Dee Stories

Kumpulan artikel parenting yang ditulis oleh blogger parenting Indonesia.
Suka travelling & kuliner. Konselor ASI &MPASI.

Benarkah Istri Itu Beban Suami?

 

Benarkah Istri Itu Beban Suami?




Pengangguran 24/7, cuma jadi beban suami! 


Kerja dong, jangan jadi beban suami saja! 


Hiyaaa, sekarang banyak ya komentar seperti ini. Baik di sosial media maupun dunia nyata. Entah kenapa ya, sekarang banyak orang melabel istri yang tidak menghasilkan secara finansial dianggap sebagai beban suami. Memangnya, kenapa kalau istrinya nggak bekerja? Benarkah istri yang tidak bekerja itu menjadi beban suami? 


Istri = Beban Suami


Sebenarnya saya cuek-cuek saja kalau ada yang bilang istri itu beban suami. Soalnya, saya rasa itu hanya pendapat orang yang pikirannya picik saja. 


Bukan apa-apa, saya sendiri sudah kenyang dengan beragam komentar miring orang lain tentang rumah tangga saya. Mulai dari komentar kenapa sarjana tapi nggak kerja. Kenapa nggak kerja. Hingga normalisasi pilihan saya yang nggak bekerja kantoran karena menggantungkan suami yang seorang PNS. 


Oh pantes nggak kerja. Suaminya PNS. Tenang hidupnya meski nggak kerja”.


Hehehe, komentar seperti itu sudah kenyang saya dengar. Jadi saya sudah kebal. 


Hari ini, saya menulis ini bukan karena baper dengan komentar tersebut. Tapi sekadar mengungkapkan keresahan hati saja. 


Kok ya aneh, ada orang yang menganggap istri itu beban suami. Terlebih kalau istrinya nggak menghasilkan uang sendiri, makin di cap sebagai tukang habisin duit suami. 


Apa orang-orang itu nggak paham artinya rumah tangga ya? Apa nggak tahu hak dan kewajiban suami dan istri dalam perkawinan? 


Kalau dalam agama, khususnya islam, istri itu memang tanggung jawab suami. Suami dalam islam kedudukannya merupakan pemimpin atau sebagai kepala keluarga yang memiliki tanggung jawab dalam pemenuhan nafkah. Ia juga bertanggung jawab atas pendidikan akhlak anggota keluarganya. Selain itu ia juga dituntut untuk bersabar dalam mendampingi pertumbuhan anggota keluarganya dengan segala tingkah mereka yang bermacam-macam. 


Secara hukum juga sama. Suami wajib memberikan nafkah pada istri. Dalam UU No 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, dijelaskan tanggung jawab suami istri dalam pernikahan, yaitu : 


(1) Suami wajib melindungi isterinya dan memberikan segala sesuatu keperluan hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya. 

(2) Isteri wajib mengatur urusan rumah-tangga sebaik-baiknya. 

(3) Jika suami atau isteri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat mengajukan gugatan kepada Pengadilan.


Nah, jadi? Siapa yang masih menganggap jika istri adalah beban suami? Berarti nggak paham aturan agama dan hukum, ya! Poor you.. 


Beban Istri Lebih Berat dalam Rumah Tangga


Kalau bicara tentang beban, beban istri dalam rumah tangga justru lebih berat. Istri mengerjakan semua pekerjaan rumah, mengurus anak, hingga mengurus suami. 


Istri bangun lebih pagi. Mengerjakan pekerjaan rumah. Belum lagi jika harus antar jemput anak. Mulai dari anak sekolah hingga les, mondar-mandir mengukur jalan. 


Baca Juga : Pekerjaan Domestik Tanggung Jawab Siapa?


Nggak cuma mengasuh anak di rumah, istri juga harus menemani anak-anak belajar. Memastikan mereka memahami materi sekolah dan tidak ketinggalan pelajaran. 


Sudah pontang-panting seperti ini masih dianggap beban? 


Bagaimana Jika Dianggap Sebagai Beban Suami? 


Lalu, bagaimana jika masih saja yang beranggapan bahwa istri adalah beban suami? 


Hmm, kalau yang menganggap seperti itu orang lain, ya cuek saja. Namanya juga hidup, kita yang jalani, orang lain yang mengomentari. 


Kalau yang menganggap seperti itu keluarga besar? Ya, jelasin saja. Mungkin mereka belum paham, tentang kedudukan suami dan istri dalam pernikahan. 


Terus, kalau yang menganggap itu suami sendiri bagaimana? Hmm, iya ada yang seperti ini. Makin kesini, makin banyak laki-laki nggak sadar posisi. 


Ya, hilangkan bebannya! Tinggalkan saja suami seperti itu. Itu berarti dia nggak paham kewajibannya sebagai suami. Sama kewajiban saja nggak paham, bagaimana bisa melakukan kewajibannya. Dah lah, red flag banget itu! 


Baca Juga : Mengapa Perempuan Enggan Bercerai Meski Rumah Tangga Tidak Bahagia


Beda arti jika memang kondisi keuangan keluarga kurang baik. Jika suami kesulitan mencari nafkah dan butuh bantuan, bisa dibicarakan baik-baik. 


