Saya masih ingat, hari pertama di tahun 2009, kesedihan datang menerpa. Tahun 2009 harus diawali dengan ucapan selamat papa. Setelah bergumul dengan penyakitnya, papa sembuh nafas terakhirnya.
Saya sangat terguncang. Saya sangat dekat dengan papa. Kami sering menghabiskan waktu bersama. Mulai dari sekadar jalan-jalan ke toko buku atau menghabiskan waktu menonton di taman kota.
Kehilangan papa tentu tak hanya membuat saya terguncang secara emosi, tapi juga dari sisi finansial.
Sebagai anak sulung, tentu tanggung jawab mencari nafkah berpulang pada saya. Saya harus menafkahi mama dan ketiga adik saya yang masih kecil-kecil.
Ini yang membuat rasa sedih kehilangan papa semakin mendalam. Ada beban berat yang harus saya pikul.
Gejala yang Dirasakan Saat Kehilangan Orang Tersayang
Saat kehilangan papa, ada banyak hal yang saya rasakan. Tak hanya sedih, namun ada banyak hal yang berkecamuk di dada.
Hal ini sebenarnya wajar secara psikologis. Menurut Stroebe & Schut, beberapa gejala yang umum dirasakan orang yang mengalami kesedihan dapat menderita dalam lima kategori berbeda: secara fisik ditandai dengan sulit tidur hingga kehilangan nafsu makan, kognitif seperti sulit fokus terhadap satu hal, emosional seperti rasa bersalah dan marah terhadap keadaan, interpersonal ditandai dengan menarik diri dari pergaulan, terakhir adalah perubahan gaya hidup dari keadaan sebelumnya.
Semua itu saya rasakan. Tak bisa dipungkiri, semua itu membuat saya merasa terpuruk. Hidup terasa semakin berat.
Cara Menghadapi Kesedihan Ditinggal Orang Tersayang
Kehilangan orang tersayang tentu menghadirkan kesedihan yang sangat mendalam. Meski berat, namun harus dihadapi.
Saya tak boleh terpuruk, saya harus bangkit. Demi mama dan adik-adik saya. Dan tentu demi diri saya sendiri.
Setiap masalah, tentu ada solusinya. Termasuk bagaimana saya bisa menjalani kesedihan ditinggal oleh papa. Ada empat cara yang saya lakukan untuk menghadapi kesedihan ditinggal orang tersayang.
Menyadari bahwa kesedihan adalah hal yang normal
Kehilangan orang tersayang pasti membuat kita sedih. Kesedihan itu hal yang wajar.
Menurut Elisabeth Kübler-Ross seorang penulis sekaligus psikiater yang berasal dari Amerika-Swiss, mengatakan ada lima tahapan kesedihan secara umum yang dituliskan dalam buku “The Five Stages of Grief”: Penyangkalan (Denial) , Marah (Anger), Menawar (Bargaining), Depresi (Depression) dan Menerima (Acceptance).
Berdasarkan teori ini ditulis bahwa kesedihan adalah hal normal yang harus dilalui. Dibandingkan menyangkal setiap sisi kesedihan, lebih baik dengarkan dan berikan waktu, sadari bahwa perasaan ini akan berlalu.
Jangan menahan diri untuk menangis
Saya masih ingat, setelah kepergian papa hampir setiap hari saya menangis. Saya tak segan-segan menumpahkan air mata.
Saat sedih, kita tak perlu menahan diri untuk menangis. Menangislah saat sedang bersedih.
Berdasarkan studi dari Frontiers in Psychology mengungkapkan menangis dapat melepaskan oksitosin dan endorfin. Sehingga menangis memiliki efek langsung untuk menenangkan perasaan seseorang.
Curhat kepada orang terdekat
Bercerita mungkin tidak dapat mengembalikan keadaan kehilangan, namun bercerita dapat melegakan beban kesedihan. Apalagi jika kita bercerita pada orang yang pernah mengalami hal yang sama tentunya memberikan kekuatan dan perasaan tidak sendiri.
