Dee Stories

Kumpulan artikel parenting yang ditulis oleh blogger parenting Indonesia.
Suka travelling & kuliner. Konselor ASI &MPASI.

Samawa Bersamamu

 

Meraih rumah tangga sakinah mawaddah warahmah




Di akhir hari, saya dan suami terbiasa melakukan pillow talk. Biasanya kami saling bercerita tentang hari yang sudah dilalui. Sambil ngobrol kami berpelukan. Rasanya damai. 


Saya pernah bertanya dengan suami. “Harusnya setiap pasangan seperti ini kan? “ “Kenapa ya ada pasangan yang nggak bisa sayang-sayangan seperti ini?” “Kenapa hari-hari berumah tangga bak neraka? Dilalui dengan pertengkaran demi pertengkaran. “ 


Rentetan pertanyaan saya ini terinspirasi dari kondisi rumah tangga beberapa teman dekat. Saya heran dan prihatin. Ada teman yang sering bercerita jika rumah tangganya sudah seperti neraka. Dengan suami nggak ada mesra-mesranya. Tiap hari ada saja pertengkaran. 


Ada yang suaminya nggak bertanggung jawab. Menelantarkan secara ekonomi. Lepas tangan soal pengasuhan anak. Plus sering melakukan KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga). 


Ada juga yang nggak pernah menghormati pasangannya. Jalan dengan lawan jenis di belakang pasangan. Bahkan, ada yang terang-terangan sudah bilang tidak cinta. 


Tapi, semuanya nggak ada tuh yang otw pengadilan agama. Semuanya memilih bertahan dalam rumah tangga toxic. Kenapa? Banyak alasannya. 


Lalu, suami menjawab bahwa semua itu terjadi karena tidak adanya sakinah mawaddah warahmah dalam rumah tangga. 


Hmm, itu kan doa yang sering diucapkan untuk pengantin baru, ya!


Arti Sakinah Mawaddah Warahmah


Sebenarnya, ungkapan sakinah mawaddah warahmah diambil dari ayat Al-Qur'an yang menjadi sebagian dari tujuan atau fungsi pernikahan dalam Islam. Kalimat ini juga sering tercantum dalam undangan atau dalam khutbah pernikahan. 


“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang.


Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (QS Ar-Rum :21).

Dalam ayat tersebut ada kata "litaskunu" atau "sakinah", "mawaddah", dan rahmah sehingga sering digabungkan menjadi sakinah mawaddah warahmah atau biasa disingkat samawa. 


Secara bahasa, sakinah artinya tenang atau tentram, mawaddah artinya cinta kasih, dan rahmah artinya kasih sayang.


Jadi, arti secara singkatnya, keluarga yang sakinah mawaddah warahmah adalah keluarga yang hidup dalam ketenangan, penuh kasih sayang dan rahmat, serta saling mendukung dalam hubungan yang harmonis dan penuh pengertian. 


Mengutip studi di jurnal Procedia - Social and Behavioral Sciences, menunjukkan bahwa pasangan yang bahagia dan memiliki rumah tangga yang harmonis memiliki rasa saling percaya, saling berkomunikasi, saling jujur, percaya pada Tuhan, selau membuat keputusan bersama, dan saling berkomitmen satu sama lain.


Kalimat sakinah mawaddah warahmah juga selaras dengan penelitian tersebut.


Allah SWT menciptakan manusia berpasangan antara istri dan suaminya untuk mendapatkan ketenangan, ketenteraman, dan kasih sayang.


Sungguh doa yang sangat baik. Pantas untuk diberikan pada pengantin baru. Agar kedepannya mereka bisa menjalani rumah tangga yang tenang, tenteram, dan penuh kasih sayang. 


Meraih Rumah Tangga Sakinah Mawaddah Warahmah


Rumah tangga sakinah mawaddah



Memangnya ada rumah tangga yang selalu tenang, tenteram, dan penuh kasih sayang? Bukankah setiap rumah tangga akan ada cobaan masing-masing? 


Rumah tangga samawa bukan berarti bebas masalah, ya! Rumah tangga samawa akan ada cobaan juga, tetapi semuanya bisa dilalui bersama. Bisa tetap tenang, tenteram, dan penuh kasih sayang dalam menghadapi setiap cobaan yang ada. 


Bukan takabur, sejauh ini saya merasa rumah tangga saya dan suami bisa dibilang samawa. Menjalani pernikahan selama 12 tahun, membuat kami sudah menghadapi berbagai cobaan dalam rumah tangga. 


