Dee Stories

Kumpulan artikel parenting yang ditulis oleh blogger parenting Indonesia.
Suka travelling & kuliner. Konselor ASI &MPASI.

STOP Pneumonia Pada Anak, Ini Peran yang Bisa Ayah Lakukan

 

STOP Pneumonia

 

STOP Pneumonia Anak menjadi fokus peringatan Hari Pneumonia Dunia tahun ini. Hari Pneumonia Dunia dirayakan setiap tanggal 12 November. Perayaan ini bertujuan agar masyarakat semakin memperhatikan penyakit mematikan ini. Menurut data riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2013, pneumonia menjadi penyebab kematian kedua setelah kelahiran prematur.

Pneumonia memang penyakit yang mematikan. Tapi pneumonia bisa dicegah dan obati. Peran dari semua pihak sangat dibutuhkan, termasuk ayah.

 

Pneumonia Pada Anak

Pneumonia menjadi penyebab kedua kematian pada anak. Menurut riset, setiap satu menit terdapat 2 anak yang meninggal akibat pneumonia. Ini adalah kondisi yang sangat memperihatinkan ya teman-teman.


STOP Pneumonia


Pneumonia adalah infeksi paru-paru yang disebabkan oleh kuman, bakteri, virus, atau jamur, maupun parasit pada salah satu atau kedua belah jaringan paru-paru. Di mana, pada kondisi tersebut, kantong udara atau alveoli pada paru-paru, yang seharusnya berisi udara, menjadi berisi cairan atau nanah, sehingga menyebabkan kesulitan bernapas, dan berakibat kekurangan oksigen yang  masuk ke tubuh.

 

Gejala Pneumonia Pada Anak

Penting bagi kita untuk mengetahui apa saja gejala pneumonia pada anak. Ini sebagai antisipasi, agar sebagai orang tua kita bisa mengambil langkah yang tepat bila memang anak terkena pneumonia. Semakin cepat diketahui gejalanya, tentu akan semakin cepat untuk diobati. Pneumonia bisa sembuh!


STOP Pneumonia

Gejala pneumonia pada anak ditandai dengan batuk berdahak yang berwarna putih, kekuningan atau kehijauan, demam, bernapas cepat, sesak nafas disertai cekungan dinding dada. Pneumonia adalah penyakit menular. Penularan penyakit ini terjadi melalui udara, batuk dan bersin, maupun benda pribadi penderita.

Penyebab Pneumonia Pada Anak

Banyak faktor yang membuat anak bisa terkena pneumonia. Dimulai dari masuknya bakteri, virus dan jamur yang memang ada dimana-mana. Anak yang ketahanan tubuhnya rendah, akan rentan terkena penyakit ini. Polusi dan asap rokok bisa menjadi pemicu anak terkena pneumonia. Selain itu faktor penyebab lainnya adalah kurang mendapat ASI, gizi kurang, imunisasi tidak lengkap, berat lahir rendah, penyakit kronik dan lain sebagainya.

Pencegahan Pneumonia Pada Anak

Meski berbahaya, pneumonia ini bisa dicegah. Pneumonia pada anak bisa dicegah dan ditangani melalui beberapa cara, salah satunya dengan Pendekatan Terpadu Penatalaksanaan Pneumonia Pada Anak, yaitu : 

Melindungi, dimulai dengan menerapkan praktik pengasuhan yang baik sejak lahir melalui pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan yang kemudian dilanjutkan dengan pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang berkualitas. 

Baca Juga : Menyusui sebagai Fondasi di 1000 Hari Pertama Ananda

Mencegah, dengan memberikan imunisasi lengkap, utamanya Campak dan Rubella (MR), Diphtheria Pertussis Tetanus (DPT), dan Haemophilus Influenzae tipe B (HiB) dan PCV.