Setelah kepergian papa, saya selalu menceritakan kesedihan saya kepada suami yang dulu masih berstatus sebagai pacar. Suami tentu sangat mengerti kesedihan saya. Dia bahkan sudah ditinggal oleh bapaknya saat masih berusia 6 tahun.
Ini membuat saya merasa tidak sendirian. Bahkan mampu menyemangati saya untuk bisa bangkit dari kesedihan. Sama seperti yang dilakukan oleh suami.
Menyibukkan diri dengan berbagai aktivitas positif
Menyibukkan diri dengan berbagai aktivitas positif bisa membuat kita sedih melupakan kesedihan yang ada.
Bukan untuk melarikan diri dari perasaan sedih, tetapi melakukan kegiatan yang disukai dapat membantu meningkatkan suasana hati dan membentuk diri sendiri. Misalnya menonton film, berjalan-jalan ataupun sekedar menulis sekaligus bentuk terapi rasa kesedihan.
.
Bersama FWD Care Recovery, Ayo Bangkit Setelah Ditinggalkan Orang Tersayang
Hidup memberikan banyak risiko yang harus kita tangani. Tentunya kita perlu memberikan perlindungan terhadap hidup yang penuh resiko ini.
Lindungi hidup dengan memiliki asuransi jiwa dan asuransi kesehatan. Agar hidup lebih tenang dan nyaman.
FWD Insurance sebagai asuransi terbesar yang ada di Indonesia, memberikan berbagai pelayanan resiko bagi para nasabahnya sebagai bentuk perlindungan dari segala.
Salah satu program dari FWD Insurance adalah FWD Care Recovery Plan sebagai bentuk dukungan emosional kepada keluarga yang ditinggalkan setelah dilakukan klaim. FWD Care Recovery Plan tidak dikenakan biaya lagi bagi nasabah yang sudah tergabung sebelumnya.
Beberapa layanan yang ditawarkan oleh FWD Care Recovery Plan adalah :
Layanan konseling mental
Perawat rumah perawatan
Konsultasi ahli gizi
Transportasi medis lokal
Fisioterapi
Konsultasi Hukum
Kehilangan Orang Tersayang itu Berat, Namun Harus Dihadapi
Kehilangan orang tersayang itu berat, namun harus dihadapi. Teman deestories yang merasakan kesedihan ditinggal orang tersayang, bila bingung harus berbuat apa, jangan segan untuk menghubungi FWD Insurance.
Baca Juga : 5 Tips Memilih Asuransi yang Tepat Agar Sesuai dengan Kebutuhanmu
FWD Insurance adalah perusahaan terbaik Asuransi Jiwa dan Asuransi Kesehatan yang ada di Indonesia ini memiliki program yang dapat membantu mendampingi kita melewati kesedihan melalui FWD Care Recovery.
Informasi lebih lanjut bisa mengunjungi website dari FWD Insurance atau hubungi Call Center di nomor 1500 525.
Jadikan hidup kita lebih bermanfaat sepeninggal orang yang disayangi. Bersama #FWDPressPlay , bangkit setelah ditinggalkan orang tersayang.
Lengkap banget ya layanan yang ditawarkan oleh FWD Care Recovery Plan dalam mendampingi orang-orang dalam menghadapi rasa kehilangan. Ini penting loh karena tidak semua orang bisa dengan mudah melewati masa-masa menyedihkan tersebut
BalasHapusBener banget mbak, kalau tidak kuat dalam melewati masa menyedikan ini, bisa berujung mengalami gangguan kejiwaan.
HapusGak ada salahnya bersedih atau menangis kadang itu buat menjadi lega. Perlindungan jiwa itu penting ya supaya bisa move on ke depannya. FWD Care Recovery Plan layanannya banyak ya
BalasHapusKehilangan orang tercinta menyisakan kepedihan yang tak terkira. Salut buat FWD Insurance yang punya program FWD Care Recovery Plan sebagai bentuk dukungan emosional kepada keluarga yang ditinggalkan setelah dilakukan klaim
BalasHapusYg dialami sama saya rasakan. Dua thn berlalu sejak bapa meninggal lalu datang covid sy masih berusaha memulihkan diri
BalasHapussusah memang menyembuhkan luka kehilangan, pertama kita akan menyangkal jika mereka yang kita sayangi telah pergi tapi disaat kita sendiri pasti akan teringat lagi, nggak terasa air mata netes sendiri
HapusCurhat dengan orang terdekat memang jadi cara yang ampuh untuk mengatasi kesedihan ya mbak. Apalagi kalau ikutan juga program FWD Care Recovery yang dapat membantu mendampingi kita melewati kesedihan.