Suami istri saling bantu. Bagaimana bisa memenuhi kebutuhan keluarga. Bukan menyalahkan salah satu pihak. 


Kalau ada laki-laki yang belum bisa menafkahi keluarga dengan sejahtera, bukannya berusaha malah anggap istri beban keluarga, ya pantes rezekinya seret. 


Sebab, dalam Islam rezeki suami tergantung istri. Rasulullah SAW juga pernah bersabda mengenai rezeki suami tergantung istri. 


Rasulullah SAW juga pernah bersabda, diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dan Ibnu Majah, yakni:


“Orang yang imannya paling sempurna di antara kaum mukminin adalah orang yang paling bagus akhlaknya di antara mereka, dan sebaik-baik kalian adalah yang terbaik akhlaknya terhadap istrinya” (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)


Dari hadits rezeki suami tergantung rezeki istri tersebut, jelas diwajibkan bagi setiap suami untuk memuliakan istri dan keluarganya. Karena tindakan memuliakan istri menjadi salah satu cara untuk memiliki akhlak yang baik. Akhlak yang baik tersebut, akan mempengaruhi rezeki. 


Jadi, wahai istri-istri, jangan baper jika dibilang cuma jadi beban suami. Istri adalah tanggung jawab suami. Sudah seperti itu fitrahnya.


Baca Juga : 5 Pelajaran Berharga Tentang Pernikahan dari Drama Queen of Tears, Cinta Saja Tidak Cukup! 


Buat para suami, jangan anggap istrimu beban, biar langkahmu tidak semakin berat. Penuhi kewajibanmu kepada istri dengan sebaik-baiknya, agar rezekimu mengalir deras. 


Oke, sekian curhat hari ini. Maaf ya kalau terlalu jujur dan menggebu-gebu. Stereotip seperti ini sangat meresahkan. Harus di clear kan. 


Setuju? 

25 komentar

  1. Yang nyinyirin istri : beban suami bisa jadi hidupnya emang lagi pahit dan dia iri karena gak dinafkahi full? Padahal istri juga sebenarnya gak diam di rumah. Mengerjakan tugas rumah tangga itu capek. Kalau istri diberi uang saku suami ya wajar lah. Bukan jadi beban.

    BalasHapus
  2. Betul. Banyao yang bilang istri kalo nggak kerja jadi beban suami. Padahal kan kerjaan ibu rumah tangga sama beratnya dengan kerja di luar. Dan banyak IRT itu masih nyari uang dengan buka usaha.

    BalasHapus
  3. Selama suami sendiri tidak mengatakan demikian, anggap saja mereka hanya iri atau menutupi kelemahan mereka sendiri. Semoga saja tidak ada suami yang menuduh istrinya demikian.

    BalasHapus
  4. Biasa itu Mbak. Mulut-mulut tetangga. Apa saja diomongin. Pokoknya ga da kelakuan kita yang benar. salah mulu hahaha. Jadi kita memang harus bersikap cuek, karena yang paling tahu kehidupan kita, ya, kita sendiri.

    BalasHapus
  5. Saya lebih menganggap istri pendamping suami sih. Mau istri engga kerja atau punya penghasilan sendiri. Pokoknya mah buat saya, istri pendamping suami. Yang bilang istri beban suami tuh siapa sih?...huf...cuekin aja...

    BalasHapus
  6. Kok bisa ya mbak ada keluarga besar yang berpikiran demikian. Padahal menjadi istri dan ibu saja sudah sangat sulit, masih aja dianggap beban bagi pasangan. Heran aja sebenarnya huhu

    BalasHapus
  7. Benerrrrr. Makin banyak laki-laki yang nggak paham posisi, dan malah jadi beban istri. Makin parah lagi kalau laki-laki macam itu mengambil potongan ayat dan hadis sesuka hati mereka untuk menguatkan posisi ngawur mereka. Yang paling sering adalah "istri harus patuh pada suami". Hadueuh please lah, suami macam apa dulu yang mesti dipatuhi.

    Maap, malah numpang ngomel.

    BalasHapus
  8. itu orang yg ngatain istri beban suami pasti rumah tangganya kurang harmonis. padahal dalam berumah tangga suami dan istri itu sudah ada hak dan kewajibannya masing2. kalo nikah karena ibadah, pastinya sudah siap lahir dan batin untuk berumah tangga. jadi tidak ada namanya istri beban suami ataupun sebaliknya.

    BalasHapus
  9. tulisan yang menarik. bisa jadi refleksi diri juga nih. bisa jadi bahan obrolan dengan suami. pengen tahu pendapat suami tentang hal ini

    BalasHapus
  10. Menurut daku, kenapa ada yang berkata seperti itu, mungkin karena yang berbicara itulah sesungguhnya sedang bermasalah dengan dirinya alias punya beban hidup dan kurang bersyukur.

