Dee Stories

Kumpulan artikel parenting yang ditulis oleh blogger parenting Indonesia.
Suka travelling & kuliner. Konselor ASI &MPASI.

Potret Kusta di Indonesia : Pentingnya Kolaborasi Bersama SUKA untuk Menuju Indonesia Bebas Kusta

 

kusta

Potret Kusta di Indonesia - Dulu saat masih SD saya pernah melihat poster tentang penyakit kusta. Kini, saya jarang melihat poster yang berkaitan dengan kusta. Saya kira penyakit ini sudah tidak ada. Nyata, kusta masih menjadi ancaman kesehatan yang cukup serius di Indonesia.

Potret Kusta di Indonesia

Beberapa hari lalu, saya berkesempatan mengikuti talkshow yang diadakan oleh NLR Indonesia bersama KBR. Talkshow yang berjudul "Melihat Potret Kusta di Indonesia", dengan narasumber dr  Udeng Daman, Technical Advisor Program Pengendalian Kusta NLR Indonesia dan Monima Sinta, Team Leader CAR PT United Tractors. 

kusta

Talkshow ini memberikan pengetahuan tersendiri bagi saya. Saya jadi tahu lebih banyak tentang penyakit kusta dan bagaimana persoalan sosial yang ditimbulkan oleh penyakit ini. 

Penyakit kusta ini adalah penyakit yang sudah ada sejak dulu. Keberadaan kusta bahkan sudah ditulis dalam banyak kitab suci. Di Al Qur an misalnya, kusta disebutkan dalam penggalan Surat Ali Imran ayat 49 : Dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak (kusta)...

Angka Kusta di Indonesia

Indonesia adalah negara dengan peringkat ketiga penderita kusta tertinggi di dunia. Ini sudah menjadi perhatian serius pemerintah. Melalui Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), pemerintah menargetkan Indonesia bebas kusta di tahun 2020. 

Baca Juga : Mendukung Menyusui untuk Mengatasi Masalah Kesehatan di Indonesia

Namun target ini belum tercapai. Banyak hambatan dalam menangani penyakit yang sudah ada sejak tahun 1400 SM ini. Angka kusta di Indonesia, terakhir mencapai 17.000 kasus. 

Daerah Endemik Kusta di Indonesia

Menurut data dari NLR Indonesia, dari 514 kabupaten di Indonesia, terdapat 139 kabupaten dimana penyakit kusta belum terhapuskan. 

Kebanyakan berada di daerah Indonesia timur. Dimana  tingkat pendapatan masyarakat cenderung rendah dan akses geografis yang masih terbatas. 

Fakta Seputar Kusta

Kusta adalah penyakit menural yang disebabkan oleh bakteri mycobacterium leprae. Penyakit kusta menular melalui hidung atau saluran pernapasan. Kusta sudah ada sejak dulu, penyakit ini disebut penyakit tropis terabaikan. 

Gejala Kusta

Penyakit kusta ini mudah disembuhkan bila diketahui sejak awal. Oleh karena itu sangat penting untuk mengenali gejala kusta ini.

Menurut dr. Udeng, gejala awal kusta adalah adanya bercak putih atau kemerahan di kulit yang mati rasa. 

Selain di kulit, gejala kusta juga ada pada syaraf. Ciri-cirinya syaraf mengalami kesemutan dan nyeri pada muka dan anggota badan lainnya. Mati rasa pada telapak tangan dan kaki. Otot pada tangan dan kaki mulai melemah. Dan yang paling parah adalah kelopak mata yang tidak bisa menutup sempurna. 

Tipe Kusta

kusta

Penyakit kusta ini punya dua tipe. Pertama, pausibasiler (PB) yang disebut kusta kering. Penderita kusta kering akan memiliki kulit yabg kering dan bersisik. Ini karena kulitnya tidak berkeringat. Pada kusta kering, jumlah bakteri Mycobacterium leprae sangat sedikit bahkan tidak ditemukan sehingga dianggap tidak menular. 