BalasHapusSaya pun masih memulihkan diri sejak kehilangan ibu di tahun 2015 lalu. Sampe sekarang masih sering nangis karena rindu.
BalasHapusDi tinggal orang tersayang, apalagi itu orang tua, pasti akan membuat kita sangat terguncang. Siapapun yang mengalami. Namun, kita tetap harus bisa bangkit, move on setelah beberapa waktu. Jangan sampai keterusan dalam kesedihan.
BalasHapusBaru aja seminggu lalu kakak meninggal dunia karena sakit. Aku udah merelakan jauh2 hari sebelum kejadian itu karena sebelumnya udah lebih dari 2 tahun sakit dan sempat bolak balik ke rumah sakit. Untung aja dia punya asuransi. Jadi tidak memberatkan keluarganya.
BalasHapusInnalillahi wa inna ilaihi roji'un, turut berduka cita, semoga beliau husnul khotimah. Puny asuransi jadi tidak terlalu memberatkan ya, Kak
HapusSebelumnya, saya ucapkan turut berdukacita atas kepergian sang ayah tercinta ya. Semoga beliau ditempatkan di tempat terbaik di sisi Allah, 🤲🤲...
BalasHapusTerkadang memang kita perlu menangis agar perasaan jadi sedikit lebih lebih lega. Curhat dengan orang terdekat juga bisa menjadi opsi untuk mengurai kesedihan yang mendalam.
Baru kali ini tau ada asuransi yang juga mengurusi masalah mental health. FWD insurance memang beda ya dibanding asuransi yang lain.
BalasHapusSama nih Mba Indri, saya juga baru tau. Berarti FWD juga peduli terhadap keluarga yang ditinggalkan orang tersayang. Biar kondisi mental health tetap terjaga
HapusMenyibukkan diri itu yg paling ampuh. Tapi juga susah sih. Karna kadang kita terlalu larut dalam kesedihan dan nggak punya tenaga untuk beraktivitas hehe
BalasHapusHarus bangkit ya mbak. Ya Allah semoga pas Allah ambil orang tersayang, Allah sudah menyiapkan diri kita untuk kuat dan bisa hidup seperti biasa.
HapusKalau menyibukkan diri itu nanti begitu malam datang atau pas lagi sepi bakal terasa lagi. Ya tapi mau gimana lagi emang itu sih cara paling instannya
HapusKetika kehilangan seseorang apalagi keluarga pasti akan mengalami kesedihan. Tapi kita enggak boleh bersedih terlalu lama dan berlarut, harus segera bangkit dan mencari aktivitas yang positif
BalasHapusSebelumnya saya ucapkan turut berdukacita ya mba atas meninggalnya papa. Dulu saya juga kehilangan Bapak di usia 9 tahun dan saya anak tunggal. Adanya FWD insurance ini bisa banget jadi pegangan untuk sisi finansial ya
BalasHapusKehilangan seringkali menyisakan rindu ya mba. Hebat dan kuat karena Allah yg maha menguatkan.. sedih lalu menangis sangat melegakan, masa2 itu akan dilalui. Dan mba ketemu paksu yg juga ditinggal ayah malah jauh lebih cepat yaa di usia 6 tahun. Semoga bisa saling menguatkan selalu ya mba
BalasHapusMenurut pengalamanku, yang paling berat adalah fase menerima. Karena disini semuanya diuji dan harus benar-benar bisa berpikir dengan jernih...
