Dee Stories

Kumpulan artikel parenting yang ditulis oleh blogger parenting Indonesia.
Suka travelling & kuliner. Konselor ASI &MPASI.

Cerita Mengajarkan Toleransi Melalui Dongeng

Cara Ajarkan Anak Toleransi

Pagi itu Chacha mengerjakan tugas sekolahnya. Hari ini dia harus menyetorkan bacaan surat Al Kafirun beserta artinya untuk penilaian pelajaran Al Islam. Usai mengirimkan tugasnya, Chacha pun bertanya pada saya. 

"Bunda, apa maksud dari untukmu agamamu, dan untukku agamaku?" 

Ah, rupanya dia tertarik dengan terjemahan salah satu surat Al Kafirun. Momen  ini membuat saya akhirnya mengajaknya mengobrol tentang toleransi, yang menjadi inti pesan dalam surat Al Kafirun tersebut. 

Apa itu Toleransi

Cara Ajarkan Anak Toleransi

Obrolan toleransi bersama Chacha saya awali dengan menjelaskan apa itu toleransi. Kata ‘toleransi’, menurut UNESCO artinya adalah sikap terbuka dan menghormati perbedaan yang ada di antara manusia. 

Awalnya, konsep toleransi digunakan untuk menghargai perbedaan ras dan agama, namun sekarang penggunaannya meluas pada menghargai perbedaan-perbedaan lainnya, seperti gender, orang dengan disabilitas dan lain sebagainya. Selain menghargai perbedaan, toleransi juga bermakna mau belajar dari orang lain, menghargai perbedaan serta membaur dalam perbedaan budaya.

Pengertian ini mungkin terlalu abstrak untuk bisa dipahami oleh anak. Saya pun memberikan contoh pada Chacha,  "Toleransi itu membuat kita boleh bermain dengan teman yang berbeda agama. Jadi kalau main nggak hanya dengan teman yang agamanya sama saja". "Oh seperti aku ya bunda, aku kan juga main sama mbak Resty yang agamanya Kristen dan Niken yang agamanya Hindu", ujarnya menanggapi. "Yes sayang, seperti itu". Saya bersyukur, akhirnya Chacha bisa mengerti makna dari toleransi. 

Pentingnya Ajarkan Anak Toleransi

Cara Ajarkan Anak Toleransi

Toleransi menjadi sebuah hal yang wajib dimiliki bagi setiap manusia, bukankah Tuhan sendiri sudah menjelaskan bahwa Dia menciptakan manusia dengan berbeda-beda? Dengan toleransi manusia bisa hidup dalam keberagaman. Maka, mengajarkan anak toleransi juga menjadi hal yang sangat penting. 

Menurut penelitian, anak mulai bisa mengenali perbedaan fisik antara orang yang satu dan lainnya sejak berusia enam bulan. Inilah alasannya toleransi menjadi salah satu materi pendidikan karakter anak yang perlu diberikan sejak dini.

Indonesia kaya akan keberagaman, mulai dari suku, agama, ras dan keragaman lainnya. Melalui toleransi anak bisa beradaptasi dengan lingkungan yang beragam. Seperti Chacha yang bisa bermain dengan teman-temannya yang berbeda agama. Kebetulan kami tinggal di lingkungan beragaman. 

Saat anak tidak terbiasa menerima perbedaan, ia akan cenderung takut saat bertemu dengan orang lain yang berbeda darinya. Mengapa begitu? Mungkin saja anak merasa keselamatannya terancam saat berdekatan dengan orang lain yang fisik dan cara berkomunikasinya terlihat berbeda darinya.

Sebaliknya, saat anak memiliki pengetahuan bahwa dunia ini terdiri dari berbagai individu yang berbeda, anak akan lebih santai saat melihat perbedaan antara dirinya dan orang lain. Ini akan membuat anak mampu bersosialisasi dengan baik. 

Baca Juga : Lakukan 3 Hal Ini, Afar Anak Sukses dengan GRIT yang Melejit

Sikap toleran membuat anak lebih terbuka terhadap lingkungan.  Dengan demikian, anak punya banyak waktu untuk bereksplorasi. Makin sering bereksplorasi, makin banyak hal-hal baru yang ia jumpai. Ini alasannya kemampuan bertoleransi berkaitan dengan kecerdasan kognitif dan sosialnya, tak hanya di masa kanak-kanak saja, tetapi juga di usia dewasanya nanti. 