Selain itu, juga dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, seperti mencuci tangan dengan sabun.  Memastikan sirkulasi udara rumah tetap  baik dan menciptakan lingkungan tanpa asap, baik di dalam rumah, maupun di lingkungan rumah tempat bermain anak.

 Mengobati, bila anak sakit, segera membawa anak  ke fasilitas kesehatan terdekat seperti puskesmas, rumah sakit atau klinik.  Juga jangan lupa memberikan asupan bergizi saat anak sakit. 

STOP Pneumonia Anak

STOP Pneumonia anak menjadi fokus acara Festival Anak Sehat yang diadakan oleh Save The Children pada 12 November 2020 lalu. Acara ini diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai kalangan, mulai dari para orang tua 100 balita yang berhasil sembuh dari Pneumonia, para kader organisasi wanita seperti PKK dan Bayangkari, wartawan  hingga blogger.

Pejabat pemerintah dan public figure juga ikut hadir dalam acara ini, antara lain :

·         Ibu Hj. Wury Ma'ruf Amin


STOP Pneumonia

·         Menteri Kesehatan RI Letjen TNI (Purn) Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp.Rad. (K)


STOP Pneumonia

·         Menteri KPPPA RI I Gusti Ayu Bintang Darmawati, S.E., M.Si.

·         Selina Patta Sumbung, CEO Save the Children Indonesia

·         Prof. Dr. dr. Soedjatmiko, Sp.A(K.), M.Si., Dokter Spesialis Anak

·         dr. Lula Kamal, M.Sc., Dokter, aktris, dan pembawa acara

·         Atiqah Hasiholan

·         Surya Saputra

·         Cynthia Lamusu

 

STOP Pneumonia

Selain itu, hadir pula beberapa perwakilan kader PKK dari beberapa provinsi di Indonesia, salah satunya ketua TP PKK Jatim, Arumi Bachsin, yang dalam sambutannya mengutarakan bahwa kerjasama semua pihak dalam memerangi pneumonia pada anak adalah sangat penting. Arumi Bachsin juga menyatakan pentingnya peningkatan gizi anak untuk mencegah pneumonia ini. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh pemerintah Jawa Timur yang mengembangkan program budikdamber (budidaya ikan dalam ember) untuk pemenuhan gizi masyarakat. Ikan lele dibudidayakan dalam ember, setiap rumah satu ember. Ini sebagai upaya peningkatan gizi masyarakat. Dengan gizi yang baik, pneumonia bisa dicegah.

 

Tujuan Festival Anak Sehat ini antara lain untuk :

·         Memberikan pencerahan dan inspirasi kepada masyarakat, untuk mengenali risiko kesehatan anak balita terkait penyakit pneumonia, baik pencegahan dan penangannya di rumah tangga.

·         Mengajak keluarga, di mana bukan hanya Ibu, tetapi juga ayah dan anggota keluarga lainnya untuk saling mendukung dan memastikan, pencegahan dan perlindungan anak dari pneumonia.

·         Mengajak semua pihak, baik masyarakat, pemerintah dan swasta untuk mendukung upaya pencegahan dan penanganan pneumonia pada anak.

 

STOP Pneumonia


Pada acara tersebut, ada pesan kunci yang  dikampanyekan, yaitu: STOP :

S adalah ASI Eksklusif enam bulan,  dilanjutkan dengan pemberian MPASI dan terus menyusui sampai 2 tahun atau lebih. ASI ekslusif adalah cara terampuh mencegah Pneumonia pada anak. Kandungan ASI membuat anak memiliki daya tahan tubuh yang kuat. Oleh karena itu penting bagi ibu untuk bisa menyusui bayinya, dan ini butuh dukungan dari banyak pihak, salah satunya dukungan dari ayah.

