Dee Stories

Kumpulan artikel parenting yang ditulis oleh blogger parenting Indonesia.
Suka travelling & kuliner. Konselor ASI &MPASI.

Jaga Laut Sambil Jalan-Jalan? Bisa Kok!


menjaga laut saat pandemi corona
Jaga Laut Sambil Jalan-Jalan | dokpri




Jaga Laut Sambil Jalan-Jalan? Bisa Kok! Pandemi virus Corona COVID -19 , membawa dampak positif bagi kelestarian laut. Laut beristirahat sejenak dari hiruk pikuk aktivitas manusia. Di satu sisi, pandemi ini membuat aktivitas perekonomian terganggu. Lalu adakah jalan keluar terbaik? Agar laut bisa dimanfaatkan secara optimal tanpa harus merusak kelestariannya?


Wisata Laut



Indonesia memiliki potensi wisata laut yang besar. Pilihan wisata laut di Indonesia sangat beragam, mulai dari indahnya pesisir pantai, serunya memancing ditengah laut, menyelam di perairan laut dangkal hingga diving di bawah laut.


menjaga laut saat pandemi corona
Pantai Papuma | dokpri



Wisata laut tak hanya menjadi sumber devisa negara, tetapi juga memberdayakan masyarakat disekitarnya. Beragam sumber ekonomi pun tumbuh, mulai dari bisnis penginapan, souvenir hingga wisata kuliner.


Baca Juga : Semalam di Papuma


Namun sayang, ditengah tumbuhnya perekonomian, kondisi laut terancam. Aktivitas wisata laut membuat kelangsungan ekosistem laut terganggu. Mulai dari sampah yang menumpuk, rusaknya terumbu karang hingga polusi udara yang dihasilkan oleh asap kapal-kapal wisata.


Dampak Pandemi Virus Corona Covid 19 Pada Wisata Laut



Pandemi virus Corona Covid -19 membawa dampak yang signifikan bagi wisata laut. Berkurangnya aktivitas manusia dengan melakukan isolasi diri untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 memberikan waktu bagi laut untuk beristirahat sementara waktu.


Ahli Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM)Yogyakarta, Akbar Reza menyebut, tidak adanya aktivitas wisatawan ini juga membawa pengaruh terhadap pengurangan jumlah sampah yang dihasilkan saat berwisata. Selain itu, tingkat polusi suara atau kebisingan dari kapal-kapal laut yang mengangkut wisatawan maupun pengiriman barang berkurang. Menurutnya ini baik untuk alam dalam mencegah perubahan iklim.




Namun di satu sisi, perekonomian menjadi terganggu. Masyarakat sekitar yang biasa mendapat penghasilan dari aktivitas wisata laut, kini harus kehilangan pemasukan.


Seperti yang terjadi di kawasan kampung wisata Arborek, Raja Ampat. Menurut Githa Anathasia, Pengelola Kampung Wisata Arborek dan CEO Arborek Dive Shop Raja Ampat, Papua Barat, saat pandemi membuat laut Raja Ampat menjadi bersih. Laut menjadi biru, sampai-sampai tuna dan hiu bisa dilihat jelas meski dari pesisir pantai. Ikan-ikan berkembang biak lebih banyak. Terumbu karang tumbuh dengan cepat. Pandemi corona covid -19, membantu laut memulihkan dirinya.


menjaga laut saat pandemi corona
Laut Raja Ampat | Pixabay



Tetapi di satu sisi, aktivitas perekonomian masyarakat terganggu. Tak ada wisatawan yang datang, artinya homestay-homestay tak mendapat pemasukan. Kuliner kehilangan pembeli. Tak ada souvenir yang terjual.


Bijak Berwisata



Kondisi laut yang membaik ini tentu perlu dipertahankan. Bagaimana ya caranya, agar laut tetap membaik meski aktivitas wisata akan dibuka kembali? Adakah jalan keluar terbaik?


Melakukan wisata bijak adalah cara terbaik untuk mengembangkan kembali ekonomi pariwisata tanpa harus merusak kondisi laut.