Pada dasarnya, tujuan toleransi pasti selalu baik. Dengan bertoleransi, anak akan lebih terbuka terhadap banyak pilihan. Sehingga, dia akan memperoleh lebih banyak pengalaman berharga dalam hidup. Bukankah pengalaman adalah guru yang paling berharga? 

Cara Ajarkan Anak Toleransi

Cara Ajarkan Anak Toleransi

Saya tahu toleransi sangat penting untuk diajarkan pada anak. Sekarang yang menjadi tugas saya adalah bagaimana ya cara mengajarkan toleransi pada anak? Bagaimana konsep toleransi yang abstrak tadi mudah dipahami oleh anak? 

Saya memulainya dengan keteladanan. Bagaimana saya bisa berharap memiliki anak yang toleran, jika saya sendiri tidak toleran? Saya berikan contoh mulai dari menghormati perbedaan. 

Misalnya, dalam keluarga saya dan suami pun punya banyak perbedaan. Salah satunya pilihan tontonan, saya suka menonton film drama sebaliknya suami sukanya film action. Tentu perbedaan ini tidak menjadi masalah. Televisi di rumah bisa dipakai secara bergantian untuk menonton tontonan masing-masing. 

Bahkan saya dan suami bisa menonton satu film yang sama, film dengan genre drama action. Misalnya saat kami berdua menonton Descendants of the Sun. Salah satu drama korea paling fenomenal tahun 2016 yang sukses mengeksekusi genre action dengan sangat baik. See? dengan berbedaan yang ada bisa tetap disatukan. 

Lingkungan yang beragam juga bisa menjadi cara ajarkan toleransi pada anak. Beruntung keluarga kami tinggal di lingkungan yang beragam. Para tetangga yang ada terdiri dari beragam suku dan agama. Chacha memiliki banyak teman bermain yang berbeda suku dan agama. 

Bahkan keluarga besar kami juga memiliki perbedaan. Saya adalah keturunan Jawa-Arab, sedangkan suami seorang Jawa tulen. Saat bertemu kelurga besar saya, Chacha bertemu sepupu-sepupunya yang berwajah khas timur tengah. Sebaliknya, saat bertemu keluarga besar ayahnya, sepupu-sepupunya memiliki wajah yang serupa dengannya, wajah jawa tulen. 

Saya juga mengenalkan keragaman budaya yang ada di Indonesia. Misalnya saat keluarga kami berwisata ke Jatim Park 1. Di Jatim Park 1 terdapat Wahana Galeri Etnik Nusantara. Disini anak-anak bisa mengenal adat dan budaya Indonesia. Anak-anak dapat melihat pakaian adat, rumah adat, kerajinan khas, macam-macam etnik dari berbagai daerah di Indonesia. 

Sambil menikmati momen kebersamaan yang menyenangkan, saya bisa memberi tahu Chacha bahwa setiap daerah memiliki budaya dan bahasanya masing-masing. Itu adalah ciri khas yang membuat setiap daerah menjadi istimewa dan unik. Dia tak hanya tahu keragaman Indonesia lewat buku saja, melainkan bisa melihat secara langsung. 

Dongeng juga menjadi salah satu cara saya ajarkan toleransi pada anak. Dongeng menjadi media yang sangat efektif untuk menanamkan berbagai nilai dan etika terhadap anak, termasuk nilai toleransi. 

Dengan dongeng anak bisa belajar bagaimana toleransi itu. Banyak buku dongeng di rumah kami yang memuat nilai-nilai toleransi. Dongeng yang dibacakan secara nyaring, mampu membuat anak memahami makna toleransi. 

Pengalaman mendongeng untuk menumbuhkan nilai toleransi pada anak juga baru-baru ini saya lakukan. Beberapa hari lalu, kami mengikuti tantangan membaca nyaring. Di hari ke 13 temanya adalah "Indahnya Keragaman di Sekitarku". Tema ini menjadi sangat cocok untuk mengajarkan anak toleransi. 

Saya membacakan anak-anak buku yang berjudul "Semua dapat kejutan".

