Dee Stories

Kumpulan artikel parenting yang ditulis oleh blogger parenting Indonesia.
Suka travelling & kuliner. Konselor ASI &MPASI.

10 Langkah Melestarikan Keanekaragaman Hayati Selama Pandemi

 MSIG


10 Langkah Melestarikan Keanekaragaman Hayati Selama Pandemi - Tidak terasa sudah setahun ini kita hidup disituasi pandemi ya teman-teman. Selama setahun ini, banyak perubahan yang terjadi. Pandemi Covid-19 membuat kita menerapkan sejumlah kebiasaan baru. Tak hanya bagi kehidupan kita, pandemi pun membawa pengaruh terhadap kondisi lingkungan. Pandemi juga membuat kita melihat lebih dalam arti segala hal, bahwa kerusakan ekosistem alam berkaitan erat dengan terjadinya pandemi ini. Oleh karena itu penting bagi kita untuk tidak pernah berhenti terlibat dalam upaya pelestarian lingungan. Seperti pengalaman saya untuk melestrikan keanekaragaman hayati selama pandemi ini.

Pandemi dan Kerusakan Ekosistem Alam

Setahun terakhir ini saya banyak merenung tentang pandemi yang terjadi. Mengapa 2020 yang diidentikkan dengan tahun cantik ini memberikan perubahan yang tak terbayangkan. Rencana-rencana di 2020 terpaksa batal karena pandemi. 

Kerugian yang terjadi saat pandemi bisa jadi adalah apa yang dilakukan sebelumnya. Bahwa perilaku kita yang merusak lingkungan menjadi andil terjadinya pandemi ini. 

Sebelum Pandemi

Sebelum pandemi, sudah banyak perilaku manusia yang melakukan eksploitasi terhadap lingkungan. Sejak akhir abad ke 19, perubahan iklim yang terjadi ikut berperan dalam merebaknya penyakit menular, termasuk COVID -19 ini. 

Virus yang pertama kali muncul di Wuhan ini disebabkan oleh ekplorasi yang berlebihan terhadap ekosistem alam. Hewan-hewan liar yang langka diambil dari habitatnya, untuk dipelihara bahkan dikonsumsi. 

Pasar Huanan di Wuhan yang menjadi titik awal penyebaran virus COVID-19 ini adalah tempat dimana   dijual beragam jenis hewan hidup, termasuk hewan-hewan liar yang seharusnya hidup bebas di habitatnya. Daging hewan liar ini dikonsumsi. Disinilah virus baru mulai menyebar, virus yang akhirnya diberi nama Coronavirus. 

Diawal Pandemi

Diawal kemunculannya, virus ini membawa banyak perubahan terhadap kondisi lingkungan. Saat dimulainya PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), membuat banyak masyarakat harus tinggal di dalam rumah. Ini membuat kondisi udara menjadi lebih bersih. Polusi akibat asap kendaraan berkurang drastis. 

Kondisi Saat Ini

Udara bersih dan langit biru kini tak lagi bisa dinikmati. Aktivitas diluar rumah mulai ramai kembali. Beberapa kebiasaan baru yang dilakukaan saat terjadinya pandemi, ternyata menimbulkan masalah lingkungan baru. 

Penggunaan masker menjadi sumber masalah baru, peningkatan sampah medis menjadi dampak langsung dari pandemi ini. Belum lagi penggunaan disinfektan ketika pandemi, ternyata berdampak pada kerusaman lingkungan. 

Baca Juga : Tips Anti Stres Hadapi Corna Covid-19

Saat pandemi, hampir semua aktivitas dilakukan secara online, termasuk berbelanja. Belanja online ini meningkatkan jumlah sampah plastik yang sulit terurai dan mengancam kehidupan bumi untuk generasi mendatang. 

Upaya Mencegah Pandemi

Pandemi yang belum usai ini tidak hanya membuat kita harus beradaptasi dengan beragam kebiasaan baru, tetapi juga perlu melakukan upaya pencegahan agar pandemi ini tidak terulang lagi di masa depan. 

Melakukan 5 M

Sesuai dengan anjuran pemerintah, kita perlu melakukan 5 M untuk mencegah pandemi semakin meluas. 

⏺️ Memakai masker

Jangan lupa untuk selalu menggunakan masker saat aktivitas di luar rumah. Gunakan masker yang sesuai standar kesehatan. 

Masker melindungi yang sehat terpapar virus. Juga menjaga yang sakit agar tidak terinfeksi.

