasi-generasi mendatang.


Beberapa langkah yang dilakukan MSIG dalam menjaga kelestarian hayati adalah :


1. Edukasi Peduli Lingkungan



Kepedulian MSIG terhadap kelestarian hayati ditujukkan dengan memberikan edukasi peduli lingkungan. MSIG mengadakan kegiatan internal bagi para karyawan dalam hal pelatihan mengenai gaya hidup ramah lingkungan misalnya gaya hidup paperless.


2. Melakukan Penghijauan di Hutan Suaka Margasatwa Paliyan



Tak sekadar memberi edukasi, Asuransi MSIG Indonesia juga berperan konkret untuk menjaga kelestarian hayati. Bersama Mitsui Sumitomo Insurance Jepang, MSIG Indonesia sejak 2005 secara aktif memulihkan dan merehabilitasi hutan di Suaka Margasatwa Paliyan. Hingga saat ini, sekitar 300.000 pohon asli, pohon buah, dan pohon bermanfaat lainnya telah ditanam. 
Hutan yang dipulihkan diharapkan dapat menyerap sekitar 70.000 ton karbondioksida dalam 20 tahun yang akan datang. Selain itu, permukaan hutan dapat membantu mengurangi banjir dan longsor di area tersebut.


Penghijauan yang dilakukan MSIG




Pencapaian program kelestarian keanekaragaman hayati yang sudah dicapai hingga saat ini:


💠 300.000 pohon ditanam di lahan seluas 350 hektar

💠 23 spesies burung yang singgah bertambah

💠 9 spesies kupu-kupu yang singgah bertambah

💠 19 sekolah berpartisipasi dalam pendidikan lingkungan

💠 165 guru diberi pelatihan tentang pendidikan lingkungan

💠 97.057 benih didistribusikan untuk mendorong penghijauan di antara masyarakat setempat

💠 185 rumah tangga setempat diberi pelatihan tentang metode penanaman

3. Kelas Kreatif Keanekaragaman Hayati


Di samping mengampanyekan kebutuhan akan perlindungan keanekaragaman hayati di kalangan internal karyawan, MSIG juga berkomitmen  memastikan bahwa generasi mendatang juga dididik dan dibekali pengetahuan yang sama untuk melanjutkan kelestarian alam ini. MSIG Indonesia akan mengajak siswa dari beberapa sekolah terpilih untuk melakukan beragam aktivitas langsung sekaligus mengajarkan pentingnya upaya pelestarian dan pemulihan lahan tandus yang telah gundul (seperti pada kasus Suaka Margasatwa Paliyan di Yogyakarta).


Kelas Kreatif


MSIG memberikan pemahaman kepada generasi penerus bangsa untuk memupuk rasa kepedulian terhadap lingkungan. Misalnya mendaur ulang sampah plastik dan menamam pohon. Beberapa sekolah yang  disinggahi oleh MSIG Indonesia antara lain SDN Grogol Utara 01 Jakarta, SDN Karang Tengah 07 Bogor dan SDN Rancagong 01 Tangerang.


Asuransi Umum Terbesar di Indonesia

Asuransi Umum Terbesar di Indonesia


Pelestarian lingkungan merupakan wujud nyata menjaga bumi dan keanekaragaman hayati. Semua langkah yang sudah dilakukan bertujuan untuk masa depan generasi penerus yang lebih baik.
Berbicara tentang mempersiapkan masa depan, saya mempersiapkan asuransi untuk keluarga. Asuransi menjadi langkah preventif  menjaga keberlangaungan kehidupan kita. Asuransi itu ibarat sedia payung sebelum hujan.


Pilihan asuransi saya jatuh kepada MSIG. PT Asuransi MSIG Indonesia merupakan bagian dari MS & AD Insurance Group yaitu salah satu perusahaan asuransi umum (asuransi umum adalah asuransi yang memberikan ganti rugi kepada tertanggung atas kerusakan atau kerugian harta benda) yang terpercaya di Indonesia. Selain itu, MSIG juga punya kontribusi untuk menjaga bumi dan keanekaragaman hayati.