Cara Ajarkan Anak Toleransi

Buku ini karya Lilis Suryani dengan ilustrator Catur Ary Candra. Buku ini saya baca dari perpustakaan digital, Let's Read.

Buku ini bercerita tentang Ester dan teman-temannya. Ester yang beragama Katolik ini punya banyak teman yang berbeda suku dan agama. Ada Dinda yang beragama Islam, Made yang beragama Hindu, Deni yang beragama Budha dan Beto yang beragama Protestan. 

Cara Ajarkan Anak Toleransi

Baca Juga : Cerita Mengenalkan Bahasa Ibu Melalui Let's Read 

Meski berbeda agama, mereka berlima bisa bermain bersama. Saling menghormati dan menyayangi. Teman-teman Ester berkunjung ke rumahnya saat perayaan Natal. Ibu Ester juga memberi hadiah Natal pada semua teman Ester. 

Melalui dongeng yang ada pada buku ini, Chacha bisa tahu beragamnya suku dan budaya yang ada di Indonesia. Juga belajar bagaimana toleransi itu dilakukan, yaitu tetap bermain bersama meskipun dengan teman yang berbeda-beda. 

Keseruan membaca nyaring buku ini, bisa dilihat dalam video dibawah ini ya. 

Diakhir obrolan saya kembali ke arti ayat terakhir dari surat Al Kafirun. "Jadi untukmu agamamu, dan untukku agamaku itu artinya, kita punya agama masing-masing, meski agama kita berbeda kita tetap bisa hidup berdampingan", ujar saya. "Hmm iya ya bunda, meski agamaku dengan Niken dan Mbak Resty berbeda tapi tetap bisa main bareng", Chacha pun menanggapi. 

Alhamdulillah, Chacha menjadi paham makna toleransi. Dia juga mulai menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Ini adalah cerita saya mengajarkan anak toleransi melalui dongeng. Bagaimana dengan teman-teman? Apa yang sudah teman-teman lakukan untuk mengajarkan anak toleransi? Ceritakan pengalamannya dikolom komentar ya. 

Terima kasih.

"Ini cara saya untuk merawat kebersamaan, toleransi, dan keberagaman. Bagaimana cara kamu? Kabarkan/sebarkan pesan baik untuk MERAWAT kebersamaan, toleransi, dan keberagaman kamu dengan mengikuti lomba "Indonesia Baik" yang diselenggarakan KBR (Kantor Berita Radio). Syaratnya, bisa Anda lihat di sini

68 komentar

  1. Yap HARUS BANGET semangat mengajarkan toleransi pd anak.
    Bisa dgn berbagai cara.
    ortu memang kudu kreatif ya.

    BalasHapus
  2. Betul, anak harus diajarkan toleransi sejak kecil karena ketika dewasa dan berada dilingkungan perkuliahan/pekerjaan, pasti akan bertemu dengan orang2 yang "berbeda". Thanks sharingnya Bun :)

    BalasHapus
  3. toleransi, ini aku pelajari sejak SD, gimana harus saling menghargai dan menghormati orang lain tanpa memandang bulu.. dan ini memang baiknya diajarkan pada anak sedini mungkin ya

    BalasHapus
  4. Dongen itu ibafrat langkah awal mereka menyukai buku ya, Mba. Soalnya memang anak-anak itu imajinasinya tinggi banget jadi suka mereka kalau di dongengin apalagi kalau suara kareakternya bisa berubah2.. xixixi

    BalasHapus
  5. iya mba...sepakat nih untuk bs mengajarkan toleransi akan keberagaman sejak dini. Karena memang anak2 kelak akan terjun ke masyarakat yang diverse...harus terbiasa dan mampu menghargai yang beda dan beragam

    BalasHapus
  6. Mengajarkan pengertian apa itu toleransi membuat mereka disukai dilingkup pertemanan. Apalagi setelah melangkah ke sekolah tinggi semakin mudah mereka membaur tanpa memandang suku dan agama. Pengalaman pribadi?

    BalasHapus
  7. Kenapa ya, sekarang jadi sangat sensitif kalo ngomongon soal toleransi. Padahal jauh sebelum heboh sama segelintir manusia yang membahas soal toleransi, sewaktu saya SMP dulu (tahun 1997), saya berteman akrab dengan anak-anak non muslim, kebetulan saat itu di SMPN 68, Cipete, Jaksel, banyak juga siswa yang non-muslim, tapi kami akrab banget.