BalasHapusBetul mba fase menerima ini butuh waktu agak lama kalau aku dulu waktu kehilangan bapak juga
HapusKehilangan adik setahun yang lalu itu, pukulan beraaat banget buatku mbak Dee
BalasHapusaku lama banget bisa "menerima" walau memang tahu itu harus dihadapin ya
Setuju. Menghadapi kehilangan itu penting. Gak papa untuk sedih dan menangis karena itu hal sangat normal. Memang butuh waktu, tapi percaya kalau kita bisa melewati semua
BalasHapusJadi Inget pas kehilangan papa mama mertua, aku ga nangis saat di rumah sakit Krn terlalu sibuk ngurusin admin dll. Tapi di rumah, baru semua sedih itu kayak tsunami datangnya, nangis sepuasnya ðŸ˜. Krn jujurnya aku jauuuh lebih Deket ke mertua drpd ortu sendiri . Makanya kehilangan mereka bener2 kayak pukulan . Tapi setelah nangis, baru ikhlas bisa datang.
BalasHapusAsuransi jiwa penting BANGETTTT. Aku dan suami juga punya mba. Buat bekal anak2 atau salah satu dari kami jika berpulang. Ga ada yg tau usia seseorang kan, ga ada salahnya punya pegangan kayak asuransi jiwa ini
Bersyukur Banget Mbak fanny bisa deket dengan sosok mertua, pastinya punya kenangan indah banget dengan mertua rasa orang tua, ya.
HapusJadi kepikiran juga tentang asuransi jiwa ini, Mbak. Memang penting ya sepertinya
Tetap ada sisi positif yang selalu bisa kita syukuri ya, kka Fan.
HapusMashaAllah~
Aku baru paham mengenai pentingnya asuransi apalagi untuk kesehatan psikis bersama FWD Care Recovery.
Keren sih paket layanan recoverynya ada soal kesehatan mental dan lain-lain. Moga banyak yang terbantu, ya
BalasHapusbercerita kepada orang terdekat ini lah yang belum mampu banyak saya lakukan karena saya tipikal orang yang ga muah bercerita ke orangain, lainnya kalau sedih saya lakukan
BalasHapusBisa konsultasi hukum juga ya.
BalasHapusBagus ini jadi kalau ada apa-apa terkait kesehatan dan apa yg perlu dikonsultasikan bisa di satu tempat aja
Saya bisa merasakan kesediahan yang Mbak Dian rasakan saat kehilangan Papa. Apalagi tanggung jawab keluarga langsung berada di pundak Mbak Dian. Namun Insya Allah selalu ada jalannya. Kita yang ditinggalkan harus terus semangat melanjutkan hidup.
BalasHapusRasa sedih karena kehilangan memang jangan dilawan ya... Keren nih ada program FWD Care Recovery dari FWD Insurance...
BalasHapusdetail banget ya FWD Insurance dalam memberikan perlindungan untuk nasabahnya, ini membantu banget untuk masyarakat yang butuh konsultasi akan kehilangan
BalasHapusPernah di posisi ditinggalkan orang terdekat dan memang sedihnya sangat terasa sekali, namun seiring berjalannya waktu kita pun tersadarkan untuk kembali bangkit dan menjalani hidup dengan normal
BalasHapusProses untuk atasi kesedihan akan ditinggalkan seseorang pada tiap orang tak sama. Sehingga kita perlu memberikan perlindungan terhadap hidup yang penuh resiko ini termasuk kehilangan seperti ini. Syukurnya ada FWD Care recovery Plan yang bantu atasi
BalasHapusSaya pernah sedih, tapi menyibukkan diri dgn hal positif bisa mengurangi rasa kesedihan itu.
BalasHapusTeorinya begitu, praktiknya sulit... hahaha. Pas kehilangan adikku yg No. 2, dunia rasanya runtuh eh. Kami cuma beda 2thn, dan sejak kecil sampe udah nikah, sama2 punya anak, kami tetap kayak bayangan yang saling mengikuti. Bahkan dibandingkan kedekatan dengan ortu, aku lebih dekat sama adikku ini krn di usia kami yg sangat mudah, kami berdua udah merantau ke Jawa. Juli nanti 2thn, dan selama hampir 2thn ini, aku masih berusaha memulihkan diri (dan belajar tidur lagi... hahaha, iya hampir 2thn terakhir aku jarang tidur).