T adalah Tuntaskan imunisasi untuk anak, sangat penting untuk memberikan imunisasi lengkap bagi anak. Imunisasi-imunisasi seperti Campak dan Rubella (MR), Diphtheria Pertussis Tetanus (DPT), dan Haemophilus Influenzae tipe B (HiB) dan PCV sangat penting untuk mencegah anak terkena pneumonia. Pemerintah juga sudah memfasilitasi dengan pemberian imunisasi gratis di tingkat posyandu dan puskesmas.

O adalah Obati anak ke fasilitas kesehatan yang ada, jika sakit segera periksakan anak. Semakin cepat diperiksa, tentu akan semakin cepat diobati. Jangan panik, pneumonia bisa disembuhkan. Kuncinya konsisten mengikuti saran dokter. Seperti cerita ibu Zahro, ibu dari Zaki yang bisa sembuh dari pneumonia. Bu Zahro terus berusaha memberikan Zaki obat dengan konsisten, beliau sampai mengakali dengan mencampurnya dengan gula merah, agar Zaki suka. Alhamdulillah setelah berobat 9 bulan, Zaki pun sembuh.

P adalah Pastikan kecukupan gizi anak dan hidup bersih serta sehat, pemberian makanan bergizi pada anak dimulai saat anak mendapat MPASI. MPASI yang sehat itu mudah, gunakan bahan pangan lokal yang ada disekitar kita. Tak pelu bingung, karena menurut Prof. Dr. dr. Soedjatmiko, Sp.A(K.), M.Si., Dokter Spesialis Anak, dalam buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) terdapat panduan membuat MPASI berkualitas yang mudah dan murah.

Tentang Save The Children

Kampanye STOP Pneumonia Anak menjadi gagasan penting perayaan Hari Pneumonia Dunia yang dilakukan oleh Save The Children. Save The Children atau Yayasan Sayangi Tunas Cilik adalah sebuah organisasi nirlaba yang sudah berdiri sejak 1 abad yang lalu.

Eglantyne Jebb mendirikan Save the Children di London untuk membantu anak-anak korban Perang Dunia I. Setelah didirikan, organisasi ini lantas menjadi gerakan global pertama yang berpihak pada anak-anak.

STOP Pneumonia

Di Indonesia, Save the Children telah bekerja membantu anak-anak sejak tahun 1976. Pada tahun 2014, Yayasan Sayangi Tunas Cilik lahir sebagai entitas lokal dari Save the Children di Indonesia dan menjadi bagian dari gerakan global Save the Children yang bekerja di lebih dari 120 negara di enam benua.

Save the Children telah beroperasi di 12 provinsi, 79 kabupaten, 701 kecamatan dan 918 desa di Indonesia,  yang mencakup wilayah kerja di Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah,Yogyakarta, Jawa Timur, Jakarta, Nusa Tengara Timur, Lampung, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah.

Program Save The Children berfokus  pada kesejahteraan anak, dengan mengintegrasikan berbagai lintas sektor termasuk pendidikan, kesehatan, perlindungan anak, kemiskinan serta tata kelola hak anak, serta respon situasi bencana.

Save the Children melaksanakan kampanye STOP Pneumonia dalam bentuk kampanye terintegrasi perubahan perilaku untuk mengatasi pneumonia pada anak ke target khalayak, sosialisasi intensif lintas pemangku kepentingan, mobilisasi sosial, dan kampanye parenting untuk menguatkan peran ayah di dalam keluarga dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran target audiens: apa itu pneumonia pada anak dan memahami tanda-tanda pneumonia, tahu bagaimana mencegah pneumonia dan memiliki kemampuan untuk merespons ketika terkena pneumonia pada anak dibawah 5 tahun di masyarakat. Pelaksanaan advokasi dan kampaye STOP Pneumonia berdasarkan Pendekatan Terpadu Penatalaksanan Pneumonia Pada Anak melalui mencegah, melindungi dan mengobati (protect; prevent; treatment).