MSIG Pilihan Asuransi Terbaik 



MSIG Indonesia menyediakan asuransi semua risiko harta benda yang menjamin dalam bentuk kehilangan ataupun kerusakan harta benda akibat bencana seperti bangunan, inventaris, stok, peralatan, dan mesin.


MSIG juga merupakan asuransi terkemuka mapan dengan perspektif jangka panjang yang bertujuan untuk menawarkan solusi asuransi yang efektif, efisien dan mudah dipahami, disampaikan dengan layanan yang aktif dan tulus. Komitmen MSIG sudah teruji selama 40 tahun dan terus berlanjut.


Kesimpulan


Indonesia menjadi negara terbesar dalam menghasilkan kenaekaragaman hayati. Di satu sisi tingkat kepunahan keanekaragaman hayati di Indonesia juga tinggi. Sampah juga menjadi masalah besar terhadap kelestarian lingkungan di Indonesia.


Dengan mewujudkan rumah minim sampah kita bisa turut serta membantu kelestarian keanekaragaman hayati. Peran MSIG dalam menjaga kelestarian keanekaragaman hayati perlu kita dukung.


Jadi apa yang sudah kamu lakukan untuk menjaga kelestarian keanekaragaman hayati? Yuk ceritakan pengalamanmu dalam Kompetisi Penulisan Blog Kampanye Keanekaragaman Hayati MSIG Indonesia, yang diselenggarakan oleh PT. Asuransi MSIG Indonesia.


Kompetisi Blog MSIG



Informasi tentang kompetisi ini bisa kamu lihat disini :
Web : msig.co.id              
Twitter     : msig_id                             
Instagram : msig_id
Facebook fan page : msigid

















32 komentar

  1. Yesss dimulai dari rumah tangga
    Skrg memang kadang manja dengan adanya plastik. Semua serba plastik saya sendiri coba buat sampah rumahtangga non plastik dijadikan pupuk hehe

    BalasHapus
  2. wah hebat mbak, banyak upaya yang sudah dilakukan untuk membuat rumah minim sampah.
    Saya kalau belanja di supermarket/minimarket sudah bawa kantong belanja sendiri. Tapi kalau ke pasar tradisional malah belum

    BalasHapus
  3. Saya setuju mbak, untuk mengurangi sampah plastik, kita bisa mulai dari diri sendiri/rumah tangga dengan diet plastik, kemana-mana bawa tumbler, kalau belanja bawa kantong/wadah sendiri dan kita bisa membantu memilah-milah sampah agar ga tercampur 😊 Semoga nantinya masyarakat Indonesia semakin teredukasi akan pentingnya diet sampah ini ya mbak, miris rasanya mengingat banyak mikroplastik mencemari lautan dan berbagai makhluk hidup di dalam nya 🙁

    BalasHapus
  4. Box untuk Felita itu....bisa dibeli di mana ya? Pakai Felita dan Takakura ini bakal ada belatungnya nggak?

    BalasHapus
  5. Waaah...

    Jujur di part pemilahan sampah dan pengolahan in yang belum dilakukan di rumah. Kalo sekedar untuk diet plastik dan penggunaan wadah yang bukan sekali pakai si udah...

    Bisa dicoba nih yang pengolahan sampah

    BalasHapus
  6. Sekarang aku liat di swalayan atau pusat perbelanjaan sudah ada yang nggak menyediakan kantong plastik untuk belanjaan kita. Dimaksudkan agar kita bawa sendiri tempatnya.

    Ini diharapkan agar sedikit mengurangi penggunaan plastik, seperti yang diketahui plastik yang ada di laut mengganggu habitat yang ada didalamnya

    BalasHapus
  7. Ngeri juga ya lihat fakta tentang sampah di Indonesia. Alhamdulillah sekarang udah banyak yang sadar dan banyak campaign tentang hidup zero waste.
    Wah jarang2 nih ada perusahaan yang program csr nya ke lingkungan. Keren, semoga bisa berlanjut dan bisa bermanfaat bagi lingkungan. .