Kedua, multibasiler (MB) atau kusta basah. Penderita kusta basah ini menderita kelainan kulit yang tampak basah dan mengkilat. Pada kusta basah, jumlah bakteri Mycobacterium leprae sangat banyak sehingga mudah menular. 

Bila Kusta Tak Diobati

Meski termasuk penyakit penularan, tingkat penularan kusta ini rendah. Penyakit kusta bisa disembuhkan. 

Bila kusta tak diobati bisa menyebabkan cacat tubuh. Selama ini tingginya angka kusta di Indonesia adalah karena terlambat ditangani dan minimnya pengetahuan masayarakat tentang penyakit ini. 

Masalah Sosial Penyakit Kusta

Tingginya stigma masyarakat terhadap kusta juga turut andil terghadap masih tingginya angka kusta di Indonesia.

Stigma ini bahkan menimbulkan beberapa masalah sosial, bagi penderita dan mantan penderita kusta. Mulai dari diusir/terusir dari tempat tinggalnya, dikucilkan, diceraikan oleh pasangannya, bahkan ada juga yang bunuh diri karena merasa sudah tidak punya harapan. 

Pencegahan Kusta

Kusta tak hanya bisa diobati, tapi sebenarnya penyakit ini bisa dicegah. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah kusta dan cacat kusta.

⏺️ Imunisasi BCG. 

⏺️ Segera berobat ke dokter atau pusat kesehatan bila menemikan bercak putih pada kulit. 

⏺️ Cacat pada kusta bisa dicegah dengan minum obat dan pemeriksaan secar rutin.

⏺️ Pemberian obat pencegahan kusta bisa dilakukan untuk memutus rantai penularan. 

Pengobatan Kusta

Kusta diidentikkan sebagai fenomena gunung es. Masa inkubasinya yang lama, yaitu sekitar 2,5 hingga 10 tahun sehingga butuh segera ditangani. 

Baca Juga : STOP Pneumonia Pada Anak, Ini Peran yang Bisa Ayah Lakukan

Pengobatan kusta harus tepat saasaran dan konsisten. Hal ini bertujuan untuk memutus penularan, mengobati penderita dan juga mencegah kecacatan baru juga mencegah kecacatan lebih berat.

Kusta bisa diobati bila sejak awal ditangani. Pengobatan dilakukan secara rutin dan konsisten. Keberhasilan pengobatan kusta juga perlu dukungan keluarga, masyarakat sekitar dan juga keterampilan petugas kesehatan. 

Pentingnya Kolaborasi Bersama SUKA untuk Menuju Indonesia Bebas Kusta

Penangan kusta akan semakin mudah bila dilakukan kolaborasi. Kusta tidak hanya tanggung jawab pemerintah semata. Tetapi perlu dukungan dari banyak pihak. 

Tentang NLR Indonesia

kusta

Yayasan NLR Indonesia adalah sebuah organisasi non-pemerintah (LSM) yang mendorong pemberantasan kusta dan inklusi bagi orang dengan disabilitas termasuk akibat kusta. 

Yayasan NLR Indonesia adalah sebuah yayasan nasional dan anggota Aliansi NLR, yang beroperasi di hampir 20 propinsi di Indonesia. Yayasan NLR Indonesia dibentuk pada tahun 2018 untuk melanjutkan pencapaian pemberantasan kusta yang telah dilakukan NLR sejak 1975.  

Yayasan NLR Indonesia bermitra dengan sejumlah organisasi yang menangani penyandang disabilitas, organisasi masyarakat sipil, institusi pendidikan, serta pemerintah lokal, kementrian, dan lembaga pemerintah. 

SUKA 

Demi membantu upaya pemerintah dalam penanganan kusta menuju Indonesia bebas dari kusta dan konsekuensinya, NLR Indonesia berkolaborasi dengan KBR menginisiasi Proyek Suara Untuk Kusta (SUKA) yang bertujuan untuk mengangkat isu kusta di masyarakat, khususnya di kalangan anak muda Indonesia. Salah satu strateginya adalah penyadaran masyarakat melalui sensitisasi dan penguatan jejaring dengan media dan bloggers.