 

Peran Ayah dalam STOP Pneumonia

Selama ini urusan pengasuhan seolah menjadi peran ibu semata. Padahal, keterlibatan ayah dalam pengasuhan juga sangat penting. Dalam mengasuh anak, ayah punya peran yang sama penting dengan ibu. Menurut Najelaa Shihab, pendidik dan founder Keluarga Kita, keterlibatan ayah dalam pengasuhan bisa memberikan dampak positif bagi proses belajar serta membuat anak lebih berprestasi di sekolah.

Ayah juga memiliki peran yang penting dalam mencegah pneumonia pada anak. Beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan ayah dalam kampanye STOP Pneumonia antara lain :


STOP Pneumonia


·         Menjadi ayah ASI, ayah ASI adalah ayah yang ikut mendukung ibu untuk sukses menyusui. Mulai dari mencari informasi yang relevan tentang ASI, dengan ikut kelas edukASI bersama ibu, menemani saat ibu terbangun di malam hari untuk menyusui bayi, memberikan ASIP (ASI Perah) bila ibu tidak ada dirumah atau dengan selalu menjaga mood ibu selama menyusui. Surya Saputra, bercerita bahwa selama istrinya hamil dan menyusui selalu dijaga mood nya. Perasaan bahagia ibu mempegaruhi produki hormon oksitosin, hormon yang sangat berpengaruh pada produksi ASI. Jika ibu merasa tenang, nyaman, dan bahagia, hormon akan berlimpah dan ASI pun akan mengalir lancar.

 

Baca Juga : Cara Memberikan ASI yang Benar


·         Mengikuti tumbuh kembang anak, ayah juga turut memantau tumbuh kembang anak. Menemani ibu saat memeriksakan tumbuh kembang anak ke posyandu setiap bulannya, menjadi langkah kecil yang bisa dilakukan.

·         Memberi kecukupan gizi, sebagai kepala keluarga, ayah harus memastikan mampu memenuhi kecukupan gizi keluarga. Kecukupan gizi yang baik bisa membuat anak terhindar dari pneumonia.

·         Memenuhi hak imunisasi anak, ayah memastikan bahwa anak sudah menerima imunisasi yang lengkap. Ayah bisa mengingatkan ibu tentang jadwal imunisasi anak. Bisa juga dengan menemani ibu saat membawa anak untuk imunisasi di pusat pelayanan kesehatan.

·         Membawa anak ke pusat pelayanan kesehatan bila anak sakit.

·         Tidak merokok. Asap rokok menjadi salah satu sebab pneumonia pada anak. bila ayah tidak merokok, maka kemungkinan anak tidak terkena pneumonia semakin besar.

·         Selalu langsung membersihkan diri sebelum berdekatan dengan anak. Setiap pulang ke rumah, ayah bisa langsung mandi dan berganti baju dulu sebelum berdekatan dengan anak. Ini penting, terutama di masa pandemi COVID-19 ini. Semua ini untuk mencegah anak terpapar virus, bakteri dan kuman dari luar.

 

Demikian cerita saya tentang STOP Pneumonia pada anak, semoga bermanfaat buat teman-teman semua. Pneumonia adalah penyakit berbahaya yang bisa dicegah dan diobati. Perlu kerjasama dari berbagai pihak agar anak-anak bisa terhindar dari pneumonia. Ayah memiliki peran dalam langkah STOP Pneumonia ini. Ayo para ayah jangan abai ya!

Selamat Hari Pneumonia Dunia, semoga semakin banyak anak-anak yang terbebas dari pneumonia. Dan selamat Hari Ayah Nasional, semoga semakin banyak ayah yang ikut terlibat dalam pengasuhan dan kampanye STOP Pneumonia ini.

 

Referensi :

·         Event Online Festival Anak Sehat

·         http://stoppneumonia.id/

·         IDAI, Indonesia Menyusui. 2010. Jakarta : Badan Penerbit IDAI.Tangerang : Penerbit Lentera Hati

·          Dr. Jack Newman, The Ultimate Breastfeeding Book of Answers.