⏺️ Mencuci tangan dengan sabun

Selalu jaga kebersihan tangan, tangan menjadi salah satu media penyebaran virus. Cuci tangan dengan sabun sampai bersih. 

⏺️ Menjaga jarak

Saat harus beraktivitas bersama orang lain, jangan lupa untuk selalu menjaga jarak. Idealnya beri jarak 1-2 meter, untuk menghindari droplet yang akan mengenai wajah. 

⏺️ Menjauhi kerumunan

Tak cukup dengan menjaga jarak, sebaiknya hindari kerumunan selama pandemi. Misalnya, belanja di saat pasar tidak terlalu ramai. 

⏺️ Mengurangi Mobilitas

Sebisa mungkin lakukan aktivitas di dalam rumah saja. Mulai bekerja dari rumah, belajar dari rumah hingga beribadah dari rumah. Ditahan dulu keinginan travellingnya, bila perlu obati dengan virtual travelling saja. Dengan mengurangi mobilitas, kita bisa terhindar dari penularan virus corona ini. 

Melestarikan Keanekaragaman Hayati

MSIG

Tak hanya melakukan 5 M, saat pandemi kita juga harus terus melestarikan keanekaragaman hayati, sebagai upaya pencegahan terjadinya pandemi. Menurut hasil studi dari Intergovernmental Science-Policy Platform on Biodiversity and Ecosystem Services (IPBES), pengurangan intervensi manusia terhadap alam bahkan dapat mencegah pandemi masa depan. Studi ini merekomendasikan aksi-aksi besar seperti menurunkan aktivitas penggundulan hutan dan perluasan lahan pertanian, untuk mengurangi kontak dengan hewan liar yang mungkin membawa virus berbahaya bagi manusia. Namun, tindakan-tindakan sederahana pun bisa efektif dalam menjaga lingkungan, jika diterapkan oleh banyak orang. 

Baca Juga : Rumah Minim Sampah, Lanhkah Nyata Jaga Bumi dan Keanekaragaman Hayati

10 langkah melestarikan keanekargaman hayati yang bisa dilakukan selama pandemi. 

⏺️ Gunakan masker kain

Selalu gunakan masker kain tiga lapis agar bisa dicuci dan dipakai kembali. Jangan gunakan masker bedah bila tidak termasuk petugas kesehatan. Dan ini juga untuk menghindari penambahan sampah medis. 

⏺️ Bijak menggunakan hand sanitizer

Bila terdapat tempat mencuci tangan, cuci tangan dengan sabun saja tidak perlu menggunakan hand sanitizer. Selain itu, beli hand sanitizer dalam ukuran botol besar yang bisa kita letakkan dalam botol kecil, sehingga jika habis bisa diisi lagi. Tidak menambah sampah botol plastik kemasan hand sanitizer. 

⏺️ Kurangi penggunaan plastik

Plastik adalah jenis sampah yang tidak terurai. Penumpukan sampah plastik menjadi hal yang sangat berbahaya bagi lingkungan. Jadi sebisa mungkin kurangi penggunaan plastik.

Misalnya selalu membawa wadah sendiri saat berbelanja, membawa bekal makanan saat keluar rumah dan hindari terlalu sering berbelanja online. 

⏺️ Stay at home

Sebisa mungkin lakukan aktivitas dari rumah saja. Keluar rumah bila memang benar-benar perlu. Ini tak hanya mencegah polusi akibat asap kendraan, tapi juga bisa membuat kita terhindar dari penularan coronavirus. 

⏺️ Pilih transportasi ramah lingkungan

Bila terpaksa harus keluar rumah, gunakan transportasi yang ramah lingkungan. Misalnya berjalan kaki atau bersepeda bila jarak yang ditempuh tidak terlalu jauh. 

Atau bisa juga seperti yang saya lakukan, berangkat kerja menggunakan transportasi umum yang ramah lingkungan, seperti Suroboyo Bus. 

Jika menggunakan kendaraan pribadi, pastikan memilih BBM ramah lingkungan. 

Baca Juga : Suroboyo Bus, Transportasi Terintegrasi yang Nyaman dan Ramah Lingkungan

⏺️ Hemat listrik

Saya masih ingat dulu, awal-awal pandemi tagihan listrik melonjak drastis. Ini karena kami sekeluarga lebih banyak beraktivitas di dalam rumah. Sekarang tagihan listrik kami mulai normal, bahkan turun karena berusaha hemat listrik.