    Tapi ya itu dia, jangan kebablasan bentuk toleransinya, kembali lagi ke makna surat Al-Kafiruun tadi. Cukup berteman saja, jangan melangkah terlalu dalam.

    Setuju saya, dongeng salah satu media yang sangat efektif untuk memberikan contoh dan perilaku terhadap anak, termasuk bentuk toleransi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul kak Hendra. Rasanya dulu biasa aja hidup berdampingan engga ada julukan tertentu buat non Muslim. Sebatas berteman dan saling pengertian saja.
      Selain dongeng juga memberi contoh nyata sih...

      Hapus
    2. Sangaattt setuju dgn komentar kak Hendra

      Yuk.lahh mariii kita tebar semangat toleransi dengan sukacitaaaa

      Hapus
  8. Dongeng emang penuh pesan moral ya mbak.. aku suka mengajarkan lesson gini ke ponakan melalui dongeng. Dan toleransi ini nilai sosial yg harus ditanamkan sejak dini.

    BalasHapus
  9. Ini tuh emang penting banget menurutku, mengajarkan toleransi terhadap anak dari sejak kecil. AKu pun selalu bercerita tentang keragaman agama dan budaya. Apa yang menjadi boleh dan tidak boleh untuk anakku.

    BalasHapus
  10. Setuju, Mbak. Toleransi harus diajarkan sejak kecil. Kita bisa bergaul dnegan siapapun. Asalkan tetap memiliki prinsip.

    BalasHapus
  11. Iya. Salah satu ajaran n pemahaman yang nggk boleh ditinggalkan dalam mendidik anak ya kak. Toleransi. 1 kata tapi banyak dampaknya klo salah diajarkan

    BalasHapus
  12. Apa yang Mbak Dee tulis di atas sudah mencakup apa yang seharusnya kita ajarkan kepada anak, salah satunya membiarkan anak bermain dengan mereka yang berbeda agama. Anakku yang pakai jilbab sejak kecil dulu sering bertanya, "Kenapa aku pakai jilbab, kok yang lain enggak?" :) Dengan pemahaman yang sederhana akhirnya anak bisa menerima dan belajar bahwa toleransi bukan berarti agamanya harus sama semua, melainkan bagaimana kita saling menghargai dalam perbedaan yang indah.

    BalasHapus
  13. Menerapkan toleransi pada anak sedari dini, minimal dari hal2 terkecil yaaa. Seperti hal di atas,bermain dengan teman yang berbeda agama.
    Insyaallah anak2 pun bisa memahami keberagaman asalkan kita kasih tahu dengan penuh cinta.

    BalasHapus
  14. Kritis banhet sih anaknya mbak.

    Dengan muncul pertanyaan semacam itu, kita jadi tahu ya, apa dan bagaimana menjelaskan tentang toleransi pada anak

    BalasHapus
  15. Dulu saat saya kecil, saya tinggal di asrama tentara, Mbak. Dan itu beragam suku dan agama ada. Makanya saya dengan sendirinya belajar bertoleransi. nah, krucil saya ini tinggal di linkungan majemuk. maksudnya anak-anak satu desa, agama sama, suku sama. Makanya teman-temannya itu kalau ada yang berbeda saja, langsung dibully. Padahal dalam pelajaran pun sudah diajarkan soal toleransi ini. Dan orang tua mereka rata-rata menganggam.. aah namanya anak-anak. Padahal harusnya diajarkan soal toleransi ini.

    BalasHapus
  16. Bagus banget mba.. jadi dari dongeng anak2 lebih ngerti. pendekatannya dapeeet yaa. Bisa buat aku nanti ngajarin ke anak2 nih caranya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju mbak, daku pun punya pikiran sama, melalui mendongeng biar lebih mudah menyampaikan ke keponakan daku

      Hapus
  17. Waah kreatif sekali mbak mengajarkan toleransi pada anak melalui dongeng. Emang toleransi harus diajarkan sejak kecil

    BalasHapus
  18. Lewat cerita atau mendongeng lebih cepat ditangkap ya buat anak-anak edukasi tentang toleransi ini, sehingga nggak belibet mengajarkannya

    BalasHapus
  19. wah keren banget bisa mengajari anak terkait toleransi sejak dini :D mantap kak!

