Dee Stories

Kumpulan artikel parenting yang ditulis oleh blogger parenting Indonesia.
Suka travelling & kuliner. Konselor ASI &MPASI.

Mau COVID - 19 Ambyar? Ayo Disiplin!

 

COVID 19



Mau COVID - 19 Ambyar? Ayo Disiplin! Aahh sudah tujuh bulan pandemi COVID - 19 ini. Pasti teman-teman sudah kangen beraktivitas seperti biasanya ya. Kangen ngopi bareng teman. Kangen jalan-jalan. Kalau kita disiplin, kita bisa bikin COVID -19 ini ambyar lho. Rasa kangen teman-teman akan terbalaskan.


Hari ini saya akan mengajak teman-teman semua, bagaimana sih caranya agar kita bisa membuat COVID -19 ini ambyar. Sebenarnya caranya gampang, semua tergantung kedisiplinan kita menghadapi pandemi ini.


Kedisiplinan menjadi perisai utama kita dalam menghadapi pandemi COVID - 19 ini. Kesimpulan ini saya dapatkan saat mengikuti Seminar Online Bareng Blogger di Masa Pandemi "Yuuk Disiplin  COVID-19 Ambyar" yang diselenggarakan oleh Direktorat Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.


Seminar ini menghadirkan tiga orang narasumber yang sangat kompeten di bidangnya, yaitu :

1. dr. Riskiyana S. Putra, M.Kes - Direktur Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat Kemenkes RI

2. Dr. Rose Mini Agies Salim, M.Psi - Psikolog

3. Wardah Fajri, S.I.Kom - Fasilitator/Mentor/Founder Komunitas Blogercrony Indonesia

Nah apa saja sih yang disampaikan oleh ketiga narasumber ini? Baca sampai habis ya :)


Seminar Online Bareng Blogger "Yuuk Disiplin COVID -19 Ambyar"


Sejak pemerintah mengumumkan pasien pertama Covid-19 pada bulan Maret 2020, kehidupan masyarakat berubah secara drastis. Kini, work from home, school from home, dan pray from home menjadi pilihan utama di kala pandemi. Banyak hal yang membuat kita akhirnya beradaptasi dengan keadaan dan juga untuk mencegah terjadinya penularan virus. Masa pandemi pun menuntut adanya adaptasi kehidupan baru.


Masyarakat diharapkan dapat segera melaksanakan aktivitas seperti biasa, tetapi dengan cara yang baru. COVID -19 telah mendorong perubahan kebijakan ekonomi dan politik dunia ke depan.


Menurut Studi Board of Innovation and BBC tahun 2020, COVID -19 turut mendorong perubahan pada perspektif, sikap, dan perilaku masyarakat, seperti konsep bekerja, budaya hidup sehat, aktivitas belanja, dan lain-lain. Untuk itu, pemerintah pusat, daerah, hingga elemen masyarakat harus bergotong royong dan bersinergi untuk bersama menyelesaikan persoalan pandemi COVID -19.


Presiden Jokowi juga telah menyampaikan lima arahan terkait adaptasi kebiasaan baru agar masyarakat tetap produktif dan aman dari penularan Covid-19.


COVID 19



Pertama, Presiden Jokowi mengingatkan pentingnya prakondisi yang ketat. Sosialisasi kepada masyarakat harus dilakukan secara masif terutama mengenai sejumlah protokol kesehatan yang harus diikuti.

Kedua, Presiden Jokowi mengingatkan pentingnya perhitungan yang cermat dalam mengambil kebijakan yang harus didasarkan data dan fakta di lapangan.

Ketiga, Presiden Jokowi mengingatkan soal penentuan prioritas yang harus disiapkan secara matang mengenai sektor dan aktivitas mana saja yang bisa dimulai dan dibuka secara bertahap.

Keempat, adanya konsolidasi dan koordinasi antara pemerintah pusat dengan daerah, mulai dari provinsi hingga tingkat RT, serta bergotong royong melibatkan semua elemen masyarakat.