    BalasHapus
  11. Setuju. Mewakili kata hati saya sekali ini...
    Ke saya juga pernah ada yg bilang kerjaannya hanya tidur saja
    Menjajah suami
    Eh giliran saya punya uang, dianggapnya sok berani...
    Hadeuh susah ya emang berhadapan sama orang yg tidak tahu hukum

    BalasHapus
  12. Kok sakit hati baca judulnya ya 😭
    Padahal udah jelas² ada hukum dalam agama sama hukum negara, apa aja tanggung jawab suami itu.

    Naudzubillah.. Semangat wahai para istri dan suami. Semoga kehidupan rumah tangganya berkah dan bahagia syelalu yaa.. Aamiin..

    BalasHapus
  13. Setuju kak. Walau istri ga bekerja, pekerjaan rumah tangga itu berat bgt. Jauh melebihi pekerjaan kantoran. Mknya bnyk rumah tangga yg lbh menyewati IRT agar kerjaan rumah beres.

    BalasHapus
  14. Yang bilang istri beban suami patut ditampol. Klo bicara perbeban istri jauh lebih banyak, urus rumah, anak, suami. Belum lagi klo suami kasih uang bulanan seenak jidat. Kebanyakan di Indo listrik, Air, makanan yang mikir istri. Suami kasih duit tapi kadang ada yang ngga mikir duite cukup apa ngga untuk semuanya ıtu

    BalasHapus
  15. Pasangan itu baik suami atau istri bukanlah beban terutama perempuan bagi suami, semuanya saling melengkapi dan support system masing-masing, jadi sangat tidak sepakat istri adalah beban suami, kalau ada suami atau orang berpikir begitu sepertinya harus banyak belajar lagi soal apa itu menikah atau rumah tangga

    BalasHapus
  16. Kalau dibolehkan bilang "hadeuh ckckck" rasanya pengen banget aku nyeletuk begitu di hadapan orang-orang yang menganggap kalau istri adalah beban suami. Padahal kan menikah itu, hubungannya 'saling' lho antara suami dan istri. Mungkin yang tanggapannya begitu, perlu merenung dan belajar lagi. Khawatir saja sesungguhnya yang nyeletuk demikian ternyata merasa dirinya sebagai beban atau malah terbebani karena ada yang timpang di kesehariannya. Eh ... ups, nggak boleh jahat balik deng. Ehe ....

    BalasHapus
  17. Setuju banget mbak! Kadang orang memang suka lupa kalau peran istri dalam rumah tangga itu besar banget. Nggak hanya soal mengurus rumah dan anak, tapi juga dukungan moral buat suami. Nggak perlu dengerin omongan miring, yang penting kita tahu peran dan tanggung jawab masing-masing dalam rumah tangga. Semangat terus ya mbak!

    BalasHapus
  18. pas baca judulnya entah kenapa langsung mengsedih mba..dan makin miris karena memang banyak yg streotipnya kayak begitu, isti masih dianggap sebagai beban suami hiikkss..

    BalasHapus
  19. Kacau ini pasti ilmunya. Suami istri ibaratnya tim, masing-masing melakukan hal sesuai perannya. Nggak setuju jika dikatakan hanya beban suami, lelaki yang berpikir demikian mending nggak usah berkeluarga, lah. hehe....

    BalasHapus
  20. kalau aku yang penting suaminya ga beranggepan kayak gitu. kalau suaminya yang nganggep istri itu beban, dahlah aku menyerah saja

    BalasHapus
  21. Sebenarnya dalam islam tidak pernah membicarakan istri beban suami pun sebaliknya. Tapi lebih pada kewajiban masing-masing terhadap pasangan masing-masing, berikut haknya.

    BalasHapus
  22. Karena tidak menghasilkan uang lalu istri disebut beban suami. Huhu sedih banget ini kalau sampai dapat stigma kayak gini. Padahal kenyataannya kontribusi istri juga sama banyaknya dengan suami. Makanya dalam pernikahan tuh harus saling melengkapi biar gak dianggap beban sama orang lain.

    BalasHapus
  23. Aku suka jadi beban suami.
    Hahaha... soalnya memang salah satu keistimewaan perempuan dalam Islam adalah ketika belum menikah menjadi taunggungjawab Ayahnya dan ketika sudah menikah menjadi tanggungjawab suaminya.
    Jadi, meski terlihat "Enak banget jadi perempuan", tapi justru di sinilah letak ujian terbesarnya.
    Perempuan juga bisa jadi sumber fitnah kalau tidak bisa menjaga marwahnya.

    Yah, istilah beban ini memang cara gampangnya orang awam aja yaa..
    Tapi aku pikir lebih ke kalimat "Tanggungjawab".

    BalasHapus
  24. Kelewatan banget sih kalau ada yang bilang kalau istri itu beban suami. Yang lebih tepat sih tanggung jawab kali, ya. Tiap-tiap kita punya tanggung jawab, termasuk suami yang harus siap bertanggung jawab ketika memperistri seseorang

    BalasHapus
  25. Setuju banget, hempaskan dan abaikan saja tuh suara sumbang mbak, secara dia ga paham tapi ga mau berusaha paham aka belajar jadi percuma ngeladenin mereka, senyumin aja terus tinggal pergi, semoga suatu saat nanti hati dan pikirannya dibukakan oleh Allah sehingga ga komentar nyinyir terus

    BalasHapus