Matikan perangkat elekronik yang tidak digunakan, mislanya cabut segera charger hp bila baterai terisi penuh. Buka jendela lebar-lebar agar sejuk tanpa perlu kipas angin dan AC. Saat siang hari, andalkan cahaya matahari untuk pencahayaan.

⏺️ Gunakan air secara bijak

Tak hanya hemat listrik, menggunakan air dengan bijak juga menjadi salah satu upaya dalam menjaga kelestarian keanekaragaman hayati. Pemakaian air yang berlebihan bisa menyebabkan polusi di sungai dan laut. Juga bisa meningkatkan emisi gas rumah kaca yang berkaitan dengan pengolahan dan distribusi air. 

Mandi menggunakan shower bisa menjadi salah satu bentuk menggunakan air secara bijak.

⏺️ Berkebun

Berkebun menjadi aktivitas yang bisa membantu upaya pelestarian lingkungan lho. Tanaman yang kita tanam bisa membuat kondisi udara disekitar kita menjadi lebih bersih. 

Saat pandemi saya berkebun beberapa jenis sayuran, seperti kangkung, terong, jeruk purut, cabai dan juga kunyit. Tak hanya bisa memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri, aktivitas ini mmapu mengusir rasa bosan saat harus dirumah saja. 

⏺️ Adopsi hutan

Beberapa waktu lalu saya ikut gerakan adopsi hutan. Dengan mendonasikan sejumlah uang, saya bisa ikut melestarikan hutan. Tentu ini juga akan berdampak pada kelestarian sumber daya hayati. Agar hutan tidak gundul dan hewan-hewan hutan tetap memiliki habitatnya.

⏺️ Kelola sampah

Saya berusaha untuk selalu mengolah sampah saya sendiri, seminimal mungkin membuang sampah di TPA. Mulai dari mengkompos sampah-sampah organik melalui kerangjang takakura dan felita, mengolah plastik kemasan menjadi ecobrik hingga menukarkan sampah botol plastik untuk menjadi tiket naik Suroboyo Bus. 

Bersama MSIG Indonesia Melindungi Keanekaragaman Hayati Demi Masa Depan yang Berkelajutan

MSIG

Melestarikan keanekaragaman hayati selama pandemi tidak hanya dilakukan secara individual saja. Tetapi juga perlu dukungan dari banyak pihak, salah satunya perusahaan, seperti yang dilakukan oleh MSIG Indonesia. 

MSIG Indonesia adalah perusahaan asuransi yang bertujuan memberikan kesadaran akan pentingnya setiap anggota masyarakat memiliki asuransi umum (Asuransi yang memberikan ganti rugi kepada Tertanggung atas kerusakan atau kerugian harta benda). 

MSIG Indonesia memiliki program CSR (Corporate Social Responsibility) dalam Program MSIG Biodiversity  yang sangat mendukung upaya pelestarian keanekaragaman hayati. 

Misalnya,  sejumlah karyawan melakukan edukasi Kelas Kreatif Keanekaragaman Hayati MSIG Indonesia. Kepedulian MSIG Indonesia terhadap keanekaragaman hayati membuahkan banyak prestasi. 

Dengan saling berkolaborasi upaya pelestarian bumi dan keanekaragaman hayati bisa berhasil. Langkah ini bisa membantu kita mencegah terjadinya pandemi di masa yang akan datang. Juga turut serta menciptakan lingkungan yang lebih baik untuk generasi mendatang. 

Nah, bagaimana? Apa pendapat teman-teman dengan upaya pelestarian keanekaragaman hayati ini? Apakah menurut teman-teman pandemi COVID-19 dan kerusakan ekosistem alam berkaitan erat? Apa yang teman-teman lakukan agar pendemi berikutnya bisa dicegah? 

Yuk ceritakan pendapat teman-teman di kolom komentar ya. Siapa tahu kita bisa saling menginspirasi. 


Artikel ini dikutsertakan dalam Kompetisi Penulisan Blog MSIG Indonesia, demi mendukung masa depan Bumi yang lebih baik. Cari tahu lebih banyak tentang MSIG Indonesia disini : 

Facebook : MSIG

Instagram : @msig_id

Twitter : @MSIG_ID

YouTube : Asuransi MSIG Indonesia


#MSIGIndonesia #MSIGBiodiversity #MSIGCintaBumi


29 komentar

  1. Kereeeennn, setuju banget dengan tips-tips dalam melestarikan keanekaragaman hayati terutama saat pandemi seperti ini. Pelan-pelan kebiasaan baik tersebut semoga menular dan berdampak baik untuk lingkungan sekitar kita ya mbak. Amiin