44 komentar

  1. Thank you infomasinya yang lengkap. Aku punya sakit pernapasan juga jadi insecure banget kalo udah mulai kambuh, dan takut nurun ke anak-anak.

    BalasHapus
  2. Wah ternyata ibu yang menyusui yang bahagia akan berpengaruh sama kandungan ASI nya ya, baru tau euy. Bahaya sekali ya penyakit pneumonia ini. Tapi beruntung sudah semakin banyak edukasi seputar informasi pneumonia ini. Terima kasih infonya bermanfaat

    BalasHapus
  3. Jangankan anak, Mbak, orang dewasa aja rentan kan terhadap virus selama pandemi gini. Syukurlah sekarang makin banyak yang sadar pemenuhan ASI eksklusif sampai 2 tahun, mungkin masih ada beberapa yang abai ya lumayan bisa diedukasi dengan acara positif ini. Selama ini peran ayah seolah terabaikan ya Mbak soal kesejahteraan anak, seolah tanggung jawab ibu aja soal kesehatan. Padahal merokok juga berbahaya buat anak kan, apalagi kalau mengabaikan soal kecukupan gizi padahal itu bisa bikin anak stunting dan sakit.

    BalasHapus
  4. Walaupun Pneumonia diperingati setiap tahunnya, tentunya ini jadi reminder agar selalu memperhatikan nutrisi dan asupan anak agar dapat mencegah terjadinya Pneumonia

    BalasHapus
  5. pneumonia ini memang penyakit yang sering menyerang dan perlu diwaspadai. dengan tahu pencegahan serta tanda dan gejala kita bisa tahu tindakan tepat yang bisa diambil jadi segera dapat bantuan

    BalasHapus
  6. Jangankan pneumonia, anak sakit demam biasa aja saya sedih apalagi penyakit ini...hiks itulah pentingnya pemberian ASI ya... Semoga semua anak-anak diberikan kesehatan

    BalasHapus
  7. Bener banget. Dalam urusan pengasuhan anak, tidak bisa hanya diserahkan kepada ibu. Ayah juga harus mengambil peran. Toh anak bersama :)

    BalasHapus
  8. Dengan dukungan peran serta dari ayah memang bisa banget mencegah pneumonia pada anak. Salah satunya dengan tidak merokok. Makanya dulu aku memang nyari suami bukan perokok, Alhamdulillah terwujud.

    BalasHapus
  9. Semoga ayah dan ibu bisa saling kerjasama ya menjaga diri dan keluarga untuk memerangi pneumonia ini.

    karena dulu Aku pernah kena pneumonia dan asli, nyiksa banget.

    BalasHapus
  10. Perlu dukungan ayah dalam merawat anak gak cuma tanggung jawab ibu ya. Termasuk juga dalam mencegah pneumonia pada anak ayah harus berperan aktif gak cuma merawat anaknya tapi ibunya juga :-D

    BalasHapus
  11. Wah pengetahuan baru nih tentang dunia kesehatan, apalagi bagi seorang perempuan yang kudu update nih soal ginian. Semoga kita semua dapat menjadi ibu yang cerdas dan sama-sama dapat mencegah pneumonia pada anak ya.

    BalasHapus
  12. Beruntung sekarang banyak banget sesi sharing seperti ini. Jadi pneumonia lebih bisa dicegah dan dihilangkan ( semoga)

    BalasHapus
  13. Thank you infomasinya yang lengkap. Suami punya sakit pernapasan juga jadi insecure banget kalo suami udah mulai kambuh, dan takut nurun ke anak-anak.