Baca Juga : Refleksi 12 Tahun Pernikahan


Adanya sakinah mawaddah warahmah dalam rumah tangga kami inilah yang membuat kami bisa bertahan sejauh ini. Setiap cobaan yang datang dihadapi bersama. 


Bagaimana kami mewujudkan rumah tangga samawa ini? Berikut beberapa cara yang dilakukan untuk meraih rumah tangga sakinah mawaddah warahmah. 


Saling memaafkan


Saya dan suami sama-sama manusia biasa, tentu saja kami nggak luput dari kesalahan. Saat salah satu dari kami berbuat kesalahan, maka wajib meminta maaf dan memaafkan. 


Bagi saya, selama kesalahan itu bukan selingkuh, bukan KDRT, maka masih ada pintu maaf. 


Baca Juga : Dua Kesalahan dalam Pernikahan yang Tak Bisa Dimaafkan


Dengan saling memaafkan, maka setiap ada pertengkaran, hubungan yang renggang akan kembali dekat. Pastinya, tidak mengulangi kesalahan, ya! 


Saling menghormati


Suami istri harus saling menghormati. Saling menghargai dan memperlakukan dengan baik. Saya menghormati suami sebagai kepala rumah tangga, suami menghormati saya sebagai manajer rumah tangga. 


Relasi antara kami setara. Semua memiliki hak dan kewajiban masing-masing. 


Saling melindungi dan mengingatkan dalam kebaikan


Kami berusaha untuk saling melindungi dan mengingatkan dalam kebaikan. Saat salah satu dari kami berbuat khilaf, maka satunya berkewajiban untuk mengingatkan dan mengajak kembali ke jalan yang benar. 


Meski mudah diucapkan, saling melindungi dan mengingatkan dalam kebaikan ini cukup menantang untuk dilakukan. Godaan kesenangan duniawi kadang terlalu besar. 


Musyawarah dalam mengatasi masalah


Menikah hakikatnya adalah berbagi hidup dengan orang lain. Tak hanya saling berbagi kasih saja, tetapi juga berbagi pilihan. Di mana seringkali pilihan saling berbeda. 


Tentu saja semua ini harus didiskusikan bersama. Bila ada keputusan yang menyangkut kedua belah pihak, musyawarah adalah jalan keluarnya. 


Aneh jika memutuskan sendiri untuk hal yang berhubungan dengan pasangan. Saya dan suami selalu musyawarah untuk mengambil keputusan dalam rumah tangga. 


Saling bertanggung jawab


Saya dan suami berusaha untuk saling bertanggung jawab. Pastinya kami punya peran yang berbeda dalam rumah tangga. 


Suami berperan sebagai kepala rumah tangga yang tentu saja berkewajiban memberikan sandang, pangan, dan papan yang layak untuk anak dan istrinya. 


Istri berperan sebagai manajer rumah tangga. Kewajibannya tentu memastikan suami, anak, rumah, dan dirinya sendiri telah terawat dengan baik. 


Saling bertanggung jawab seperti ini akan membuat rumah tangga tenang dan tenteram. Sebab, masing-masing sadar akan hak dan kewajibannya. 


Niatkan ibadah


Terakhir, yang paling penting jalani pernikahan untuk ibadah. Niatkan hari-hari bersama pasangan sebagai ibadah. Memang sejatinya peristiwa adalah ibadah terpanjang. 


Kalau diniatkan untuk ibadah, pasti masing-masing akan melakukan yang terbaik. Suami akan melakukan yang terbaik untuk istrinya. Begitu juga sebaliknya. 


Baca Juga : Menikahlah dengan Orang yang Tepat, Seumur Hidup Terlalu Lama untuk Dihabiskan dengan Orang yang Salah


Ini yang saya dan suami lakukan. Bagi kami, pernikahan adalah ibadah terpanjang. Goals nya tentu saja meraih surga Nya. 


Penutup


Sekian cerita tentang bagaimana kami bisa menjalani rumah tangga yang samawa. Rumah tangga kami tentu tidak sempurna. Namun, kami selalu berusaha untuk terus menjadi lebih baik setiap harinya. 


Semoga cerita ini bisa menjadi inspirasi untuk teman deestories. Tak ada maksud ujub dan takabur. Melainkan hanya ingin berbagi saja. 


Meraih samawa dalam rumah tangga itu wajib. Memang tak mudah, tapi harus selalu diusahakan. 


Jangan berkecil hati jika belum ada sakinah mawaddah warahmah dalam rumah tangga. Ajak pasangan untuk mewujudkannya bersama. 


Semoga rumah tangga kita semua selalu samawa, ya! 





Tidak ada komentar

Posting Komentar