BalasHapusYang kusyukuri, adikku itu meninggal, tapi anak istrinya tetap terjamin. Ini karena sejak pertama mulai kerja, dia udah punya perlindungan tambahan.
Sedihnya nggak bisa digambarkan dengan kata-kata ya Mbak dan pastinya berlarut. Memang nggak mudah sama sekali kehilangan orang saya tapi itulah takdir, meski berat tetap harus dihadapi .
BalasHapusInna lillahi wa inna ilaihi rajiun.
BalasHapusSemoga Allah limpahkan kebaikan jariyyah Ayahanda melalui putra-putrinya hingga kini.
Bersama FWD Care Recovery,
Semoga luka yang dirasakan perlahan bisa memberikan kesembuhan. Meski gak sempurna, namun cukup untuk bisa tersenyum kembali.
Saya merasakan ketika ditinggalkan orangtua tercinta. Papa meninggal di 2002 mama di 2014, rasanya dunia ini langsung runtuh. Seperti yang mbak Dee sampaikan akupun banyak curhat dengan orang terdekat dan tidak menahan tangis, dipuaskan tangisnya
BalasHapusDennise Sihombing
Terimakasih mbaa tipsnya, terakhir merasa kehilangan bangett sampe yg nangis gitu pas pandemi kemarin. ya Allah bener2 ngga hanya butuh waktu lama buat moveon, tapi juga strategi lain kayak tips di atas.
BalasHapusAwalnya kukira menangis itu cengeng
BalasHapusTernyata memang manusia harus menangis untuk sehat
Karena emosi harus tersalurkan
Kalau nggak nangis justru bisa jadi penyakit ya mbak. Gapapa kok nangis ituuuu. Nangis bukan berarti lemah.
HapusNah, iya Mbak, memang berat banget ditinggal orang tersayang. Saya pernah mengalami itu pas ditinggal mama. Berat badan pun benar-benar sampai turun drastis saking gak mau makan. Alhamdulillah sekarang sudah bangkit. Rasa sedihnya sudah bisa dikelola.
BalasHapusAlhamdulillah juga sekarang ada asuransi seperti FWD ya. Orang yang ditinggal orang terkasih dan terdekat bisa mendapat pendampingan.
Baru kehilangan nenek rahimahullah. Berat tapi harus diterima. Terima kasih tipsnya
BalasHapusSalah satu hal yang sering dikatakan sekeliling kita adalah jangan nangis. Padahal menangis itu visa nerelease emosi negatif juga sedih kita ya. Alhamdulillah ada fwd juga yang bs mendampingi masa-masa tang tidak mudah itu.
BalasHapusLengkap banget nih FWD Care Recovery Plan, programnya selain menjamin finansial buat keluarga yg ditinggal tetapi ada konsultasi kesehatan mental juga.
BalasHapusWah keren nih layanan FWD Care Recovery Plan, pastinya sangat membantu bagi yang sedang mengalami kesulitan setelah ditinggalkan anggota keluarga yang memiliki peran penting terutama dalam finansial keluarga.
BalasHapusBenar mbak kehilangan orang tercinta itu berat ya tapi harus bisa dihadapi agar hidup kita tetap bahagia dan tidak hancur sebab tidak bisa mengendalikan kesedihan. Terima kasih tipsnya mbak, berguna sekali
BalasHapusKetika seseorang kehilangan orang terdekat, memang dukungan orang lain dan sekitarnya sangat penting ya Mbak. Keren juga FWD yang sudah membuat program Care Recovery Plan. Bisa membantu para kliennya untuk melewati masa-masa sulitnya.
BalasHapusKehilangan orang tersayang itu bisa bikin depresi berkepanjangan loh mbak. Aku mengalaminya dan butuh waktu untuk bisa bangkit lagi.