Tips dibawah ini akan membantu kita untuk bisa bijak berwisata.


1. Travel More, Waste Less



Berdasarkan survei Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), total sampah laut di Indonesia diperkirakan mencapai 1,2 juta ton dari 18 kabupaten/kota yang berada di pesisir pantai, sejak 2017-sekarang. Bahkan Indonesia menjadi negara kedua penyumbang sampah di laut terbesar di dunia. 

menjaga laut saat pandemi corona
Sampah di Laut | disastercahnnel



Ini akibat dari kebiasaan masyarakat yang hobi bepergian identik dengan hal praktis layaknya penggunaan bahan plastik sekali pakai lalu dibuang.


Kebiasaan buruk ini tentu harus diubah. Melakukan gaya hidup zero waste saat berwisata bisa membuat tempat wisata bebas sampah.




Caranya mudah, mulai dari membawa botol minum sendiri, wadah makan sendiri, membawa sapu tangan dan tas belanja sendiri. Dengan begitu, saat jalan-jalan kita tidak menghasilakan sampah.

menjaga laut saat pandemi corona
Membawa Wadah Sendri | dokpri

2. Kenali Daerah Wisata dengan Baik


Sebelum mengunjungi tempat wisata, ada baiknya kita cari tahu dulu tentang tempat yang akan kita kunjungi. Apa sih potensi yang ada disana, ini akan membuat wisata kita lebih bermakna. Tak sekadar mencari spot-spot instagramblenya saja.


menjaga laut saat pandemi corona
Ikan-Ikan di Laut | C2Live



Misalnya, di kampung wisata Arborek, wisatawan yang memberi makan ikan di laut untuk kepentingan foto bisa merusak ekosistem laut. Ikan yang terbiasa makan makanan yang diberikan oleh wisatawan, tidak mau lagi memakan karang-karang mati, ini akhirnya bisa merusak ekosistem laut.


3. Berbagi dengan Penduduk Disekitar



Ketika berwisata, kita bisa juga berbagi dengan penduduk disekitar.  Misalnya saat akan datang di tempat wisata di new normal, kita bisa ikut memberi penduduk sekitar masker. Dengan begitu kita bisa berwisata sambil berbagi.


Bila kita bijak berwisata, maka laut akan tetap terjaga. Menikmati keindahan wisata laut sambil menjaga kelestariannya bukanlah hal yang mustahil untuk dilakukan secara bersamaan.


Melalui tulisan ini, saya mengajak teman-teman semua untuk ikut berpartisipasi dalam menjaga laut di tengah pandemi. Tuliskan pesan-pesan positif yang bisa membantu menjaga lraut di tengah pandemi. Teman-teman bisa mengikuti lomba blog #PerubahanIklimKBR yang diadakan oleh KBR (Kantor Berita Radio) dan IIDN (Ibu-Ibu Doyan Nulis).


Ide tulisan bisa didapat dengan mendengarkan talkshow Ruang Publik dengan topik "Menjaga Laut di Tengah Pandemi" disini.

menjaga laut saat pandemi corona
Talkshow Ruang Publik dengan topik "Menjaga Laut di Tengah Pandemi" | @kbr.id



Terima kasih sudah membaca tulisan ini. Semoga tulisan ini bisa memberi manfaat bagi kita semua. Ceritakan juga pengalaman teman-teman pada kolom komentar ya.


Saya sudah berbagi pengalaman soal perubahan iklim. Anda juga bisa berbagi dengan mengikuti lomba blog "Perubahan Iklim" yang diselenggarakan KBR (Kantor Berita Radio) dan Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN). Syaratnya, bisa Anda lihat disini




menjaga laut saat pandemi corona

Referensi 


1. Selama Pandemi, Kehidupan Laut Raja Ampat Membaik
https://kumparan.com/kumparantravel/selama-pandemi-kehidupan-laut-di-raja-ampat-membaik-1taHXc8f9FY/full

2. Yuk Jadi Wsatawan yang Bijak Lingkungan
https://www.mongabay.co.id/2017/04/29/yuk-jadi-wisatawan-yang-bijak-lingkungan/