Peran media sangatlah penting untuk meningkatkan dan memperluas kesadaran akan penyakit kusta, serta memperkuat proses pemberantasan kusta. Pemberitaan di media berkontribusi pada penggiringan opini dan persepsi masyarakat, baik untuk hal yang baik maupun kurang baik.

Oleh karenanya, kehadiran media hendaknya dapat dimaksimalkan agar mampu menjadi sarana edukasi dan advokasi dalam pengurangan stigma terhadap orang yang pernah mengalami kusta dan penyandang disabilitas. Untuk itu, sensitisasi bagi jurnalis dan bloggers menjadi penting dalam upaya menumbuhkan kepekaan mereka terhadap isu terkait. Harapannya, produk jurnalistik dan konten yang diproduksi oleh jurnalis dan bloggers tidak lagi memunculkan pernyataan negatif yang menimbulkan stigma baru. 

Informasi seputar SUKA ini bisa teman-teman lihat melalui  kanal Youtube Berita KBR dibawah ini atau follow akun-akun media sosial KBR untuk mengikuti isu-isu sosial lainnya.



Jadi, mari berkolaborasi bersama SUKA untuk menuju Indonesia bebas kusta. Sebarkan informasi yang benar tentang kusta dan dukung penderita kusta untuk bisa sembuh. 

Setuju?


24 komentar

  1. 139 kabupaten di Indonesia yang belum bebas lepra ya mba dan itu jumlah yang cukup banyak ya. Semoga kita bisa segera ambil langkah nyata untuk menanganinya

    BalasHapus
  2. Ngeri ya mba dulu juga aku tahunya kusta itu sangat menular ternyata tingkat penularannya rendah dan masih bisa diobati ya smeoga kedepannya apalagi daerah yang masih terjangkit bisa teratasi untuk penyakit ini

    BalasHapus
  3. memang ya mba kalo penyakit kulit itu pasti cepat sekali terlihat dan masalah sosialnya cukup bikin resah, makanya perlu diketahui penanganannya

    BalasHapus
  4. Penderita kusta bisa sembuh asal cepat ditangani sedari awal ya, karena bisa menyebabkan kecacatan yg lebih berat jika tidak cepat ditangani. Memang perlu digalakkan sosialisasi tentang penyakit kusta ini karena banyak juga yang belum paham.

    BalasHapus
  5. Aku baru tau kalau penyakit kusta ini menular yah mba dan disebabkan bakteri. Memang di ranah sosial penyakit ini cukup dianggap mengerikan, tak jarang ad yang dikucilkan.

    BalasHapus
  6. Semoga dengan bergandengan tangan bersam amedia dan blogger, edukasi mengenai kusta ini semakin meluas dan bisa membantu pencegahan penularannya ya Mbak Dian.

    BalasHapus
  7. Semoga Indonesia bisa segera bebas dari kusta sebagaimana yang sudah lama dicita-citakan, ya

    BalasHapus
  8. Wah, lengkap sekali informasi tentang kusta ini. Sayang banget ya banyak yang masih awam dengan penyakit yang sering terlambat tertangani. SEmoga masyarakat makin aware dengan kusta dan mengenali juga gejalanya sedini mungkin. Indonesia bebas kusta pasti bisa.

    BalasHapus
  9. Saya baru tau kalau penyakit kusta menular lewat pernapasan, saya kira menular lewat sentuhan. Semoga makin banyak masyarakat Indonesia yang aware dengan penyakit ini, jadi angka penyebaran bisa ditekan, dan tingkat kesembuhan semakin baik.

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama deh mba, karena muncul di kulit ku kira menular lewat sentuhan atau kontak fisik gitu ternyata dari pernapasan ya.