    BalasHapus
  8. keren mba... sambil ngajak si kecil juga untuk peduli lingkungann

    BalasHapus
  9. Wah, salut Mbak. Sangat menginspirasi nih. Memang semuanya harus berasal dari diri sendiri dan juga keluarga ya. Jadi pengen ngikutin teknik takakura dan felita juga di rumah.

    BalasHapus
  10. Wah saya sih semua sampah organik (termasuk kulit telur dan duri ikan) saya masukkan dalam takakura
    Karena banyak pakar bilang, hasil komposnya akan lengkap
    Kulit telur terkadang saya cacah dan ditaburkan di atas pot agar siput tidak mendekat

    BalasHapus
  11. Yang saya bingung, itu kenapa masih ada ajaaa yang buang sampah sembarangan. Di Bekasi sini, ada satu tempat pinggir jalan agak lapang, dannn tiap pagi ada yang buang sampah kesitu. Padahal kan itu bukan tempat sampah. Gini gimana gak banjirrrr

    BalasHapus
  12. memilah sampah itu koentjih! hahahaha.

    Saya masih PR banget memilah sampah, soalnya biasanya malah bikin tikus makin datang, ketambahan ular pula, huhuhu.

    Memang sebaiknya ada tambahan bio pori ya, biar mudah buang-buang sisa makanan

    BalasHapus
  13. Kemarin saya sempat melihat pengelolaan sampah pada sebuah tempat bank sampah. Moga-moga semakin banyak kesadaran dari orang-orang betapa pentingnya menjaga lingkungan

    BalasHapus
  14. Bener banget nih Mbak Dee, kita harus diet plastik, gak bisa gak... Soalnya Indonesia sudah rangking 2 negara yg paling banyak nyampah plastik, huhuu

    BalasHapus
  15. Wuih, Indonesia masuk penyumbang sampah plasti di lautan nomor 2 dunia? Ngeri ya. Tapi memang iya, sampah plastik di kita sangat-sangat menyeramkan. Semoga kita semua bisa mulai meminimalis sampah rumah tangga.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Keren deh rumah minim sampahnya. Huhu, aku sebenarnya udah minimal, tapi belom ada pengolahan sampah organik kayak gitu. :(

      Hapus
  16. Rumah minim sampah harusnya disosialisasikan sesegera mungkin - ditambah solusinya kayak gini

    Dengan mewujudkan rumah minim sampah kita bisa turut serta membantu kelestarian keanekaragaman hayati.

    BalasHapus
  17. Ini inih kaya sentilan biat aku yang selalu susah ngurangin sampah rumah tangga. Meskipun begitu aku tetep berusaha ngurangin sampah plastik dengan bawa tas sendiri kalo belanja dan selalu bawa botol minum

    BalasHapus
  18. Waah aku pengen ih bikin keranjang Takakura sama Felita di rumah. Aku kebetulan kalau keluar memang suka bawa botol minum mba. Tapi kalau belanja kadang masing suka khilaf gak bawa kantong hee. Keren ih MSIG bikin melakukan penghijauannya. Semoga semakin banyak yang sadar membuat lingkungan atau rumahnya minim sampah, dan gak buang sampah sembarangan dengan tips dari mbanya :)

    BalasHapus
  19. saya masih cari info dimana bank sampah terdekat area krian, sidoarjo kalau di jogja dulu, sudah sejak tahun 2011an saya bantu2 jadi nasabahnya bank sampah. kalau di sini masih belum tahu ada dimana

    BalasHapus
  20. Aku jg dirumah sudah mulai mendaur ulang sampah dapur,
    Sisa nasi bekas biasanya dijadikan pupuk tanaman, sedangkan bahan sisa sayur ditaruh dalam keranjang dan dijadikan kompos.