3. Talkshow Ruang Publik dengan topik "Menjaga Laut di Tengah Pandemi"


#PerubahanIklimKBR
#ClimateChange
#JagaLaut
#KBRxIIDN

#IbuIbuDoyanNulis



39 komentar

  1. Seharusnya ada win win solution ya?
    Sebelum berangkat pengunjung mendapat list apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan
    Jika melanggar akan terkena sanksi,misalnya denda sekian rupiah
    Kalo tidak mampu, ada sanksi kurungan

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, mungkin itu bisa jadi win win solutionnya ya mbak

      Hapus
  2. Berkunjung ke tempat wisata alam, termasuk laut, pengunjung harus membiasakan diri untuk membawa kembali pulang sampah yg dihasilkan saat berwisata tersebut. Sehingga laut tetap terjaga.

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah keren , iya mbak itu cara yg baik dalam menjaga laut

      Hapus
  3. Waduh.. itu peringkat kedua terbesar yang menyumbang sampah plastik? Bener deh ya, dengan adanya covid, seolah alam dibersihkan dari segala macam polusi. polusi udara, tanah dan air. Bumi jadi bersih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, pandemi membuat alam memperbaiki dirinya

      Hapus
  4. Terimakasih informasi lombanya mba. Semoga jadi makin banyak yg sadar untuk berwisata bijak y. Jd kangen pantai nih

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak..
      pasti lebih nyaman kan klo pantainya bersih

      Hapus
  5. Pandemi Covid-19 ini memberikan banyak hikmah di kehidupan kita, sekarang harus mau melakukan adaptasi kebiasaan baru, termasuk adaptasi dengan keadaan baru laut Indonesia. Menjaga kehidupan baru di laut dengan melakukan kegiatan yang baik, ngeri juga jadi penghasil sampah laut terbesar.

    BalasHapus
    Balasan
    1. benar, meski pandemi berlalu laut tetap harus dijaga ya

      Hapus
  6. Bener lho ini Mbak Dee, kita hrs ikut serta menjaga laut. Sambil jalan2 jangan lupa bawa wadah makanan sendiri,, jd gak nyampah yaa. Good luck mbak sayangkuuh

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak,, makasih ya bu dosen kesayangan

      Hapus
  7. Saya jadi ingat lirik lagunya Alffy Rev, "Mother Earth will guide you to find the true colors, to heal a million smiles". Dampak covid ga selalu buruk, tapi baik untuk nature memulihkan diri mereka.
    Miris juga melihat kenyataan bahwa Indonesia jadi salah satu penyumbang sampah plastik tertinggi. Semoga kita semakin sadar dan bisa menjaga lingkungan bahkan saat berwisata 🥰 thanks for sharing mbak.

    BalasHapus
  8. Selalu ada hikmah di balik kejadian ya, paling enggak, bumi jadi sehat :)

    BalasHapus
  9. dampak ini tidak dirasakan pada lautan saja ya, karena Jakarta pun waktu sebelum new normal berkurang banget polusinya dan bisa melihat indahnya langit biru. Nah apalagi di laut ya mbak, sebenarnya kita juga bisa andil untuk mengurangi jika sedang wisata ke laut ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. benar, klo bisa minim sampah saat jalan-jalan pasti bisa ikut menjaga laut

      Hapus
  10. Melihat warna biru kehijauan laut ini bikin kangen dan merasakan deburan ombaknya.
    bener banget sambil jalan-jalan kita bisa banget menjaga kelestarian laut ya.

    BalasHapus
  11. Saya merasakan benar selama pandemic ini laut menjadi lebih tenang karena daerah tempat tinggal saya merupakan daerah pesisir sampah yang biasanya berserakan kini ini tidak ada lagi
    Semoga bisa dipertahankan kebersihannya meskipun nanti kembali lagi menjadi tempat wisata

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, semoga laut bisa tetap terus dijaga

      Hapus
  12. Harapannya semoga orang-orang mau belajar dari kejadian ini. Bahwa ternyata memang manusia lah penyebab kerusakan terbanyak di alam. Tanpa campur tangan manusia, ternyata alam dapat recovery dengan baik. Semoga setelah ini kesadaran menjaga alam lebih baik lagi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, butuh kesadaran masyarakat untuk ikut menjaga laut

      Hapus
    2. Jadi pengen piknik ke laut...beberapa tempat wisata alam di Jogja mulai dibuka. Tapi saya belum nengokin juga. Masih was-waa...