Kelima, Presiden Jokowi meminta agar dilakukan evaluasi secara rutin. Presiden terus mengingatkan agar jajarannya tidak lengah terutama karena kondisi di lapangan masih sangat dinamis.

Untuk itu, perlu didorongnya perubahan perilaku masyarakat melalui komunikasi publik yang sistematis dan komprehensif untuk “memutus mata rantai COVID-19” dan memastikan masyarakat dapat mengikuti adaptasi kebiasaan baru dengan tetap sehat dan produktif. 

Contohnya seperti menggelar Seminar Online Bareng Blogger "Yuuk Disiplin COVID -19 Ambyar" pada hari Rabu, 30 September 2020 melalui aplikasi Zoom dan Youtube Live.


Edukasi Protokol Kesehatan Zaman Now - dr. Riskiyana S. Putra, M.Kes

COVID 19




Menurut Hasil Survei Sosial Demografi Dampak COVID -19  BPS 2020, perempuan lebih mengetahui dan menerapkan physical distancing dibandingkan laki-laki.


Wah saya terkejut dengan hasil survey tersebut. Harusnya baik laki-laki dan perempuan bisa sama-sama memiliki pengetahuan dan menerapkan physical distancing yang tinggi. Bukankah physical distancing adalah salah satu protokol kesehatan yang wajib dipatuhi dalam menghadai pandemi COVID -19 ini?


Dalam seminar ini, dr. Risky mengingatkan kembali apa itu Coronavirus Disease - 2019. Coronavirus Disease - 2019 (COVID-19) adalah penyakit baru yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan pernapasan dan radang paru. Penyakit ini disebabkan oleh Infeksi Servere Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-Cov-2).


Gejala virus ini antara lain :

- demam > 37,3 derajat celcius

- batuk, pilek

- gangguan (sesak) pernapasan

- sakit tenggorokan

- letih, lesu


COVID 19



Penularan virus ini bisa melalui droplet, kontak pribadi misalnya berjabat tangan dan juga melalui sentuhan terhadap benda-benda atau permukaan yang sudah terkena virus, kemudian menyentuh mulut, hidung atau mata tanpa mencuci tangan terlebih dahulu.


Sampai tanggal 3 Oktober 2020, jumlah penderita positif COVID-19 di Indonesia ada 299.506 orang, sembuh 225.052 orang dan 11.055 orang meninggal. 


Tingginya angka COVID-19 di Indonesia ini juga disebabkan oleh banyaknya faktor pendorong transmisi, yaitu :

- tingginya jumlah populasu di Indonesia (268 juta jiwa )

- rendahnya praktek cuci tangan (52% berdasarkan data Riskesdas 2018)

- banyaknya pelaku perjalanan (35 bandara langsung akses ke luar negeri, 135 pelabuhan langsung akses ke luar negeri dan 10 perbatasan lintas darat negara).

- jumlah ISPA berat di 6 RS Sentinel (tahub 2013-2020 ada sebanyak 5 418/530.095 atau 1%)


Faktor-faktor transmisi ini bisa diperberat bila ada perasaan takut, tidak berdaya atau denial, atau perasaan tidak percaya adanya COVID, informasi yang salah, kekhawatiran populasi beresiko, belum adanya vaksin, isolasi, kematian bahkan banyaknya stigma.


Tentu ini membuat semakin pentingnya kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan terkait virus ini. Hasil survei kepatuhan masyarakat berdasarkan Balitbang kemenkes antara lain :


- persepsi risiko jaga jarak dan pakai masker masih cukup rendah

- lebih dari 50% responden sulit jaga jarak dengan orang yang dikenal

- peningkatan himbauan jaga jarak, hanya 30% yang melakukan

- 91% masyarakata percaya tenaga kesehatan mampu menangani COVID -19

- 35-40% masyarakat patuh jaga jarak

- 68% masyarakat percaya pemerintah dapat menanganani COVID -19

- persepsi masyarakat akan risiko penularan : 80-85%

- risiko kematian : 62-75%


Menyikapi hasil survei tersebut dokter Risky menyampaikan bahwa perlunya masyarakat melakukan protokol kesehatan secara sadar dengan cara menggunakan masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan, mencuci tangan, mengkonsumsi makanan gizi seimbang dan meningkatkan daya tahan tubuh dengan cara istirahat yang cukup, olah raga, kelola stress dan kelola pengakit penyerta. Dengan begitu awareness akan meningkat dan bisa menjadi perlindungan kesehatan individu.