    BalasHapus
  20. Mengajarkan toleransi di lingkungan rumah menurut aku tuh penting banget sekarang..karena hal-hal yang intoleransi di luaran sana banyak banget...

    BalasHapus
  21. Ada banyak cara untuk anak belajar ya, Mbak. Anak memang harus dikenalkan toleransi dengan cara yang mudah dipahami oleh si anak.

    Bisa melalui dongeng, bisa bersama-sama saat membaca buku atau malah bisa secara langsung saat anak melihat sebuah kejadian.

    BalasHapus
  22. Kami sekeluarga suka berdialog untuk hal2 yg sensitif. Prinsipnya saya ingin anak2 bisa nyaman setiap kali bertanya pada ortunya meski gak semua pertanyaan bisa kami jawab juga. Maklum kadang2 pertanyaannya ajaib. Hehe..
    Dulu aku juga suka dongengin mereka. Sekarang udah enggak sih. Udah pada besar2 dan bisa baca buku sendiri.
    Tapi aku setuju dongeng adalah salah satu cara untuk memberi pemahaman pada anak dengan cara yg menyenangkan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahhaaa, benr banget Mba, kadang pertanyaan anak2 tuh ajaib banget ada aja dan kalo dijawab satu, pertanyaan2 lain berbuntut yaaak..

      Hapus
  23. Penting untu k mengajarkan toleransi pada anak usia dini. KEbetulan keluargaku dri alm. bapak juga berbeda agama, maka ada cara juga buat mengajarkan anak-anak soal hal tersebt. NAmun basic nya harus kuat.

    BalasHapus
  24. yup, anak memang harus dikenalkan dengan berbagai perbedaan dengan orang maupun lingkungan sekitarnya,serta bagaimana menghargai perbedaan itu.

    BalasHapus
  25. Aaaaa setuju, pake banget pokoknya! PR juga buat para orang tua agar anak-anak tertanam rasa toleransi sejak kecil, intinya dimulai dari diri sendiri sih ya

    BalasHapus
  26. Memang dongeng adalah media yang paling menyenangkan untuk anak-anak belajar banyak hal ya mba.. namun anak-anak tetap bisa mengambil hikmahnya
    Jadinya anak-anak tetap bisa belajar secara fun lewat dongeng. Dan setuju, toleransi harus diajarkan sejak awal.

    BalasHapus
  27. Cara yang bagus nih mbak Dian dalam mengajarkan toleransi pada anak. Kita sebagai orang tua pun tentu harus bisa mencontohkan penerapan toleransi kepada anak kita.

    BalasHapus
  28. bagus banget bukunya kak, toleransi sangat mahal akhir akhir ini, dengan mengajarkannya sejak kecil pasti jadi pondasi berguna ketika dewasa kelak

    BalasHapus
  29. this is beautiful mbaaa.. Aku juga selalu sampaikan ke anak - anak lewat cerita dan contoh - contoh nyata dari cerita sehari - hari yaaa

    BalasHapus
  30. Bagus banget artikelnya mbak mengajarkan suatu hal termasuk toleransi pada anak memang lebih mudah ada contoh nyata, juga dongeng yang memikat hati...

    BalasHapus
  31. Iyesss.... Mengajarkan toleransi pada anak itu memang lebih menarik lewat cerita apalagi dongerng ya jadi tidak terkesan menggurui dan anak akan terpancing rasa ingin tahunya. Aniwei apapun itu penting bagi kita untuk mengajarkan dan membiasakan sikap toleransi ini pada anak2 sejak dini ya biar negeri kita makin damai..

    BalasHapus
  32. Setuju.. Penting sekali mengajarkan toleransi ke anak anak. Dari hal hal yang sederhana. Menarik sekali dongengnya

    BalasHapus
  33. Di masa kayak sekarang, penting banget deh mengajarkan pentingnya toleransi ke anak-anak. Abisnya pertentangan dan perpecahan di antara kita, sering banget terjadi ya.