    Yang belum memang mendaur ulang sampah basah sisa makanan. Itu masih peer banget sampe sekarang

    Makasih sharing ya mba.. bermanfaat bgt

    BalasHapus
  21. Bener banget ya, Mbak. Masalah sampah ini bisa ditangani mulai dari rumah. Memilah sampah, daur ulang, bahkan menggunakan tas sebagai pengganti plastik saat belanja, bisa jadi langkah awal buat Kita berkontribusi.

    Sedih ya lihat kondisi laut Indonesia yang dipenuhi sampah.

    Bagus banget infonya, lengkap dan bermanfaat.

    BalasHapus
  22. Hebat deh mba, sudah berjuang untuk menyelamatkan keanekaragaman hayati paling nggak dengan cara mengurus sampah dengan 3M di rumah. Kagum sama Mba.

    Kalau nggak baca tulisan Mba ini, mana saya tahu kalau pernah terjadi ledakan di TPA Bandung akibat sampah.

    BalasHapus
  23. Ternyata rumah tangga penyumbang sampah terbanyak 800gram.

    Harus kembali ke jaman dahulu, hajatan pakai gelas kaca dan teko.
    Mpo belum sampai ke titik memilih dan mengelola sampah, baru membawa kantong belanja dari tas bahan aja

    BalasHapus
  24. Setuju banget kak, aku alhamdulillah sekarang kalau kemana-mana pasti bawa tumbler, kalau belanja ke kini market suka bawa bag sendiri, bahkan kadang ada tetangga nyinyir masa plastik 200 perak gak mau beli

    BalasHapus
  25. AKu juga udah mulai kurangi sampah plastik, Mbak Dee. Belanja selalu bawa keranjang atau totte bag sendiri. Ga mau terima plastik, kecuali kalau lupa, terpaksa deh.
    Yang paling sulit tuh memilah, kadang malas. Sebagian kukubur di depan rumah, tapi capek juga. Perlu bikin komposter nih. Makasih ya!

    BalasHapus
  26. Bener banget, Mba. Meminimimalisir sampah memang hrs dimulai dari lingkup terkecil, yaitu rumah tangga. Salut banget dengan dirimu, Mba. Ku pernah beberapa tahun wara wiri di dunia waste management (pengelolaan sampah), kantorku bekerjasama dengan dinas2 kebersihan, mengedukasi masyarakat untuk sadar dan involved dalam waste management dan diterapkan setidaknya untuk rumah tangga masing-masing.

    Etapi..., sulit banget mengajak mereka untuk terapkam dalam kesehariannya.

    Salut dengan dirimu, Mba, yang sdh memperkenalkan praktek ini ke si kecil!

    BalasHapus
  27. Harus di budayakan ya mom untuk memilah2 sampah agar lingkungan kita sehat bebas dari sampah plastik ..saya kbtulan dirumah juga mulai membiasakan kepada anak2 saya...tos nih mom

    BalasHapus
  28. Masih banyak banget nih pr saya buat mengurangi sampah rumah tangga. Kalau belanja ke pasar sih selalu bawa tas sendiri tapi kalau sampah sayurnya masih belum konsisten misahinnya. Heu

    BalasHapus
  29. Setuju mbak dalam menjaga lingkungan kudu melakukan banyak hal yang memang berarti untuk bumi ini mbak. Semoga hal sederhana yang kita lakukan bisa berdampak baik untuk bumi ini.

    BalasHapus
  30. Waah.. Mbak Dian keren banget bisa mengolah sampah hingga sedemikian rupa. Saya masih belum telaten eu. Mungkin kalo si bayi udah agak gede dan bisa diajak belajar bareng ya. Bismillah, semoga bisa ikutan langkah mbak dee.

    BalasHapus
  31. Saat melihat Indonesia penyumbang sampah terbesar kedua di Dunia hatiku langsung remukk.. Jadi semakin sadar, harus lebih peduli terhadap lingkungan..

    BalasHapus