Baca Juga : Tips Anti Stres Hadapi Corona


Oleh karena itu masyarakat perlu menerapkan pola hidup baru. Adaptasi kebiasaan baru ini bisa membuat masyarakat hidup berdampungan dengan COVID -19. Masyarakat bisa tetap produktif di tengah pandemi.


COVID 19



Adaptasi kebiasaan baru ini bertujuan memberikan perlindungan kesehatan bagi individu dan masyarakat. Selain itu juga menciptakan kehidupan yang lebih bersih, lebih sehat dan lebih taat.


Adaptasi kebiasaan baru ini harus ditetapkan di semua tatanan masyarakat. Mulai dari satuan pendidikan, tempat ibadah, pasar, tempat kerja dan tempat umum lainnya seperti kendaraan umum.


COVID 19



Keluarga menjadi garda terdepan dalam pencegahan COVID-19 ini. Displin dalam keluarga akan menghasilkan disiplin dalam masyarakat.

Kemenkes merekomendasikan Perilaku Keluarga Saja (Keluarga Saling Jaga).


Beberapa perilaku yang harus dilakukan saat masuk rumah adalah :

- melepas sepatu sebelum masuk rumah

- hindari menyentuh benda apapun

- bersihkan sepatu dan barang bawaan dengan disinfektan atau dicuci dengan sabun

- langsung cuci tangan pakai sabun, mandi keramas dan ganti baju dengan pakaian yang bersih

- setelah membersihkan diri baru bisa berinteraksi dengan keluarga


Selain itu kita juga harus disiplin menerapkan perilaku saat di dalam rumah, yaitu :


- kurangi dan jaga interaksi dengan orang luar/tamu

- pakai dan rutin mencuci masker setiap selesai digunakan

- membersihkan rumah dan benda-benda yang ada dengan disinfektan setiap hari

- berjemur setiap hari pada pukul 10 pagi selama 15 menit

- belajar atau mencari berita melalui online

- cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir sesering mungkin : setelah pegang uang, sebemun makan, setelah memegang benda-benda dari luar

- tidur/beristirahat yang cukup setiap hari

- konsumsi gizi seimbang

- melakukan aktivitas fisik setiap hari

- aktif membangun suasana dirumah yang enjoy


Kemudian saat berada di luar rumah, perilaku yang harus dilakukan adalah :

- memakai masker

- pakai baju lengan panjang/jaket dan sepatu

- membawa hand sanitizer

- jaga jarak 1-2 meter dengan orang lain

- jangan menyentuh wajah bila belum cuci tangan pakai sabun


Disiplin, Semangat Menerapakan Protokol Kesehatan di Masa Pandemi - Dr. Rose Mini, A.P., M.Psi

COVID 19



Narasumber kedua adalah Dr. Rose Mini, A.P., M.Psi, atau yang akrab disapa bunda Romi. Bunda Romi ini adalah seorang psikolog ternama. Bunda Romi menyanpaikan bahwa di masa pandemi seperti ini, menuntut adanya adaptasi kebiasaan baru.


Adaptasi kebiasaan baru itu antara lain ; menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun.


Lalu bagaimana sih penerapan kebiasaan baru di masyarakat ini? Berdasarkan data survei online Puslitbang Humaniora dan Manajemen Kesehatan, Badan Litbangkes,  2020 :

- 93,40% menggunakan masker

- 1,20% tidak menggunakan alat pelindung

- 54,29% selalu jaga jarak (31,92% menyatakan sering ; 12,42% kadang-kadang dan sisaanya 1,37% menyatakan jarang/tidak pernah)

- 91,67% menyatakan mencuci tangan dengan sabun


Menurut bunda Romi, ada banyak faktor yang membuat kenapa belum semua orang menerapkan kebiasaan baru ini. 