    BalasHapus
  14. Wah, pertengahan Novémber ini, Hari Pneumonia Dunia ya.
    Aku baru dapat insight kalau Pneumonia ini bisa dicegah sejak dini banget.
    InsyaAllah kalau hal hal di atas terpenuhi, anak bisa terhindar dari Pneumonia. Trus juga kerjasama ayah dan ibu untuk anak tidak terserang pneumonia baik dalam atau luar rumah.
    Btw TFS ya mbak. Informasinya berguna banget nih

    BalasHapus
  15. Membaca pencegahannya, Alhamdulillah sudah kami lakukan. Apalagi suami saya termasuk ayah ASI yang suportif, jadilah saya selalu semangat mengasihi sejak masih menjadi ibu pekerja.

    BalasHapus
  16. Setuji jika urusan pengasuhan tidak menjadi peran ibu semata. Keterlibatan ayah dalam pengasuhan juga sangat penting karena dalam mengasuh anak, ayah punya peran yang sama penting dengan ibu....Bagus sekali kampanye STOP Pneumonia ini...mesti kita dukung bersama

    BalasHapus
  17. pencegahan pneumonia penting banget nih perlu dukungan dari semua orang tua kepada anak-anaknya, dan ternyata peran ayah juga sangat mendukung yaa. kampanye stop pneumonia harus lebih digaungkan demi banyak menyelamatkan anak-anak dan keluarga dari ancaman penyakit pneumonia

    BalasHapus
  18. lengkap banget informasinya tentang penyakit pneumonia ini , aku jadi banyak belajar ternyata pengasuhan untuk anak itu tidak hanya oleh ibu tapi ayah juga, keduanya sangat berperan penting bagi tumbuh kembang anak . agar ibu bahagia, anak sehat dan terhindar dari berbagai penyakit terutama penyakit pneumonia ini .

    BalasHapus
  19. Setuju banget. Memang urusan anak jangan hanya menjadi tanggung jawab ibu. Ayah pun harus berperan. Apalagi kalau ayahnya perokok, brenti deh supaya anak sembuh dari pneunomia

    BalasHapus
  20. Baru nyadar pentingnya anak terhindar dari pneumonia, kita sebagai orang tua baik ibu juga ayah harus selalu proteksi anak dari bahaya penyakit ya mbak

    BalasHapus
  21. Terimakasih, Mbak. Informasinya lengkap banget. Butuh kerjasama kedua orangtua pastinya ya, Mbak. Suamiku perokok aktif, tetapi aku buat aturan tidak boleh merokok di dalam rumah, ganti pakaian, cuci tangan, muka, dan gosok gigi sebelum menyium anak. Alhamdulillah dia bersedia

    BalasHapus
  22. Wah.. iya nih, tugas mengurus buah hati, saat sehat maupun sakit, bukan tugas para ibu semata. Ayah2 juga punya peran yg memang perlu. Jadi ingat almarhum ayah.

    BalasHapus
  23. Duu paling gak tega kalau lihat anak sakit, semoga di Indonesia terjadi penurunan yang signifikan penderita penyakit pnemonia ini y mba

    BalasHapus
  24. Ayah punya peran dan kontribusi yg signifikan ya Mbaaa
    Yuk lahh, bangun kesadaran keluarga, supaya kita bisa STOP Pneumonia
    Indonesia BISA!

    BalasHapus
  25. Dalam membina keluarga apalagi tentang membesarkan anak memang harus menjadi tugas bersama ya antara suami dan istri.. tidak hanya peran ibu yang sangat penting untuk perkembangan anak, tapi ayah juga memiliki peran yang sangat penting.. jadi bersama sama stop pneumonia

    BalasHapus
  26. duh ngeri emang ya mak kalo anak bayi terkena penumonia,rentan banget.. Peran ayah tuh emang penting ya,yang utama sih pastiin menjauhkan asap rokok dari anak juga yaaa

    BalasHapus
  27. Pneumonia ini ngeri banget yaaa. setuju kalau peran ayah juga penting nih untuk mencegah, biar ayah ibu sama2 memberikan lingkungan yg baik demi anak2 yaa.. semoga anak2 selalu diberikan kesehatan :)

    BalasHapus
  28. Dukungan keluarga sangat penting dalam mencegah pneumonia dan menjaga kesehatan keluarga ya Mak. Anakku pernah bronkopneumonia juga, padahal suami gak merokok. Sehat sehat semua yaaa...