    BalasHapus
  34. Menjelaskan pengertian toleransi sama anak harus hati-hati ya supaya dia bisa menangkap dengan benar apalagi tentang toleransi agama ya. Biasanya anak-anak lebih menyerap kalau diajarkan lewat dongeng atau hal-hal menyenangkan lainnya ya.

    BalasHapus
  35. Pas banget sama materi pelajaran anakku di sekolah.
    mengenai toleransi. Dan mereka disuruh mencari keanekaragaman apa saja yang ada di lingkungan tempat tinggal.

    Jadi anak lebih mudah paham nih...kalau pakai cerita anak yang dekat dengan kehidupan mereka.

    BalasHapus
  36. Ternyata mudah ya mba mengajarkan toleransi itu kepada anak, maksudnya bisa melalui dongeng yang anak-anak gampang bisa paham. Bisa nih kalau aku udah punya anak hehehe makasih ilmunya mba

    BalasHapus
  37. Setuju banget mbak. Anak-anak mesti diajarin toleransi dari kecil mbak karena kalau udah gede baru diajarin, akan susah.

    BalasHapus
  38. Mempratekkan toleransi dalam kehidupan sehari-hari untuk anak-anak itu harus dilakukan . Tolerasni itu tak sekedar dongeng tapi juga melakukan nilai yang ada dalam dongeng. Terima kasih sudah berbagi cerita tentang toleransi.

    BalasHapus
  39. Mengajarkan prilaku baik dengan cara berdogeng memang lebih mudah di tangkap oleh anak-anak ya. Lebih mudah di resapi. Apalagi kalau berdongeng dengan buku bergambar yang anak-anak sukai.

    BalasHapus
  40. Di zaman serba digital begini, makin mudah untuk membaca dongeng di mana aja karena ada let's read.

    Dan mengajarkan toleransi emang mudah dengan cara membacakan dongeng ke anak-anak.

    BalasHapus
  41. Setuju mengajarkan toleransi dengan cara mendongeng lebih lekat pada ingatan anak ya kak karena anak akan mudah membayangkan cerita dan kejadian jika dalam bentuk dongeng

    BalasHapus
  42. Paling ideal emang orang tua yang mengedukasi anak dalam hal toleransi
    Karena ingatan anak akan keteladanan melekat kuat

    BalasHapus
  43. Bagus sekali diajarkan toleransi sejak kecil, agar bisa menghargai perbedaan. Jadi saat dewasa nanti anak sudah terbiasa dengan sikap saling menghargai dan menghormati.

    BalasHapus
  44. Waktu saya masih kecil malah nggak menyadari adanya perbedaan itu di sekolah maupun tempat saya tinggal, baik itu suku bangsa, warna kulit, dan agama. Sepertinya sekarang keadaan lebih terkotak-kotakan ya, sehingga ada dinding pembatas antara satu yang lainnya. Sangat disayangkan padahal Indonesia kaya akan keberagaman budaya. Maka dari itu fungsi dongeng ini menjadi penting.

    BalasHapus
  45. Kadang saya suka lihat keributan itu hanya di media sosial, tapi di lingkungan nyata (khususnya saya sendiri), saya baik-baik saja berteman dengan yang berbeda suku, agama, ras.

    Tapi dengan gelombang media sosial yang besar, memang penting sekali diajarkan nilai-nilai saling menghormati dan menghargai kepada aanak sedini mungkin.

    BalasHapus
  46. Kadang saya suka lihat keributan itu hanya di media sosial, tapi di lingkungan nyata (khususnya saya sendiri), saya baik-baik saja berteman dengan yang berbeda suku, agama, ras.

    Tapi dengan gelombang media sosial yang besar, memang penting sekali diajarkan nilai-nilai saling menghormati dan menghargai kepada aanak sedini mungkin.

    BalasHapus
  47. Kadang saya suka lihat keributan itu hanya di media sosial, tapi di lingkungan nyata (khususnya saya sendiri), saya baik-baik saja berteman dengan yang berbeda suku, agama, ras.

    Tapi dengan gelombang media sosial yang besar, memang penting sekali diajarkan nilai-nilai saling menghormati dan menghargai kepada aanak sedini mungkin.