COVID 19


Ada faktor internal seperti kurangnya moral virtue dan kesalahan proses belajar. Selain itu ada juga faktor eksternalnya, mulai dari aturan yang tidak baku, tidak adanya contoh dan konsekuensi yang tidak ketat.

Bunda Romi juga berbagi tips bagaimana cara meningkatkan kesadaran dan disiplin dalam diri. Yaitu dengan cara :

- perkuat moral virtue

- kenali manfaat 3M (memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak) bagi diri

- permudah, jangan persulit misalnya dengan cara siapkan masker lebih dari satu dan letakkan masker/sabun di lokasi yang mudah dijangkau

- terapkan kebiasaan konsisten

- mulailah dari diri, karena dirilah yang bisa kita kendalikan

- mulailah dari lingkaran pengaruh anda (keluarha, rekan kantor, dsb)

- jadilah contoh untuk lingkungan


Baca Juga : Memetik Hikmah Ditengah Corona


Peran Komunitas Blogget di Era Pandemi - Wardah Fajri, S.I.Kom


COVID 19



Saat mengikuti seminar online ini saya makin menyadari, bahwa mengahadapi pandemi COVID -19 ini butuh upaya bersama. Setiap orang bisa memainkan perannya, termasuk para blogger.


Menurut Wardah Fajri, S.I.Kom, fasilitator/mentor/founder komunitas Bloggercrony, setiap individu punya : Potensi, Peran, Empati dan Kompetensi untuk berjuang menerapkan disiplin protokol kesehatan dan adaptasi kebiasaan baru dalam menghadapi pandemi COVID -19 ini.


COVID 19



Termasuk para blogger. Bloggercrony sebagai salah satu komunitas blogger juga berupaya menyebarjan pesan positif pada masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan daan beradaptasi dengan kebiasaan baru untuk bisa hidup berdampingan dengan COVID -19 ini. Misalnya pada tanggal 30 Agustus 2020, Bloggercrony mengadakan Gerakan Nasional Selalu Pakai Masker. Bloggercrony meramaikan media sosial dengan twibbon para member yang berfoto menggunakan masker.


COVID 19



Selain itu Bloggercrony juga mengadakan banyak kegiatan Diskusi, Edukasi dan Aktivasi.

1. Diskusi : mengadakan beragam kegiatan virtual event, kelas online dan remote work.

2. Edukasi : mengedukasi member untuk disiplin protokol kesehatan di masa pandemu dan adaptasi kebiasaan baru melalui whatsApp grup dan media sosial Bloggercrony. Bloggercrony berusaha untum selalu update informasi, bertukar kabar, saling dukung dan pendampingan psikologi antar member.

3. Aktivasi Digital



COVID 19



💠 Bloggercrony menjadi fasilitator blogger untuk menyebarkan pesan positif di media sosial dan beraktivitas dalam program mingguan untuj mendukung blogging.

💠Membuat aktivasi / event virtual :

- terlibat aktif posting twibbon kampanye publik proses gerakan nasional #SELALUPAKAIMASKER

- aprisiasi dan fasilitasi promosi blog dan sharing blog melalui program rutin komunitas #BETUESDAY dan #INSPIRASIKAMIS

- posting di instagram sharing kegiatasn positif kreatif #dirumahsaja selama PSBB

- kontes posting di twitter tentang pedagang pakai masker

- lomba virtual 17 Agustus 2p2p HUT RI , ajakan tetap jaga jarak dan hindari kerumunan dan berkegiatan seru #dirumahsaja


Di akhir materi, kak Wawa berpesan :

"A true community is not just about being heographically close to someone or part the same social we network. It's about feeling connected and responsible for what happens. Humanity is our ultimate community and everyone plays a crucial role" (Yehuda Berg).