BalasHapusSemoga dengan bantuan yang tepat, kita semua bisa memberikan kembali kesempatan bagi diri untuk tetap bisa bersemangat bangkit dan menjalani amanah kedua orangtua, melanjutkan jariyyah beliau di sepanjanh hayat.
BalasHapusDian keren banget dan sukses untuk menjadi tulang punggung keluarga.
Memang Kita perlu menyadari kalau kehilangan seseorang yang tersayang itu berat, sedih boleh tapi jangan berlarut-larut. Memang asuransi Kaya FWD ini perlu juga sih buat jaga-jaga di masa depan. Kita nggak pernah tahu apa yang akan terjadi soalnya
BalasHapusButuh waktu memang dan semua prosesnya harus dijalani aja. Kalo perlu nangis ya nangis aja insyaallah akan jd lebih baik rasanya. Menyibukkan diri juga penting supaya ga keinget trs ya
BalasHapuskehilangan anggota keluarga itu memang sangat bikin sedih ya, mbak. kalau saya dulu pas ayah meninggal sebenarnya cukup cepat sih menerimanya tapi kadang sampai sekarang suka merasa menyesal karena tidak bisa merawat almarhum ayah dengan lebih baik semasa hidupnya. huhu
BalasHapusKehilangan orang tua itu memang sedih ya. Seperti kehilangan tempat bersandar. Aku yang kehilangan ayah 12 tahun lalu, sedihnya masih ada sampe sekarang.
BalasHapusIya kehilangan orang yang kita sayang itu memang berat banget ya, mbak. Bahkan ada yang sampai harus ke psikolog buat menghadapinya
HapusKehilangan orang orang terkasih terutama salah satu orangtua itu sangat membuat kita terpuruk, sepertiga nyawa kita berasa hilang. Namun harus tetap dihadapi semangat untuk yang sudah kehilangan otangtua dan mari kita jaga orangtua yang masih ada semaksimal mungkin
BalasHapusKetika papah wafat, saya sempat kayak agak linglung. Gak langsung nangis juga. Karena alm dalam keadaan sehat. Tau-tau wafat gitu aja. Proses penerimaannya memang cukup lama. Curhat dengan orang terdekat memang jadi solusi juga
BalasHapusBerusaha menahan tangis tapi memang tak mudah. Tapi satu sisi ada juga yang tak bisa langsung menangis. Smoga slalu dikuatkan
BalasHapusPastinya kita ingin selalu bersama dengan orang yang tersayang namun jika takdir berkata lain maka kita harus menerima. Bersyukur sudah ada FWD Insurance ya mbak sehingga proteksi dalam risiko hidup dapat diminimalkan
BalasHapusDitinggal orang yang kita sayangi itu gak mudah, karena memang bagaikan dunia itu runtuh. Kayak waktu aku ditinggal sama papa dan mamaku, semingguan kayak masih bengong-bengong gak percaya. Tapi mau gak mau kita harus menerima itukan.
BalasHapusKehilangan memang selalu menyakitkan, Mbak. Dan menerima itu bukan hal yang mudah. Aku kalau lagi sedih, juga suka menyibukkan diri agar lupa akan kesedihannya.
BalasHapusKehilangan terberat saat ditinggal Mbah yang benar-benar paham dan mengasihiku
BalasHapusBenar2 kalau diingat2 dan flashback saat itu rasanya emosi dan suasana tidak karuan diungkapkan, apalagi terkoyaknya hati
Baru kemaren juga dtinggal kucing satu satunya, sedihnya ya Allah
berusaha merelakan, tetapi tetap ingat dan tiba2 nangis T_T
Kehilangan org yang disayangi pasti menyakitkan. Emang kudu banyakingat kalau dunia ini cuma tempat perhentian sementara ya.
BalasHapusBTW aku penasaran kalau FWD itu apakah produk asuransi kesehatan dan jiwanya dijadikan satu atau masing2 ya?
Sedih wajar ya maak tapi jangan larut dalam kesedihan pada dasarnya hidup terus berjalan, kita juga bakal meninggalkan dunia ini entah kapan.