      Hapus
  10. Dulu waktu kecil ada mantan penderita kusta lihatnya seram dan sedih mana banyak yang menjauhi karena stigma menular.. Ternyata sekarang masih ada penderitanya ya harus diwaspadai dan cegah dengan vaksinasi anak

    BalasHapus
  11. Saya kalau ingat kusta ingat Nabi Ayub yang dijauhi semua orang karena penyakitnya. Dan memang mengerikan ya kalau sampai tertular. Warga 62 sepertinya perlu pemahaman untuk pencegahannya. Agar tidak ada lagi orang yang merasakan penderitaan Nabi Ayub.

    BalasHapus
  12. Sama, saya kira juga penyakit kusta ini udah nggak ada, soalnya nggak pernah nemui ada orang yang kena penyakit ini. Ternyata jumlah penderita kusta masih menduduki peringkat 3 dunia ya

    BalasHapus
  13. Kusta juga bisa menular ternyata ya mbak, kalau gak diobati bisa mengalami cacat tubuh, makanya perlu banget tau tanda2ya supaya segera bisa diobati

    BalasHapus
  14. Orang seringkali gak aware sama penyakit kulit yang satu ini. Jadi masih banyak pula stigma mistis yang berkembang. Sungguh miris.
    Tapi optimis, semoga Indonesia bebas kusta di tahun-tahun berikutnya.

    BalasHapus
  15. jaman saya kecil, dikasih tahunya kalau orang yang kena kusta (dulu saya tahunya lepra), konon katanya penyakit kutukan dan gak bsia disembuhkan. Terus makin besar, jadi lebih tahu kalau kusta bukan penyakit kutukan dan sebenarnya bisa disembuhkan. Semoga dengan adanya gerakan SUKA ini, semakin tinggi tingkat kesembuhan bagi penyitas kusta, aamiiin

    BalasHapus
  16. Dulu kusta itu jadi salah satu penyakit yang mengerikan ya mak. Belum lagi anggapan kalau biasanya itu didukuni kalau jaman dulu

    Untung sekarang jaman dah canggih ya, jadi bikin tenang dan kesembuhannya bisa lebih maksimal

    BalasHapus
  17. Penting banget edukasi terkait kusta gini. Biar kitanya pada aware. Itu saya kaget juga lho bacanya bahwa daerah endemik kusta cukup banyak.

    BalasHapus
  18. Semoga makin banyak program serupa ke daerah-daerah lain di seluruh penjuru Indonesia ya Mak. Mengingat edukasi kusta ini juga kayanya masih minim banget dan banyak lapisan masyarakat yang belum aware tentang pencegahan dan penyembuhannya.

    BalasHapus
  19. Serem juga ya sama penyakit kusta ini. Semoga yang punya kusta segera sembuh, karena kasihan juga ya, selama minmal 6 bulan harus mengonsumsi obat-obatan terus menerus.

    BalasHapus
  20. Peran media memang besar banget ya dalam segala hal. Termasuk untuk sosialisasi dan meningkatkan awareness kita terhadap penyakit kusta.

    BalasHapus
  21. Saya baru tahu kalau mash banyak daerah yg rentan kusta, banyaknya di daerah pelosok ya. Kusta semacam penyakit yang agak ditakuti masyarakat karena efeknya membiat cacat . Semoga ke depannya Indonesia bebas kusta

    BalasHapus
  22. Dari dulu penyakit kusta memang banyak tapi aku baru tau kalau penularannya rendah, karna setauku cuma bahaya kalau kena kusta

    BalasHapus
  23. Setuju banget mbak
    Apalagi sebagai blogger yang bisa membantu menyebarkan informasi melalui tulisan di blog ya. Saya belum pernah sih nulis tentang kusta. Tapi setelah membaca tulisan mbak Dee saya jadi sadar kalau harus berkontribusi demi Indonesia bebas kusta.
    Jujur ya di desa saya belum banyak informasi tentang kusta ini kecuali di puskesmas. Lah berapa orang kira-kira yg mau membaca informasi tersebut?

    BalasHapus