So, teman-teman yuk saling bekerjasama, saling dukung mematuhi protokol kesehatan dan beradptasi dengan kebiasaan baru.  Blogger memiliki peran yang besar. Sebagaimana harapan dokter Risky bagi komunitas blogger untuk :

- menjadi agent dalam edukasi kesehatan terkait pesan 3M Cegah COVID -19 melalui blog dan sosial media.

- mengajak masyarakat memiliki insight kondisi pandemi COVID-19 dan membangub sense of crisis atau tidak acuh agar terhindar dari COVID -19.

- menjadi inspirator keluarga, lingkungan dan masyarakat

- update informasi COVID-19 di Indonesia melalui website kemenkes.


Jadi gimana? Mau COVID - 19 ambyar? Ayo Disiplin! 








55 komentar

  1. Dari semua poin ada 1 yg ngena banget karena banyak yg gini, yaitu denial.
    Kalau di lapangan, ternyata banyak banget yg berpikiran gini.

    Dapat banyak cerita kalau teman dan sodara harus berangkat kerja dan ha sengaja denger omongan yg lewat.

    Tp semoga aja makin ke sini semakin banyak yg tahu kalau COVID itu nyata dan emang ilangnya kalau semua ga nakal alias kabur2 main.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya benar mbak..
      makanya harus terus disiplin patuhi protokol kesehatan ya

      Hapus
  2. Sedih banget kalo lihat orang yang abadi tentang pemakaian masker khususnya. Kemanapun perginya, protokol kesehatan nomor satu ya mbk

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama, saya juga sedih klo ketemu orang seperti itu..
      ya, harus tetap patuhi protokol kesehatan

      Hapus
  3. Emang edukasi masyarakat paling susah itu kalau dunianya beda sama kita. Semoga kita ga pernah letih mengedukasi org utk jalanin gerakan 3M ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, kita juga harus makin semangat mengedukasi tentang 3M ini

      Hapus
  4. Kalau dulu Covid terasa jauh dari jangkauan, kini udah masuk ke ring 1 keluarga. Semoga covid ini segera berlalu. Aku sendiri biar dikata parno maskeran mulu yang penting dapat meminimalisasi terjangkit covid.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, meski banyak cibiran kita harus tetap selalu melakukan 3M ini ya..

      Hapus
  5. Aku pribadi masih pakai masker, berusaha jaga jarak, bawa hand sanitizer buat jaga-jaga kalau gak nemu tempat cuci tangan. Orang-orang sekitar udah gak pakai masker. Saya mah terserah mereka dah kalau anggap saya parnoan

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, paling tidak kita sudah memberi contoh yang baik

      Hapus
  6. Huhuu ngomongin covid ga akan ada beresnya yaa, tapi tak lelah buat reminder dan edukasi tentang protokol kesehatan terus, semoga diberikan kesadaran.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak, amin..
      semoga makin banyak yg semakin disiplin mematuhi protokol kesehatan

      Hapus
  7. Ambyar kapan ya covid-19 ? Sikap kita yang cuek dan anggap virus itu cuma rekayasa. Hal ini bikin kesel. Apa harus merasakan sakit baru sadar.

    Semoga badai ini cepat berlalu

    BalasHapus
    Balasan
    1. ahh iya, kadang saya juga gitu klo lagi kesel..
      ya, semoga covid 19 segera ambyar

      Hapus
  8. Mungkin kecenderungan perempuan sebagai ibu yang melindungi anak anaknya membuat perempuan lebih protektif ya?
    Sehingga mereka lebih aware terhadap pandemic

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yappp ibu ga boleh bosan bosannya buat ingetin elemen keluarga ya AMbu

      Hapus
    2. iya, mungkin itu juga ya mbak faktornya

      Hapus
  9. Hadehh, di Rungkut Gunung Anyar dan sekitarnya, banyaaakk bgt yg nggak bermasker, Mba :(
    Kezell, tapi yo piye maneh ya.