    BalasHapus
  48. Mbak, terima kasih sudah menulis ini. Menterjemahkan bahasa abstrak ke anak menjadi bahasa yang sederhana itu memang tantangan tersendiri ya. Kadang aku juga suka bingung, jadi mikir dulu mau kasih penjelasan yang bagaimana biar anakku mengerti penjelasanku. Dan sama banget! Aku juga instal Let's Read untuk mendongeng menjelang tidur. Banyak sekali cerita lokal yang bagus, bahkan ada yang berbahasa daerah juga. Suka pokoknya!

    BalasHapus
  49. Mendongeng memang sarana yang efektif sekali membangun bonding dan pemahaman anak. Anakku paling cepat nangkep kalau diceritakan dongeng. Dia bisa ingat dan gak pernah bosan didongengi setiap hari

    BalasHapus
  50. Setuju banget, Mbak.
    Anak-anak itu super cerdas aslinya. Dari cerita aja mereka sudah bisa langsung menangkap moralnya trus juga dari cerita semua nilai itu lebih 'ngena'.

    Enak banget ngajarin anak-anak semua nilai melalui cerita.

    BalasHapus
  51. Mendongen inin bisa jadi cara yang efektif untuk memberi tahu pada anak agar paham tentang toleransi. Idenya bisa dicontoh nih Mbak. Kalau tinggal di lingkungan yang beragam bisa mendewasakan anak-anak. Pemikirannya lebih terbuka pada keberagaman.

    BalasHapus
  52. Sepakat. Toleransi ini memang luas ya Mbak. Jadi ingat buku salah satu teman blogger bagus, tentang toleransi. Juduknya kalo ngga salah, Berbeda Tak Apa

    BalasHapus
  53. Mba kok sama yah anakku juga pernah menanyakan hal yang sama maka untuk mempermudah aku jelasinnya pake dongeng juga karena pas aku sampein dengan kata2 yang baku ga ngerti hehehe

    BalasHapus
  54. setujuuu.. memang toleransi ini harus dipupuk kuat sejak dini ya biar anak tidak mudah terprovokasi :) karena sudah dikenalkan sejak dini pemahaman toleransi :)

    BalasHapus
  55. Saya setuju. Kita harus mengajarkan toleransi sejak dini. Kita tinggal di Negara yg penuh keberagaman, walau berbeda tetap satu juga

    BalasHapus
  56. Setuju sekali, mengajarkan toleransi itu gak hanya dari sejak remaja saja tetapi toleransi juga harus diajarkan sejak dini termasuk anak-anak / balita agar paham tentang maknanya hidup rukun antar agama

    BalasHapus
  57. Anak-anak sekarang penting banget diajarkan tentang toleransi nih apalagi jaman digital ini makin sering terjadi perpecahan. Seperti yang kita ketahui bersama Indonesia ini sungguh beragam dengan berbagai keberagaman yang ada.

    BalasHapus
  58. Iya nih. Mengajarin anak dengan toleransi melalu keteladanan dan contoh memang lebih baik sih. Agar anak sudah mulai aware dari awal.

    BalasHapus
  59. Dongeng emang bisa bikin anak lebih mengerti akan maksud dari suatu hal. Jadinpengen ikutan juga nih dongengin untuk anak..

    BalasHapus
  60. Keributan soal perbedaan agama umumnya hanya terjadi di media sosial, karena yang saya lihat dan alami, tak masalah berbeda. Di sekolah sayapun siswanya beragam tetapi tak masalah kok.

    BalasHapus
  61. Mengajarkan toleransi sama anak penting sejak dini. Ingat saja dulu waktu ngajarin anak barengan sama teman lainnya melalui dongeng juga

    BalasHapus
  62. Toleransi itu harus diajarkan sedari kecil karena ada banyak perbedaan di sekeliling kita yang harus diadaptasi. Dongeng tuh bikin anak2 mudah paham ya, cara yg pas untuk ajarkan ttg toleransi

    BalasHapus
  63. mengajari anak toleransi itu emang penting ya mak, karena kalau dipikir2 mereka saling sosialisasi dan saling mencintai <3
    lewat banyak media seperti dongeng ortu bisa ngajarinnya

    BalasHapus
  64. Aku belum ada pengalaman Bun untuk anak biologis hehe. Tapi membaca artikel ini saya jadi paham sehingga kelak Insya Allah bisa diterapkan ke anak sendiri.

    BalasHapus