BalasHapusPentingnya asuransi kemarin tmnku suaminya tiba2 meninggal padahal sehat bugar pas meeting online tiba2 ambruk untung cicilan dkk ada asurandinya sehingga istri dan 2 anak tidak dibebani hutang.
Cicilan smua dianggap.lunas dan asuransi cair buat bekal anak2 sekolah.
I feel you, tapi aku kehilangan adek tercinta, yang sampai sekarang terasa sesak kalau mengingatnya...kangen rasanya ingin mengulang cerita. Tapi Allah pasti lebih tau apa yang terbaik untuk umatnya
BalasHapusKehilangan ini salah satu fase BERAT yang diriku sendiri masih berusaha memproses Mak. Tentang state of grief, sekarang dah ada updatenya bahwa fasenya ada 7 dan ngga linear. Mungkin setelah beberapa bulan bisa menerima, lalu balik lagi ke fase anger karena satu dan lain hal. Bukan berarti kita ngga berprogres atau mundur, simply karena ada suatu faktor aja. Tinggal gimana cara kita maju untuk berdamai kembali dengan keadaan.
BalasHapusfase berat setelah kehilangan itu adalah berdamai dengan diri sendiri ya mak. dan bersiap untuk menerima taqdir yang sudah diberikan Allah
BalasHapusmengalaminya saat ditinggal ibu pas masih kecil, tiap malam habis solat sedih banget, sampe nyesak gitu di dada, tapi perlahan mulai bisa menerima takdir itu
BalasHapusKehilangan seseorang yang kita sayang memang menyakitkan, tetapi aku setuju jangan pernah menahan tangis. Menangislah hingga beban sakit jadi berkurang.
BalasHapuswaktu Almarhum bapak meninggal aku nggak menangis sama sekali kak, karena saya sebagai anak sulung dipaksa sat set menangani semuanya, tapi setelah semua tamu pulang baru nangis kenceng (di kamar mandi biar nggak ada orang yang dengar )
BalasHapusMenarik banget ya ini sampai ada konseling mental juga. Bisa mendampingi bagi yang kehilangan orang tersayang. Soalnya pernah liat juga, suami yang kehilangan istrinya kondisinya langsung drop. Awalnya terlihat sehat dan bugar walaupun udah tua, begitu istrinya meninggal, kondisinya sudah terlihat sangat tua dan kayanya lemah banget.
BalasHapusini harus dipahami semua orang ya.
BalasHapuskarena tdk mudah, tp ttp harus dipersiapkan
Menangis diperbolehkan untuk release emosi ya Kak, jangan malah ditahan karena malah jadi kacau-balau.
BalasHapusAsuransi FWD keren banget ini, gak hanya menyediakan asuransi jiwa tapi juga layanan konseling dll untuk keluarga yg tinggalkan untuk selamanya.
Umumnya ketakutan anak adalah ditinggalkan orang tua untuk selamanya. Siapa lagi nanti orang terdekat kalau mereka sudah nggak ada? Setelah kejadian, pastilah sedih, Mbak. Namun kepergian mereka justru membuat kita mandiri karena sekarang harus mampu berusaha sendiri.
BalasHapusSekarang berada di posisi "gimana anak-anak kalau aku sudah harus pulang?" :'(
BalasHapusPasca berduka, yang perlu dilakukan memang menerima perasaan sedih itu dulu ya biasanya. Tapi sebaiknya jangan berlama-lama, segera isi hari-hari dengan kegiatan positif. Walaupun terseok-seok, nanti pasti akan terlewati juga. Baru tahu nih FWD ada program recovery plan. Di masa sekarang, bagi orang yang sulit berbagi perasaan, ada bagusnya menggunakan jasa profesional.
BalasHapusDitinggal orang yang tersayang memang sangat menyedihkan. Kita harus bangkit dan menyibukkan dengan aktivitas lainnya.