    BalasHapus
  10. Awareness akan bahaya pandemi sepertinya memang harus lebih digiatkan. Apalagi di saat kita sudah mencapai titik jenuh di dalam rumah dan orang-orang mulai rindu berkegiatan seperti biasa. Nyatanya banyak sekali gerombolan orang di sana-sini berkegiatan tanpa mematuhi protokol kesehatan. Sedih ngeliatnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, saya juga sedih klo melihat orang yang abai akan pandemi ini

      Hapus
  11. Saya dan anak termasuk yang 'di rumah saja',beda dengan paksu yang harus keluar rumah untuk kerja. Pernah kejadian, ternyata suami tertular flu batuk. Duh saya sampe naik spanning tuh, khawatirnya berlanjut covid 19. Apalagi flu batuk nya menular juga ke saya & anak, bikin tumbang 2 hari deh. Kalo udah gitu akhirnya buat sekeluarga diberi asupan yang bisa nambah imunitas tubuh + minum obat flu batuk, Alhamdulillah udah sembuh lagi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah iya mbak, emang klo g da yg penting g usah keluar rumah ya

      Hapus
  12. Capek juga ya mbak rasanya nggak bisa bebas kemana2.
    Tapi sejak awal aq mwmang udah menerapkan protokol kesehatan dirumah semoga virus ini segera berlalu ya

    BalasHapus
  13. Setuju sih, Mbak. Dengan disiplin melaksanan protokol kesehatan dan stay at home kalau memungkinkan ini sebenarnya bisa membantu covid19 nggak menyebar semakin luas. Jadi makin semangat menyebarkan awareness untuk disiplin meski banyak yang mulai nyinyir huhuhu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, harusselalu disiplin menerapkan 3M ya mbak alfa

      Hapus
    2. Iya, Mbak. Meski ribet tapi lama-lama juga pasti jadi kebiasaan baru. Aku pun kadang mencuci semua belanjaan yang kemasannya dari plastik biar aman.

      Hapus
  14. Aku gemes banget loh mba pas bunda Romi cerita soal pasien C0vid yang niatnya pengen nularin ke banyak orang, duh asli udah mati akal mati rasa sih, that's why aku setuju tuh anak dari kecil harus diajarin empati, tanggung jawab dan nilai-nilai baik lainnya

    BalasHapus
  15. Nah betul, harus disiplin yang jadi kunci. Miris aja liat yang menggampangkan pandemi ini hiks pafahal kita udah berusaha jaga diri eh dianya ngga dan akhirnya nularin

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya,,
      makanya harus selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan ya mbak

      Hapus
  16. Setuju Mbak Dee, jangan kendor, pakai masker terus kalau keluar rumah. Ngeri ya udah hampir 300 rb yg kena, 200-an sembuh, dan 11 rb sudah meninggal dunia, hikss... Makasih sharingnya Mbak Dee jd kebagian ilmu seminarnya nih.

    BalasHapus
  17. gemes banget sama yang masih bandel gak ikuti protokol kesehatan, masih ada aja yang melanggar dan ga jaga dirinya sendiri dengan pakai masker

    BalasHapus
  18. Sebel saya sama orang-orang yang masih aja mengabaikan protokol kesehatan. Kapan selesainya kalau kayak begini?

    BalasHapus
  19. Adaptasi kebiasaan baru ini bisa membuat masyarakat hidup berdampungan dengan COVID -19.

    Kuberharap Masyarakat bisa tetap produktif di tengah pandemi.Adaptasi kebiasaan baru ini bisa membuat masyarakat hidup berdampungan dengan COVID -19 dan masyarakat bisa tetap produktif di tengah pandemi.

    BalasHapus
  20. Wah ada Bu Romi, dulu sering baca konsultasinya di tabloid..iya, coba ya masyarakat disiplin, covid bakal cepat hilang..ini pada abai semua hiks...jadinya korban makin banyak..