      Hapus
  13. Aku udah lama banget ga main ke laut Di, duh jadi pengin ke laut lagi.. mungkin ini salah satu hikmah dari pandemi ya, laut nya bisa recovery, tapi kita yang manusia juga diingatkan kembali untuk menjaga laut. Wisata ke laut selalu seru sih, ekonomi masyarakat sekitar pun ikut terbantu dengan wisata laut, hanya memang mindset kita yang perlu diubah untuk berwisata dengan 'respect' pada alam laut imho :)

    BalasHapus
  14. Alhamdulillah aku pernah diajak berkeliling menggunakan kapal TNI AL saat mengikuti ekstra kulikuler pramuka waktu itu, seneng banget rasanya mendapat pengalaman tak terlupakan.

    Benar kata mba, menjaga laut bisa kok sambil jalan jalan. Yakni dengan membawa perlengakapan makanan/minuman dari rumah, jangan membuang apapun ke laut terutama plastik karena bisa membahayakan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah, wah pasti seru ya mbak, lihat laut dari kapal

      Hapus
  15. Ah iya bener Mbak. Pandemi membawa dampak positif juga bagi lait walaupun tetep ada dampak negatifnya di bidang ekonomi huhu

    Aku udah lama ngga ke pantai dan tiap ke pantai memang sebisa mungkin ngga meninggalkan sampah atau mencemari air

    BalasHapus
  16. Aku ini termasuk jarang wisata ke laut soalnya phobia air tapi suka sedih kalau baca-baca banyak sampah bertebaran dilaut ketika wisata apalagi sampah plastik termasuk sangat sulit terurai, terus kebiasaan buang sampah sembarangan, mudah-mudahan seiring new normal, mindset kita juga ikutan berubah ke arah yang lebih baik.

    BalasHapus
  17. Bagus banget, Di...mengedukasi masyarakat bahwa alam harus kita jaga demi keseimbangan hidup dan inilah warisan kita sesungguhnya kepada anak-anak kita.
    Udara yang bersih, alam yang sehat dan akhlak yang baik terhadap lingkungan.

    BalasHapus
  18. Kejadian demi kejadian yang saat ini berjalan merupakan hal yang wajib kita pelajari ya mba, apalagi berdampak dengan iklim dan memang menjadikan kita lebih aware lagi sebenr nya terhadap lingkungan sekitar

    BalasHapus
  19. Aku suka banget baca-baca tulisan tentang lingkungan. Soalnya di sini aku sendiri salah satu kontributor bank sampah, dan bikin lubang biopori di rumah aku sendiri. Buat menjaga lingkungan

    BalasHapus
  20. Setuju banget, di pandemi ini justru alam sedang berisitirahat. Sayangnya hal ini membuat perekonomian ikut istirahat ya. Semoga di era new normal ini, semakin banyak manusia yg sadar menjaga lingkungan.

    BalasHapus
  21. Setuju nih mba. Sebenarnya kita bisa ya turut menjaga laut kita meskipun sambil jalan-jalan berwisata di sekitar laut...

    BalasHapus
  22. Jadi kangen laut. Udah lama banget gak ke laut dan ga tau kapan ke sana lagi karena rumahku jauh dari laut.

    BalasHapus
  23. Kangeen mantai :( aku jadi inget pantai goa cina tahun 2013 pertama kali ke sana sepi banget gak ada orang, gak ada sampah. Trus beberapa bulan setelahnya, ke sana lagi dan ruame.. kayak dawet. Sampah? Bejibun. Sedih banget.. jadi mendingan pantai tuh gausah banyak yg tau wkwk kebanyakan orang jadi gak bijak pakainyaa

    BalasHapus