    BalasHapus
  29. Seluruh anggota keluarga memang sudah semestinya ikut berperan saat ada anggota keluarga lain yang sakit, khususnya anak.
    Ayah tugasnya bukan hanya bekerja mencaro nafkah, tapi juga harus berperan meringankan penderitaan anak yang sakit pneumonia.

    BalasHapus
  30. Sebenarnya peran seluruh keluarga utk anak yg terkena peunomia atau pencegahannya sangat diperlukan. Bukan ibu saja ya, Mba. Ibu juga ga akan bs apa2 kalau ga ada dukungan orang disekitar.

    BalasHapus
  31. Setuju, peran ayah sama pentingnya dengan peran ibu dalam mengatasi pneumonia.

    BalasHapus
  32. Peran ayah dalam terlibat tumbuh kembang anak memang masih jarang terjadi. Dari peringatan Hari Pneumonia ini diingetin lagi kalau urusan pengasuhan dan pantau kesehatan anak bukan urusan ibu saja, ayah wajib tahu.

    BalasHapus
  33. Banyak yang bisa dilakukan untuk mencegah pneumonia pada anak ya Mbak. Peran ibu sudah jelas dan sebagai orang tua yang bertanggung jawab ayah turut serta di dalamnya. Anak itu kan milik bersama ya 💗

    BalasHapus
  34. Banyak pihak memang harus dilibatkan dalam menghentikan pneumonia ini. Dan ini juga dibutuhkan peran ayah. Sepakat!

    BalasHapus
  35. Peran ayah sangat penting untuk perkembangan dan kesehatan anak ya..ayah sebaiknya tidak merokok biar keluarganya sehat

    BalasHapus
  36. Untuk kesehatan keluarga dan tumbuh kembang anak baik ayah atau ibu memang harus berperan aktif semua. Kesehatan bersama sudah seharusnya dijaga bersama.

    BalasHapus
  37. Benar ya mba.. peran orang tua itu beneran bisa banget ya bisa menyelamatkan anak dari pneumonia. Termasuk peran ayah. semakin cepat diketahui gejalanya semakin cepat tertangani ya

    BalasHapus
  38. Ada kerjasama yg penting seluruh anggota keluarga y mba.. penting bngt menjaga pola hidup sehat.. peran ayah, Ibu semua saling bersinergi menjaga kesehatan anak2

    BalasHapus
  39. Pheunomia klo ga ditangani dengan cepat dan tepat membahayakan ya...menyebabkan kematian. Semoga peringatan ini membuat banyak kelaurga aware dengan penyakit ini

    BalasHapus
  40. Imunisasi lengkap juga penting ya mba. Pneumonia ini memang ga bisa dianggap sepele ya sama anak-anak. Semoga semuanya makin paham ya.

    BalasHapus
  41. memang yang punya tanggung jawab ttg kesehatan gak cuma ibu ya, ayah juga tentu harus mengambil peran yang besar. Minimal dukung ibunya supaya happy terus sehingga bisa mengasuh dan memberikan gizi dan stimulasi yg bagus buat anaknya.

    BalasHapus
  42. Keluarga merupakan support system utama nih untuk mencegah pneumonia ini.

    BalasHapus
  43. Jadi ingat pentingnya peran Ayah Siaga yaa..
    Gak hanya saat Ibu melahirkan, tapi selama mengasuh anak. Semoga semakin banyak masyarakat yang teredukasi dengan Stop Pneumonia pada anak.

    BalasHapus
  44. penting banget kadang para ayah menganggap remeh. apalagi yang masih hmerokok hidihhh sebel. smeoga makin banyak keluarga yang teredukasi dengan stoop pneumonia ini ya mak

    BalasHapus