    BalasHapus
  21. Setujuuu...untuk saling bekerjasama, saling dukung dalam mematuhi protokol kesehatan dan beradptasi dengan kebiasaan baru. Juga sebagai blogger ikut memberikan teladan dan mensosialisasikan kedisiplinan penerapannya

    BalasHapus
  22. Bermanfaat banget mb, seminarnya. Pas bagiab upaya meningkatkan kesadaran bermasker, bisa juga itu dipraktikkan. Dimulai dari lingkungan terkecil yakni keluarga, ke lingkungan yang lebih luas seperti tetangga. Bermanfaat.

    BalasHapus
  23. Kalau nggak disiplin, ya kitanya yang ambyar oleh covid-19. wkwk.. Minimal disiplin makai masker.

    BalasHapus
  24. Di masa adaptasi kebiasaan baru ini saya maah lihat orang-orang yang abai menggunakan masker. Sepertinya perlu peraturan yang baku dan konsekuensi yang ketat agar semua orag bisa disiplin menjalankan protokol kesehatan.

    BalasHapus
  25. Kalau aku karena sebelum pandemi udah selalu pakai masker dan bawa hand sanitizer ke mana-mana cukup mudah buat ngikutin ini semua. Yang sulit itu ngingetin orang rumah karena nggak terbiasa. Tapi nggak akan pernah capek kok, demi kesehatan bersama.

    BalasHapus
  26. harus sama-samam menjaga ya gak cuma untuk diri sendiri aja tapi menjaga orang lain juga. Semoga yg lain juga tetap menjaga protokol kesehatan

    BalasHapus
  27. Ahhh sedih kalo mengingat kita masih dalam suasana pandemi dan masih banyak pula warga yang tidak mau patuh dengan protokol kesehatan. Perempuan memang harus lebih aware meski harusnya laki-laki juga ya mbak. Tapi gimana lagi kalo kenyataannya begitu, semoga pandemi segera berakhir. Saya berharap vaksin segera bisa digunakan dengan gratis atau harga terjangkau

    BalasHapus
  28. always take care of your health and use a mask at all times, because the corona has not gone away

    BalasHapus
  29. Mau bangeeeeettt. Biar semuanya cepet pulih dan normal lagi kaya sedia kala.. huhuhu. Semoga makin banyak masyarakat yang disiplin sama protokol kesehatan yaaa

    BalasHapus
  30. benar banget ini mbk perlu disiplin biar kapur ya Covid-19 ini udah sedih di rumah aja, kangen dengan aktivitas di luar rumah, banyak berdoa semoga segera hilang Covid-19 ini

    BalasHapus
  31. Menjaga diri dan keluarga dari virus yang terbawa dari luar saat memasuki rumah sudah mulai dibiasakan dan Alhamdulillah perlahan jadi kebiasaan.

    BalasHapus
  32. Nah iyaa, kuncinya ya mesti disiplin. Dan biar maksimal, wajib diterapkan bersama. Susahnya ya itu, makin ke sini kok malah makin banyak yang gak peduli :( hiks.

    BalasHapus
  33. Iya mbak kita Memang harus disiplin yaa. Sekarang kenaikan pasien terpapar sudah banyak banget. Kita nomor 3 Di dunia. Kok yang GA pada sadar gitu yaa

    BalasHapus
  34. Pandemi harus senantiasa disiplin karena mutasi virus yang gak terduga dan saat ini gejalanya semakin samar.
    Semoga Allah senantiasa melindungi kita semua dan keluarga.
    Aamiin~

    BalasHapus
  35. Sumber masalah memang salah satunya pada tingkat abai masyarakat terhadap protokol kesehatan yang sudah ditentukan. Semudah menggunakan masker aja pada ga mau jalanin sih. Edukasi tentang hal ini luar biasa berat deh, apalagi kalau ketemu dengan kaum pengeyelan, duh duuuuhh...

    BalasHapus
  36. Saat ini semua harus bersatu yah mom, terutama kedisoplinan. Kadang aku miris sih kalau liat tempat keramaian terus gak jaga protokol kesehatan

    BalasHapus
  37. Bener harus disiplin melakukan semua protokol kesehatan. Jangan kita lalai hanya karena pengen jalan-jalan ke mall atau ke tempat ramai demia mengabaikan kesehatan.

    BalasHapus