    BalasHapus
  2. Sebentar lagi bulan Ramadhan, maka sebisa mungkin lebih baik banyak beribadah di rumah ya, sebagai upaya juga bagian dari 5M

    BalasHapus
  3. Tipsnya dalam menghemat listrik & mengolah sampah bisa nih saya terapkan di dalam rumah tangga, ini juga mendukung gerakan pelestarian bumi ya mba

    BalasHapus
  4. Saya awalnya pas masuk pandemi, kadang mengeluh, Mbak. Kok ada pandemi nih, yang membuyarkan beberapa rencana saya. Namun setelah setahun, saya mulai merenung, mungkin Allah SWT ingin memberikan sesuatu, salah satunya perbaikan lingkungan. Misalnya karena orang dianjurkan di rumah saja, jadi mengurangi asap kendaraan. Wisata tutup sementara, akan menguangi sampah penggunjung, dan akhirnya laut bersih.

    BalasHapus
  5. Kalau berhemat air, listrik, dan berkebun sih sudah, Mbak Dee. Alhamdulillah kami serius mengajak anak-anak unttuk jangan boros sumber daya di Bumi, termasuk boros makanan. Yang jadi PR nih kelola sampah. Kadang masih malas memilah, tapi kebnayakan sih udah mulai kupisahkan dan kubuat pupuk kompos. Makasih ya tipsnya!

    BalasHapus
  6. Berarti lingkungan sangat erat kaitannya dengan pandemi ya? Semakin dijaga dengan baik keanekaragaman hayati, maka lingkungan dapat terjaga dengan baik juga. Ya salah satunya jangan merusak ekosistem hewan liar.

    Terima kasih atas tips kerennya Kak.

    BalasHapus
  7. Bijak menggunakan air, listrik dan sumber energi lainnya ialah cara untuk menjaga kelangsungan hidup bumi kita tercinta. Setuju banget.

    Dan kita perlu menerapkannya, ya. Semoga dengan adanya pandemi ini membuat kita semakin care terhadap lingkungan. Serta tidak menambah polusi lagi.

    Makai masker yang medis juga bisa yang sudah diproduksi ulang.

    BalasHapus
  8. Aku pernah denger dan ulas sedikit tentang adopsi hutan itu mbak. Menarik, loh programnya. Ajadi kita bis bantu menjaga kelestarian alaman hingga nanti tanpa harus terjun sendiri ke hutan

    BalasHapus
  9. Makasih tipsnya, ternyata engga cukup ya 3M. Sejatinya kita tuh 5M.
    Betul sekali harus menjaga bumi, karena sumber dayanya terbatas, selama ini udah dikuras habis nih oleh manusia.

    BalasHapus
  10. Artha Nugraha Jonar11 April 2021 pukul 21.13

    Ya bener, salah satu sampah tambahan di rumahku adalah bekas masker dan botol bekas handsanitizer. Semakin lama semakin banyak. Untuk masker, kalau keluar sebentar, berolahraga ataupun hanya dalam mobil, aku lebih memilih pakai masker kain. Semoga bisa sedikit mengurangi sampah masker ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku setuju bahwa produksi masker medis secara besar-besaran itu termasuk hal yang membahayakan keanekaragaman hayati.

      Tetapi menurutku, produksi masker kain secara besar-besaran juga membahayakan keanekaragaman hayati, apabila bahan kain yang diproduksi itu tidak sustainable.
      Sampah dari bahan tekstil yang tidak sustainable bisa mengancam keanekaragaman hayati laut.

      Solusinya memproduksi bahan masker dari bahan sustainable, misalnya bahan katun, sutera. Bukan bahan rayon atau poliester.

      Hapus
  11. Terima kasih tipsnya, Mbak. Yang dikhawatirkan selama pandemi ini adalah limbah masker ya. Semoga semakin banyak orang yang aware untuk ikut melestarikan keanekaragaman hayati ini.

    BalasHapus
  12. Wah asik banget nih selama pandemi jadi berkebun namun kan bagi yg punya tanah kosong sih.. dan bagus banget MSIG peduli terhadap lingkungan untuk cucu masa depan anak Indonesia

    BalasHapus
  13. Yeess, berkebun dan hemat air! Bisa banget dilakukan selama pandemi di rumah aja. Karena potensi limbah plastik, sisa masker medis, dan penggunaan air pasti los dol kalau kita nggak segera aware atas penggunaannya.