BalasHapusAku pernah ada di posisi seperti itu, kehilangan bapak, ga ada gejala sakit atau apapun, justru setelah terakhir opname dokter juga bingung
BalasHapusbapak meninggal di saat kondisi sehat, mudah banget prosesnya, hiks
cukup lama saya terpuruk, tapi harus segera bangkit karena ada mama yang juga butuh untuk dikuatkan, untung suami saya pengertian banget
Rasanya emang ga karuan kalau ditinggal sama orang yang kita sayangi. Bagus juga nih FWD ada program recovery plan. Bisa untuk mengembalikan psikis setelah ditinggal orang yang disayang.
BalasHapusAsuransi penting banget ya buat anak dan keluarga. Jika suatu saat kepala keluarga tiba-tiba meninggal, kesedihannya cukup di hati. Tapi untuk keuangan masih bisa bertahan.
BalasHapusbetul mba minimal ada asuransi kesehatan dan asuransi jiwa ya. saya sendiri baru ada kesehatan pakai BPJS saja kalau yang lainnya ya belum ada
BalasHapusDulu Papahku sakitnya lama 3 tahun, udah pasif diem aja di tt tidur, makan juga pakai sonde. Udah siap kalau sewaktu-waktu dipanggil. Eh...ternyata engga juga...tetep sedih, engga punya Bapak lagi...Tapi dulu ya belum ada FWD kayak sekarang yah. Bisa konsultasi mental health
BalasHapuswahh, ternyata ada yaa asuransi buat recovery, termasuk layanan kesehatan mental juga
BalasHapusSedih emang wajar sih. Lebik baik ditumpahkan daripada ditahan2. Alangkah lebih baik utk mengurangi kesedihan, kita harus persiapkan lainnya. Misalnya asuransi jiwa dari FWD ini.
BalasHapusHealing ke pantai salah satu caranya juga
BalasHapusMeski sangat lama prosesnya
Bekas sakitnya selalu ada
Mbakkkk.. aku ikut sedih .. aku lihat ibuku sakit aja rasane wes bikin melow lho mbak. Aku jd banyak belajar nih dr tulisan ini
BalasHapusKehilangan orang tersayang itu berat. Kalau aku, biasanya tak puasin nangis. Habis itu capek dan tidur. Biasanya setelah bangun lebih plong, udah mendingan meski masih sedih dan berat.
BalasHapusSedihnya belum sembuh betul, kudu menghadapi kenyataan bahwa menjadi anak pertama dengan segala tanggungjawabnya. Luar biasa, Di.. Kamu bisa melewati masa-masa berat seperti ini. Bareng FWD Care Recovery Plan, bisa dibantu untuk menyembuhkan luka psikis yang gak terlihat.
BalasHapuskehilangan orang tersayang memang sedihnya luar biasa, kalau curhat pada orang terdekat dirasa belum mampu menghilangkan kesedihan, memang ada baiknya meminta pertolongan pihak profesional ya seperti FWD Care Recovery ini
BalasHapusbener kak, kalau sedih jangan ditahan. yang ada cuma jadi bom waktu pikiran dan perasaan. karena aku juga ngalamin banget hal ini
BalasHapusLayanan asuransi dari FWD Care Recovery ini keren ya, karena keluarga yang berduka bisa mendapatkan layanan yang maksimal, apalagi keluarga dalam posisi ini kerap merasa terpuruk hingga tidak jarang mengalami masalah mental, butuh dukungan kuat untuk bangkit dan melanjutkan hidup.
BalasHapusPerasaaan sedih kita juga butuh divalidasi, bahkan olehkita sendiri. Apalagi pasca ditinggal orang yang kita kasihi
BalasHapusYa Allah pernah kehilangan nenek tersayang dan lama sekali move on..nya cara ini bisa diterapkan ini .. utk siap-siap dengan hal tak terduga
BalasHapusMove on tuh susah banget kadang meski udha cerita panjang lebar kayaknya masih pengen cerita teruussss. Dan bakal hilang kalo kita sendiri yg ikhlasin..
BalasHapuswajib banget melindungi orang yang tersayang ya mba, biar yang sedih kita aja deh mereka bahagia kadang sampai gitu ya. Makasih ya mba rekomendasi asuransinya
BalasHapus