    BalasHapus
  14. Berkebun merupakan salah satu kegiatan yang rajin dilakukan oleh bapakku, sampe-sampe beliau ngajarin aku nanam sayur

    BalasHapus
  15. Saya sih berusaha untuk melestarikan
    Hanya saja kadang terhalang kondisi tempat tinggal saya
    Masih kontrakan tuh membuat saya terkekang bergerak

    BalasHapus
  16. Langkah yang terlihat sederhana tapi tentu bukam hal yang mudah untuk melakukannya. Banyak tantangan, terutama masalah konsisten tapi bukan berarti nggak bisa. Yah semoga banyak orang yang semakin sadar akan pentingnya melestarikan limgkungan.

    BalasHapus
  17. Banyak hal-hal kecil yang bisa dilakukan untuk melestarikan lingkungan, salah satunya memilah sampah yang dilakukan di rumah, menggunakan masker kain yang masih ku berusaha nih, soalnya masih pake masker sekali buang.

    BalasHapus
  18. setuju banget mbak Dee, dan Alhamdulillah sudah saya kerjakan semua

    karena banyak yang nampak sepele ternyata berdampak besar

    daripada menggunakan hand sanitizer yang berakhir nyampah, lebih baik cuci tangan

    BalasHapus
  19. Ramadhan ini justru makin banyak rawan pencemaran. Semakin banyak prosuksi makanan dan belanja soalnya. Perlu makin sadar nih soal melestarikan keanekaragaman hayati. Mulai dari diri sendiri dan keluarga.

    BalasHapus
  20. Kalau aku lebih ke “Donasi Hutan” mba, lebih tepatnya sampai saat ini belum pernah mencoba nya. Semoga one sqy bisa coba dan rutin ber “donasi hutan”. Terima kasih info bya yah mba Dee.

    BalasHapus
  21. Benar banget Mba jika kejadian pandemi dan juga perubahan iklim yang terjadi itu salah satu penyebabnya pola hidup manusia yg malah mencemari lingkungan atau eksploitasi terhadap alam.

    Tapi biasa sih ya manusia belum sadar kalo belum ada kejadian nyatanya.

    Oh ya aku senang deh sama perusahaan yang punya kesadaran terhadap keberlangsungan alam seperti MSIG Indonesia. Semoga makin banyak perusahaan seperti MSIG Indonesia ya

    BalasHapus
  22. Covid dan lingkungan ada kaitannya karena saat covid melanda sebagian orang melakukan Hobby termasuk bercocok tanam yang tentu akan sedikit menyumbangkan lingkungan yang lebih asri sehingga udara bersih dan lingkungan hijau makin bertambah.

    BalasHapus
  23. Efek dari pandemi ini sangat banyak sekali, dilihat dari segala sisi, sisi medis paling krusial karena bersinggungan langsung dengan virus dan Membuktikan betapa lalainya kita mengurus hal ini. Semoga akan semakin banyak yang sadar dan menerapkan tips2 diatas, hal ini bisa dimulai dari diri kita sendiri dan lingkungan terdekat kita.

    BalasHapus
  24. Penggunaan masker sekali pakai juga berpengaruh dengan lingkungan dan keanekaragaman hayati juga ya, maka 10 langkah tersebut bisa diterapkan sebagai solusinya

    BalasHapus
  25. Tidak banyak yang tau kalau pandemi ini adalah akibat dari ulah manusia yg tidak peduli lingkungan. Pernah saya baca di buku diperkirakan nanti akan ada pemusnahan masal seperti jaman dinosaurus waktu itu

    BalasHapus
  26. Wah bagus nih CSR nya MSIG yaitu MSIG Biodiversity. Seneng deh makin banyan perusahaan aware soal isu lingkungan.

    Menurutku berkaitan antara pandemi dan krisis iklim, kayak hubungan telur dan ayam gitu hehe. Sejauh ini aku berusaha meminimalisasi sampah, memilah dan mengirimkan ke lembaga pengelola dan pastinya di awal 3R.

    BalasHapus
  27. soal issue ini, saya paling tertarik memiliki mobil listrik. Krn ini mensukseskan proses pelestarian lingkungan, kebayang kan emisi karbon yg dihasilkan oleh kendaraan bermotor

    BalasHapus
  28. Aku di ke-10 nya sebenarnya hampir semua kecuali penggunaan plastik dan adopsi hutan. Tapi memang dengan adanya pandemi semua kebutuhan ikut melonjak seiring kekhawatiran :")

    Makanya ya kalau ga dijaga bisa2 anak cucu ga merasakan keindahan hayati yg kita miliki sekarang

    BalasHapus